#10 Kim's Brother - Produce 45





Cast :


Kim Seokjin  ~  Nam Chaerin



Genre :


Romance (AU - Alternate Universe)





o  O  O  O  o






Kim Donghyuk adalah salah setu senior ku yang juga teman satu angkatan Joshua. Donghyuk terkenal sebagai pribadi yang lucu dan kerap membuat lelucon. Aku bisa mengenalnya karena kami sempat duduk di meja yang sama saat ujian tengah semester. Hal ini terjadi karena sistem sekolah ku yang menggabungkan siswa kelas 7 dan 8 di ruang kelas yang sama kemudian mereka akan duduk berdampingan. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk mencegah tindak kecurangan yang biasa dilakukan, men-con-tek.



Karena sifatnya yang mudah bergaul membuat aku tidak merasa canggung saat bersamanya. Bahkan semakin lama kami semakin dekat hingga kami sering sekali bertukar cerita baik melalui pesan singkat atau sosial media.



Namun kali ini bukan Donghyuk yang akan menjadi tokoh utama di cerita ku, melainkan Kim Seokjin atau aku kerap memanggilnya dengan Jin. Jin adalah kakak laki-laki Donghyuk. Ia yang mengenalkannya pada ku saat aku, dia, dan beberapa teman lainnya tengah berkumpul.



Saat itu kami tengah makan siang di salah satu restoran cepat saji yang tidak jauh dari tempat tinggal Donghyuk. Tidak lama setelah itu, Jin dan kedua sahabatnya datang dan ikut bergabung di meja yang sama. Donghyuk akhirnya mengenalkan kami semua kepada sang kakak dan 2 sahabat kakaknya, yaitu Ten dan Shownu. Yap.. Ten pria baik yang membuatkan kotak makan siang untuk ku.



Kembali lagi kepada Jin karena cerita kali ini sengaja ku dedikasikan untuknya.



Sejak saat itu, selain dekat dengan Donghyuk aku juga dekat dengan kakaknya. Aku sering bercerita pada Jin mengenai apa pun, baik itu masalah pelajaran, teman-teman ku yang menyebalkan, sampai dengan permasalahan asmara yang terkadang membuat aku merasa tidak enak untuk menceritakannya. Tidak tahu kenapa, yang pasti aku merasa Jin akan menanggapi dengan sedikit dingin jika aku mulai menceritakan mengenai perasaan ku pada orang lain.



Sebenarnya aku tidak ingin terlalu percaya diri dan cepat mengambil kesimpulan. Namun aku juga tidak dapat memungkiri perasaan ku yang mengatakan bahwa Jin sepertinya tidak suka jika aku membicarakan mengenai pria lain kepadanya. Entah apa alasan ia tidak suka yang jelas sikapnya pasti berubah.



Karena itulah aku menjadi enggan untuk menceritakan mengenai kehidupan asmara ku padanya. Aku lebih memilih untuk bercerita mengenai hal lainnya untuk mencegah dia berubah dingin dan menyudahi pembicaraan kami lebih cepat. Jujur, aku tidak suka itu! Aku tidak suka jika Jin membalas pesan ku dengan singkat. Aku juga tidak suka jika ia buru-buru menyudahi aksi kirim pesan kami dengan berbagai alasannya, padahal saat aku membuka akun ku, aku melihat dirinya tengah aktif menggunakan akun sosial medianya.



Kim Seokjin atau Jin adalah sosok pria dengan tubuh tinggi, bahu yang lebar, wajah yang bersih, hidung mancung, senyum yang manis, sosok yang lembut, suka melempar lelucon walau tidak sebaik Donghyuk, pintar, bisa memasak walau tidak semahir Ten, intinya Jin adalah pria sempurna yang begitu didamba-dambakan oleh para Ibu untuk menjadi menantunya. Begitu pun dengan Ibu ku, sepertinya.



Aku tidak memungkiri bahwa diri ku sendiri memiliki ketertarikan lebih terhadapnya. Tentu saja! Aku tidak mungkin menyia-nyiakan pria tampan di depan ku. Aku adalah gadis normal yang menyukai pria tampan. Jadi tidak mungkin the perfect Jin ku lewatkan begitu saja.



Karena itulah aku rela tidur lebih larut hanya untuk bertukar cerita dengan Jin melalui pesan singkat. Di awali dengan saling menanyakan kabar, kemudian bagaimana hari yang kami lalui, selanjutnya yang kami bicarakan adalah hal-hal yang tidak dapat diprediksikan. Seperti malam ini, aku dan Jin masih melakukan rutinitas kami. Setelah sebelumnya kami membicarakan bagaimana hari kami, kini kami telah membicarakan kebiasaan kami.



To: Jin

Jadi kamu akan menuangkan shampoo ke dalam sedikit air kemudian kamu siramkan ke rambut sebelum mengusap hingga berbusa?



Aku menggeleng. Pria yang ku kira sempurna ini ternyata memiliki hal aneh yang selalu ia lakukan. Menuangkan shampoo ke dalam air? Kenapa dia tidak menuangkannya ke tangan dan langsung mengusapnya ke atas kepala? Bukankah lebih efisien dan efektif?



Ponselku kembali bergetar. Tanpa melihat sang pengirim, aku segera membukanya karena aku tahu pesan itu adalah balasan dari Jin.



From: Jin

Iyap! Terdengar aneh, tetapi aku lebih suka mengusap shampoo yang sudah tercampur dengan sedikit air dibandingkan langsung mengusapkannya ke rambut ku. Lalu bagaimana dengan mu? Mengapa sejak tadi hanya aku yang memberitahukan hal-hal bodoh yang aku lakukan?



Tanpa sadar, aku tertawa membaca isi pesannya. Aku dapat membayangkan bagaimana wajahnya saat mengetikkan pesannya, terutama pada kalimat terakhir. Kalimatnya terdengar seperti rajukan, yang membuat wajah tampannya pasti terlihat lucu saat ia tengah mengetikkannya.



To: Jin

Aku sudah jujur pada mu. Aku tidak punya kebiasaan aneh seperti itu. Hanya saja aku suka mengonsumsi hal-hal manis melalui kemasannya, seperti kental manis atau kemasan gula untuk satu cangkir kopi atau teh di kedai kopi.



Malam pun terus berlanjut dengan aku yang terus meyakinkan seorang Jin bahwa aku tidak punya kebiasaan lainnya, dan kami tetap saling membalas pesan yang telah dikirimkan.




*  *  *  *




Selama 1 tahun ini aku dan Jin terus berhubungan melalui pesan singkat yang kami kirimkan. Kami tidak pernah bertemu lagi selain saat pertemuan pertama waktu itu. Jujur aku tidak terlalu memperdulikannya karena komunikasi di antara kami masih terjalin dengan baik. Jika aku ingin melihat wajahnya, aku cukup membuka sosial media miliknya dan melihat foto terbaru yang ia upload. Foto sudah cukup membuat aku meras senang, walau aku yakin jika kami bertemu aku akan merasa lebih senang.



Begitu merindukan wajahnya membuat aku memutuskan untuk membuka sosial media seorang Kim Seokjin. Melihat setiap status dan foto yang ia upload. Kemudian tersenyum seperti orang gila. Jujur, Jin kau adalah pria tertampan yang pernah ku temui. Aku sangat mengagumi diri mu. Setiap kali melihat foto mu, aku tidak bisa untuk tidak tersenyum. Rasanya menyenangkan saat melihat mata mu menghilang karena kedua sudut bibir mu tertarik.



Namun senyum ku perlahan memudar saat sebuah foto terpampang memenuhi layar ponsel ku. Oh tidak! Siapa gadis ini? Kenapa Jin meletakkan tangannya di pundak gadis ini?



Tidak membuang banyak waktu, aku segera mencari tahu siapa sosok gadis dengan rambut pendek sebahu dan kacamata modis yang bertengger di hidungnya. Aku memulainya dengan mencari melalui setiap postingan yang Jin upload. Kemudian membaca setiap komentarnya. Dari proses tersebut ku temukan akun gadis itu. Shin Seul Ra. Dengan segera aku membuka akun tersebut.



Yang pertama kali ku lakukan adalah membuka album fotonya dan melihat seluruh foto yang sengaja ia bagikan. Setiap foto yang sudah ku lihat membuat aku bisa menyimpulkan bahwa Seul Ra adalah gadis yang berasal dari keluarga dengan ekonomi cukup baik yang mampu membiayai liburan yang sering ia lakukan. Kemudian yang ku sadari selanjutnya adalah, dia cantik. Ya.. cantik dan bahkan senyumnya sangat manis. Jika aku seorang laki-laki, pasti aku akan jatuh hati karena senyumnya. Selain itu kulitnya putih dan bersih serta memiliki lesung pipi yang menambah nilai kecantikannya.



Ugh... jika dibandingkan dengan diri ku, apalah aku?! Seperti langit dan bumi. Dia langit dan aku buminya.



Aku tidak merendah, tetapi jujur saja dari segala aspek dalam diri Seul Ra semua tidak ada yang melekat pada ku. Secara ekonomi, keluarga ku tidak memiliki penghasilan sebanyak keluarganya. Lalu aku juga tidak memiliki lesung pipi. Kulit ku berwarna kuning langsat yang akan terlihat gelap jika berdiri berdampingan dengannya.



Tsk.. lebih baik aku menyudahi melihat kumpulan fotonya. Aku membuka akunnya bukan untuk membandingkan antara diri kami berdua yang berujung pada hilangnya kepercayaan diri ku. Aku membukanya untuk mencari tahu apa hubungan yang ia miliki dengan Jin.



“Jadi fokus pada tujuan awal mu Nam Chaerin.” Aku memperingati diri ku sendiri.



Meninggalkan laman album fotonya, aku kembali kepada laman status yang ia upload. Aku mulai membaca satu demi satu status miliknya. Tidak lupa dengan komentar yang ditinggalkan teman-temannya. Hingga aku berhenti saat membaca sebuah komentar yang ditinggalkan Jin pada salah satu status Seul Ra bebera hari lalu.



Shin Seul Ra
“Terima kasih untuk sebuket mawar dan sekotak coklatnya :*”


-Komentar-


Kim Seok Jin
“Mari buat banyak kenangan manis bersama. Aku mencintai mu..”



Seketika aku langsung menghentikan aktivitas ku. Meninggalkan ponsel yang masih membuka laman status milik Seul Ra. Melipat kedua tangan ku di atas meja dan menenggelamkan wajah ku di sana. Ku pejamkan mata ku untuk mengonsentrasikan diri ini pada salah satu organ tubuh ku, hati. Aku ingin mengetahui apa yang tengah aku rasakan. Karena aku merasa ada yang berbeda dengan diri ku sekali pun aku baru saja mengetahui bahwa laki-laki yang berhasil mengisi malam ku telah menjadi milik gadis lain.



Tidak! Aku tidak merasakan sakit? Tapi kenapa?



Aku membuka mata ku perlahan dan mengambil kembali ponsel ku yang tergeletak di atas meja. Aku kembali membuka komentar-komentar yang gadis itu dapatkan. Dan hampir seluruh komentar yang tertulis mengucapkan selamat kepada Jin dan Seul Ra.



Oh Tuhan... jadi Jin sudah memiliki kekasih?!



Tapi, kenapa tidak ada perasaan sakit yang biasanya aku rasakan?



Apakah yang Sora katakan benar, bahwa aku hanya mengagumi fisik seorang Kim Seokjin dan bukan menyukai pria itu sekali pun aku kerap merasa kesal jika ia tidak mengirimkan ku pesan?



Tapi tidak mungkin, aku benar menyukainya sampai-sampai aku ingin menangis karena ia tertidur saat tengah bertukar pesan dengan ku. Lalu kenapa aku merasa biasa saja walau jantung ku terasa bergemuruh di awal ketika aku mengetahui fakta ini?



Argh.. aku tidak tahu! Aku tidak mengerti apa yang diri ku rasakan. Aku juga tidak ingin mengetahuinya. Selama Jin masih mengirimkan pesan kepada ku dan hubungan kami masih baik-baik saja, aku tidak peduli bagaimana perasaan ku yang sebenarnya pada seorang Kim Seokjin.




E . N . D





Goodbye 2018, See you later guys in 2019
감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts