Dealing
Cast:
Lim Chaerin ~ Park Jimin
Genre:
Lemon / Lime (AU - Alternate Universe)
* * * *
Memiliiki orang tua
dengan kemampuan ekonomi yang sangat baik serta pendidikan yang tidak kalah
mendukung tidak serta merta membuat Chaerin merasa senang. Jujur saja, ia
bangga dilahirkan dari seorang Ibu yang memiliki kuasa penuh atas sebuah rumah
sakit dan seorang Ayah yang begitu memahami cara menjalin hubungan dengan pihak
asing. Namun di balik rasa bangga tersebut, terselip perasaan tertekan yang
belakangan ini selalu menghantuinya.
Rasa tertekan itu timbul
seiring dengan fase hidup baru yang tengah dijalananinya. Ya.. dia baru saja
menamatkan studi untuk meraih gelar pertamanya dengan nilai yang sangat
memuaskan. Tidak sampai di situ, setelah kelulusannya ia langsung mendapatkan
banyak tawaran baik untuk bekerja maupun beasiswa untuk melanjutkan studinya. Namun
bukan itu yang membuat ia merasa tertekan. Bukan karena tawaran bekerja atau
beasiswa yang silih berganti datang kepadanya. Melainkan sebuah ucapan yang
terdengar seperti peringatan dari sang Ibu di telinganya.
Setiap harinya ia
merasakan perasaan berat di dalam hati. Hingga membuat ia enggan untuk bertatap
muka dengan sang Ibu. Sangking enggannya Chaerin selalu menyibukkan dirinya di
luar rumah. Baik itu untuk bekerja maupun melakukan pekerjaan yang sama sekali
tidak berguna. Contohnya sepeti malam itu.
Chaerin yang tahu bahwa
sang Ibu pasti akan membicarakan mengenai tuntutan yang telah berubah menjadi
sebuah tindakan itu lebih memilih untuk bertemu dengan Gyuri dan Taehyung,
teman sekaligus sahabatnya, setelah jam kerjanya berakhir. Gadis itu bahkan langsung
mengendarai mobilnya menembus keramaian malam yang terlihat lebih ramai karena
sudah menuju akhir pekan. Tidak peduli dengan banyaknya mobil yang juga tengah
memenuhi jalanan ibukota.
Chaerin terus menginjak
pedal gasnya walau sesekali berpindah pada pedal rem. Tangannya juga sibuk
memutar kemudi mobil untuk mengarahkan arah kendaraan agar melaju sesuai dengan
apa yang ada di dalam pikirannya.
Perjalanan yang cukup
panjang karena harus bersusah payah melewati banyaknya mobil lain akhirnya
berakhir juga. Chaerin segera mematikan mesin mobilnya, melihat pada kaca spion
untuk menilai penampilannya, dan barulah ia membuka pintu di sisi kirinya.
Bersamaan dengan kendaraannya yang terkunci, sebuah pesan singkat masuk ke
dalam ponselnya. Chaerin lantas membuka pesan tersebut dan membaca isinya.
Seulas senyum pun terbentuk sebelum pada akhirnya ia merajut langkahnya masuk
ke dalam sebuah tempat hiburan malam yang kerap ia datangi bersama dengan
teman-temannya.
Gemerlap lampu dan suara
musik yang keras langsung menyambut kedatangan Chaerin. Kondisi yang sudah
sangat familiar untuk dirinya. Karena itu tidak sulit bagi Chaerin untuk masuk
lebih dalam, melewati banyaknya tubuh-tubuh manusia yang tengah sibuk berdansa
diiringi alunan musik up-beat, hingga
menemukan kedua sahabatnya yang tengah menikmati minuman mereka. Tanpa membuang
waktunya, gadis itu segera melangkahkan kaki jenjangnya menuju Gyuri dan
Taehyung yang tengah berbincang dan sesekali menyesap cairan di dalam gelas
yang mereka pegang.
Chaerin mendudukkan
bokongnya tepat di tengah kedua sahabatnya. Kemudian meraih gelas milik
Taehyung dan menenggak habis isinya. Tindakannya itu menarik minat kedua
sahabatnya yang sejak awal sudah begitu penasaran dengan dirinya.
āJadi apa lagi yang Ibumu
lakukan?ā Gyuri membuka suaranya setelah menyesap kembali minumannya.
Helaan berat lolos dari
bibir Chaerin. Matanya ikut terpejam barang beberapa saat demi mendapatkan
ketenangan dari masalah yang sang Ibu hadiahkan untuknya.
āJangan katakan kalau
Ibumu merancang pertemuan antara kamu dan..ā
Belum juga Gyuri
menyelesaikan kalimatnya, Chaerin lebih dulu memotongnya dengan menatap tajam
ke depan.
āRencananya sudah
terjadi! Karena itu aku ada di sini.ā
Gyuri menarik salah satu
sudut bibirnya dan kembali membuka suaranya.
āJadi bagaimana pria yang
rencananya akan dijodohkan dengan mu jika kamu tidak kunjung mengenalkan āteman
spesialmuā?ā
Chaerin menghela kasar.
Rasanya ia ingin berteriak ketika mengingat siapa pria yang sang Ibu rencanakan
untuk menjadi pendampingnya kelak.
āJika dinilai dari
penampilannya, maka aku akan mengatakan dia sempurna. Tetapi dia adalah pria
yang selalu merasa paling segalanya hingga tidak ada yang boleh mengalahkannya
dan tentu ia juga memiliki harga diri yang kelewat tinggi. Aku tidak bisa dan
tidak menyukainya!ā
āHarga diri tinggi?
Bagaimana kamu tahu, bukankah kamu baru bertemu dengannya??ā
Taehyung yang sebelumnya
hanya diam mendengarkan kini ikut membuka suaranya karena rasa penasaran yang
semakin menggerogoti dirinya.
Lagi-lagi Chaerin menghela.
āKami pernah berada di
kelas kursus yang sama saat masih sekolah. Saat itu ia terlihat begitu
berambisi dengan keiinginannya untuk melanjutkan sekolah ke tingkat perguruan
tinggi. Awalnya aku pikir itu biasa saja, karena semua orang yang mengikuti
kursus pasti memiliki ambisi seperti tiu. Namun yang membuat aku akhirnya tidak
suka adalah sifat buruknya yang selalu muncul setiap kali ada siswa yang lebih
baik darinya.ā
Chaerin menjeda
kalimatnya. Emosinya yang meluap membuat ia lupa caranya bernapas saat sedang
berbicara hingga ia akhirnya berbicara tanpa menarik dan menghembuskan udara
dari hidungnya.
āYang lebih membuat aku
kesal adalah, saat kami bertemu ia terlihat menatapku dengan tatapan yang tidak
biasa. Entah apa, yang pasti aku tidak suka! Aku tidak mau menghabiskan hidupku
bersama dengan orang seperti dia.ā Keluh Chaerin.
Taehyung merebut kembali
gelasnya dari tangan Chaerin dan menuangkan kembali cairan yang sama ke
dalamnya. Ia kemudian bersandar pada sofa dengan sudut bibir yang tertarik ke
atas.
āKalau begitu kenalkan
seorang pria kepada Ibumu, dan masalahmu akan selesai.ā Ucap Taehyung dan
kemudian menenggak habis minumannya.
Chaerin menatap tajam
sahabatnya itu. āTidak semudah itu Kim Taehyung!ā
āAku masih muda. Aku baru
saja menyelesaikan studiku dan mulai meniti karirku. Bagaimana bisa aku
memikirkan hal tidak penting itu? Aku tidak ingin hidupku menjadi runyam hanya
karena seorang pria.ā Imbuh Chaerin semakin kesal. Tangannya kemudian mengambil
gelas milik Taehyung dan menuangkan cairan dari botol yang sama sebelum kembali
mengalirkan cairan tersebut ke dalam kerongkongan dalam satu kali tenggak.
āAku tidak mengatakan
kalau kamu harus membawa pria yang benar-benar kekasihmu. Aku hanya mengatakan
untuk mengenalkan seorang pria pada Ibumu. Bukankah itu mudah?ā
Chaerin menatap sengit
Taehyung. Rasanya ia ingin sekali berkata kasar untuk sahabat yang kelewat
kurang ajar ini.
āKim Taehyung bisakah
kamu serius?ā Chaerin mencoba memperingati.
āAku serius Lim Chaerin.
Jika kamu butuh seorang pria untuk dibawa bertemu dengan Ibumu, aku bisa
mengenalkan temanku. Kebetulan dia juga tengah berada di sini.ā
Taehyung merogoh saku
celananya. Ia keluarkan benda tipis berbentuk persegi panjang yang tersimpan di
sana kemudian mengoperasikan benda itu. Jemarinya bergerak dengan lincah pada
layar benda tersebut hingga terlihat beberapa kalimat tertulis di sana.
Setelahnya kalimat tersebut menghilang dari layar saat sebuah gambar berbentuk
pesawat kertas ia tekan.
āAku telah memintanya
untuk datang ke sini, jadi tidak perlu terlalu lama berpikir.ā
Chaerin membulatkan
matanya. Kini seluruh atensinya terarah pada Taehyung yang hanya memasang
senyum kecilnya dan bahu yang mengendik acuh.
āTaehyung!ā
āJangan marah kepadaku,
karena aku hanya ingin membantu mu.ā
āMembantu tapi tidak-ā
Kesal. Taehyung lantas
menutup mulut Chaerin dengan salah satu tangannya sementara tangan yang lain
meraih botol minuman dan menuangkan isinya langsung ke dalam mulut Chaerin.
Kerongkongan yang
tiba-tiba dialiri air dengan cepat menyebabkan Chaerin tersedak hingga
terbatuk. Wajahnya ikut berubah merah seiring dengan reaksi tubuhnya karena
tersedak cairan berkandungan alkohol itu.
Sebuah gelas tiba-tiba terulur
di hadapannya yang langsung disambut baik oleh Chaerin. Ia yang memang
membutuhkan air mengambil gelas tersebut dan meminum habis isinya tanpa tahu
apa yang ada di dalamnya dan siapa yang memberikannya. Beruntung cairan bening
itu hanyalah air mineral yang sudah pasti dibutuhkan Chaerin.
āTerima-ā Chaerin tidak dapat
menyelesaikan ucapannya. Rasa terkejut dan bingung telah lebih dulu menguasai
dirinya. Membuat apa yang ingin dikataknnya lenyap begitu saja.
Taehyung melihat raut
tidak bersahabat dari wajah Chaerin. Ia lantas buru-buru membuka suaranya. āIni
Jimin, teman yang aku ceritakan tadi.ā
Pria berkemeja biru
dengan lengan pakaian yang telah digulung hingga sebatas siku itu mengulurkan
tangannya pada Chaerin. Tidak lupa seulas senyum simpul terpatri indah di wajah
kokohnya. āPark Jimin..ā
Chaerin mengulurkan
tangannya, membalas jabatan tangan pria itu. āLim Chaerin.ā
Salah satu sudut bibir
Taehyung semakin tertarik melihat pemandangan yang sebenarnya biasa saja tetapi
terasa menyenangkan untuknya. Tubuhnya bahkan terlihat ikut menikmati dengan
bersandar pada sofa dengan tangannya yang dilipat di depan dada.
āJimin duduklah.ā
Jimin mengangguk dan
menempatkan bokongnya pada sisi sofa yang kosong.
āOh iya, itu Gyuri
sahabatku juga.ā Taehyung membuka suranya lagi setelah sempat melupakan
kehadiran Gyuri di sana.
Jimin menyunggingkan
senyumnya yang dibalas dengan anggukan oleh Gyuri.
āJadi bantuan seperti apa
yang kamu butuhkan?ā
Taehyung melirik nakal
pada Chaerin. Ia begitu senang melihat reaksi kesal dan marah yang tengah coba
Chaerin tutupi tetapi malah membuat sahabatnya itu terlihat lucu.
āTanyakan saja padanya..ā
Chaerin menoleh dan
menghujani Taehyung dengan tatapannya yang tajam. Ingin sekali ia memukul pria
brengsek itu jika dirinya tidak ingat dimana mereka berada saat ini.
āJadi apa yang bisa aku
bantu Nona Lim?ā
āTi-tidak ada.ā Jawab Chaerin
cepat, secepat kepalanya yang langsung menoleh sembarang. Menolak kontak mata
dengan pemilik iris berwarna hitam pekat itu.
Taehyung menghela kasar.
Ia yang sebelumnya bersandar kembali menegakkan tubuhnya dan menatap serius
Jimin yang masih memberikan seluruh atensinya pada Chaerin.
āJadi bisakah kamu berpura-pura
menjadi teman spesial untuk Chaerin agar Ibunya berhenti merencanakan
perjodohan yang tidak disukai gadis bodoh ini?ā
Penuturan Taehyung
membuat Chaerin mau tidak mau kembali menghadiahi sahabatnya itu dengan atensi
yang tidak bersahabat. Tangannya pun sudah tidak tahan untuk tidak memberikan
hadiah pada Taenhyung.
āKim Taehyung! Kau-ā
āTentu, dengan senang
hati.ā Balasan yang diberikan Jimin sontak membuat Chaerin terkejut. Ia yang
tengah bersiap untuk memukul kepala Taehyung berhenti dan menyebabkan tangannya
melayang di udara tanpa ada tujuan pasti.
Sedangkan Taehyung,
bibirnya langsung tersenyum senang dan balik menghujani Chaerin dengan tatapan
kemenangan. Gyuri yang sedari tadi hanya diam, hanya mampu membulatkan matanya
tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
āJadi apa yang mau kamu
lakukan?ā Tanya Jimin pada Chaerin yang masih terjebak dalam rasa terkejutnya.
Taehyung mendecak. Kesal karena
Chaerin hanya diam dan terus saja diam
dengan matanya yang membulat.
āBegini Park Jimin,
sahabatku ini tidak pernah memiliki pengalaman dengan seorang pria karena itu
Ibunya merancang rencana perjodohan itu. Jadi jika kamu bertanya padanya, maka
jawabannya hanya agar Ibunya berhenti mencampuri urusan pribadinya. Terkait apa
yang mau dia lakukan, aku bisa pastikan bahwa dia sendiri tidak tahu.ā Kalimat
yang merupakan cibiran dari seorang Kim Taehyung berhasil mengembalikan Chaerin
ke dalam dunia nyatanya. Membuat sahabatnya itu kembali ingin menghabisi Taehyung
saat itu juga dengan tangannya.
āKim Taehyung, kau ini
benar-ā
āKalau begitu, aku yang
akan mengatur semuanya. Kamu hanya perlu mengikuti saja tanpa ada penolakan,
mengerti?ā
Chaerin tidak
menjawabnya. Ia sama sekali tidak tahu apakah ia harus setuju atau tidak. Namun
melihat sudah sejauh apa pembicaraan mereka, mengindikasikan bahwa Chaerin harus
mengikuti semuanya karena diamnya dianggap sebagai sebuah persetujuan.
Selain itu Jimin juga
tidak buruk. Maksudnya adalah, dia tampan. Tatapannya yang dalam dan tajam
berhasil membuat jantung Chaerin berdetak melebihi standar normal saat pertama
kali mata mereka bertemu pandang. Serta senyumnya yang terlihat misterius dan
menggiurkan itu sudah pasti membuat banyak wanita langsung jatuh ke dalam
pesonanya, dan sepertinya Chaerin menjadi salah satunya.
Sekali pun pria yang
tengah menatapnya itu adalah pria brengsek yang suka mengambil keuntungan dari
seorang wanita, Chaerin pastikan bahwa ia akan tetap lebih memilih Jimin
dibandingkan dengan pria yang Ibunya kenalkan. Karena eksistensi dan kemampuan
yang tidak dihargai hanya akan menimbulkan amarah terpendam tanpa Chaerin tahu
cara untuk mengatasinya. Dan dirinya sangat tidak menyukai itu!
āDan yang perlu kamu tahu
Lim Chaerin, aku melakukan ini tidak suka rela. Selalu ada imbalan yang perlu
kamu berikan untuk setiap pertolonganku.ā Imbuh Jimin yang langsung membuat Chaerin
menatapnya dengan dahi berkerut.
Jimin menarik salah satu
sudut bibirnya dan bangkit dari duduknya menuju sisi sofa di samping Chaerin
yang kosong.
āBerapa yang kamu
inginkan?ā Akhirnya Chaerin membuka suaranya guna menyampaikan apa yang ia
pikirkan.
Jimin berdecak.
āAku tidak membutuhkan
uangmu Nona Lim, karena pekerjaanku sudah sangat cukup untuk membiayai seluruh
kebutuhanku. Imbalan yang aku maksud adalah...ā Jimin menggantungkan ucapannya.
Wajahnya ia condongkan hingga sejajar
dengan Chaerin dan berbisik tepat di telinganya.
āSebuah tindakan khusus
antara pria dan wanita, seperti....ā
Sedetik kemudian Jimin
sudah mendaratkan bibirnya pada permukaan bibir plum Chaerin. Tangannya yang
bebas bergerak menuju belakang kepala Chaerin dan kemudian menekan tengkuknya
untuk memperdalam cumbuannya. Ia mengulum kedua bibir Chaerin bergantian. Menikmati
sensasi buah stroberi yang ia rasakan dari pewarna bibir yang gadis itu pakai.
Cumbuan yang sebelumnya
hanya sekedar cumbuan pun lambat laun berubah semakin panas. Jimin yang
sebelumnya hanya menekan tengkuk Chaerin kini menggunakan tangannya yang lain
untuk menyentuh punggung gadis itu, hingga membuat Chaerin tanpa sadar
menggenggam erat kerah kemeja yang pria itu kenakan.
Semakin lama, keduanya
semakin larut pada cumbuan yang cukup intim itu. Chaerin bahkan membeirkan
akses untuk lidah jimin masuk menyusuri setiap bagian dalam mulutnya. Tidak sampai
di situ, Jimin bahkan mulai liar menyentuh punggung Chaerin hingga membuat
gadis itu seperti merasakan sengatan yang membuat bulu kuduknya berdiri.
Jimin akhirnya menyudahi
kontak fisik mereka, saat merasakan pukulan di dadanya. Ia menjauhkan sedikit
wajahnya dan menatap Chaerin yang tengah menghirup udara di sekitarnya dengan
rakus.
āBagaimana? Apakah kamu
setuju?ā Tanya Jimin begitu Chaerin telah berhasil mengisi kembali relung
paru-parunya dengan udara.
Chaerin mengangkat
kepalanya dan menatap tepat pada manik mata pria yang terlihat tengah memburu
napasnya. Matanya terus menatap manik hitam itu sampai akhirnya kepalanya
mengangguk.
āAku setuju. Asalkan kamu
bisa membuat Ibuku berhenti mencampuri urusan pribadiku, aku akan memberikan
imbalannya.ā Balasnya tegas.
Jimin mengukir senyum
simpulnya sebelum memberikan kecupan kembali pada bibir plum Chaerin yang mulai
ia suka.
āKalau begitu sampai
bertemu besok, Nona Lim.ā Bisiknya sebelum pergi meninggalkan Chaerin beserta Taehyung
dan Gyuri yang sedari tadi hanya mampu melihat keduanya dengan mata yang
membulat sempurna.
E . N . D
ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment