Bad Memories
Cast :
Song Hyemi ~ Kim Taehyung
Genre :
Romance (AU - Alternate Universe)
* * * *
Taehyung tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok
Hyemi yang duduk tepat di depannya. Sejak awal semester, dirinya langsung jatuh
hati pada Hyemi yang begitu ceria dan tidak pilih teman. Walaupun gadis itu
tidak terlalu banyak bicara dengan orang baru, bukan berarti dia menjadi dingin
dengan orang tersebut. Hyemi tetap hangat hanya saja ia menjadi lebih sering
mendengarkan ketimbang berbicara.
Tidak hanya itu, Hyemi juga pintar. Ia menjadi salah satu
mahasiswa kesayangan termaksud oleh temannya karena catatannya yang selalu
lengkap. Ia juga cantik dan kulitnya juga putih. Sangat sempurna untuk Taehyung
kagumi sampai membuat laki-laki itu terbayang hingga tidur.
Selama satu semester Taehyung berusaha untuk menjadi dekat
dengan Hyemi. Awalnya sulit. Namun lambat laun Hyemi bisa menerima kehadiran
Taehyung di dekatnya. Tak jarang mereka juga menghabiskan waktu untuk belajar
bersama di perpustakaan, mengerjakan tugas, dan mempersiapkan ujian semester.
Taehyung merasa kedekatannya dengan Hyemi sudah menjurus ke
arah yang lebih dekat dibandingkan pertemanan antara perempuan dan laki-laki.
Tapi bukan persahabatan yang Taehyung maksud. Lebih dari itu. Ia ingin menjadi
orang yang spesial bagi Hyemi.
Sayangnya, ia sendiri masih belum yakin dengan perasaan
Hyemi pada dirinya. Jujur selama ia berusaha dekat dengan Hyemi, tidak ada
penolakan yang dilakukan gadis itu. Mereka kerap pergi berdua. Makan siang
bersama. Bercanda bersama. Berjalan ke kelas bersama. Pulang bersama. Saling
mengirimi pesan dengan kalimat manis yang dipenuhi perhatian. Saling
mengingatkan. Bahkan mereka tidak segan untuk saling merangkul pundak
hingga bergandengan dan saling menyentuh
wajah masing-masing.
Namun setiap kali Taehyung berusaha mengarahkan pembicaraan
menuju zona sensitif mengenai hubungan mereka, Hyemi pasti berusaha untuk
mengganti topik tersebut atau tidak ia akan menghindar pergi. Hal itulah yang
membuat ia pusing kepayang. Perasaannya mengatakan bahwa Hyemi juga menaruh
rasa yang lebih pada dirinya. Tapi kenyataan yang ada di hadapannya seakan mematahkan
harapannya.
āApa yang harus ku lakukan?!ā Taehyung berteriak di balik
bantalnya.
Sudah hampir satu jam ia berada di atas ranjang dan terus
memikirkan sosok Song Hyemi. Ia tidak bisa sedetik saja melupakan gadis yang
telah mencuri hatinya tanpa ia ketahui. Memikirkan Hyemi sama seperti membawa
batu besar di atas kepalanya, pusing dan sakit. Tapi juga seperti meminum bir yang
memabukkan.
Ia melempar bantal putih itu asal. Matanya menatap lurus langit-langit
di atasnya. Tangannya ia lipat di depan dada.
āSepertinya aku membutuhkan bantuan.ā Ujarnya dengan wajah
putus asa.
Ia menarik napasnya dalam dan menghembuskannya perlahan. Begitu
berat beban yang bersemayam di hati membuat
napas aja terasa sulit. Sungguh menyedihkan sekali Kim Taehyung.
* *
* *
Taehyung berlari meninggalkan kelasnya menuju kantin. Bukan
untuk makan walau sebenarnya ia sangat lapar karena tidak sempat sarapan āsalahkan
dirinya yang bangun kesiangan karena tidur terlalu larutā, melainkan untuk
bertemu sahabatnya yang telah ia yakini dapat memberikan bantuan untuk
menyelesaikan permasalahan hatinya.
Kantin yang telah dipenuhi banyak mahasiswa membuat Taehyung
mengalami kesulitan mencari sang sahabat. Ia harus mengatakan āpermisiā setiap
kali akan melewati sekumpulan mahasiswa yang berdiri di tengah jalan.
Dasar tidak pakai
otak. Sudah tahu itu jalan, malah di pakai untuk berkumpul. Bodoh!,
gerutunya dalam hati setiap kali harus melewati mahasiswa yang menghalangi
jalannya.
Walaupun keramaian mengganggu langkahnya, tetapi Taehyung
tidak menyerah. Ia harus bisa menemukan sang sahabat agar nanti malam dirinya
bisa tidur dengan nyenyak dan tidak mengalami kesiangan sampai tidak bisa
memakan sarapannya.
Taehyung terus mencari ke setiap meja dan sisi kantin.
Sesekali umpatan lolos dari bibirnya karena belum juga menemukan keberadaan
orang yang dicari. Tapi saat matanya menemukan sosok dengan hoodie hitam tengah duduk di sudut
kantin sembari memainkan telepon genggamnya, raut kesal yang terpasang di wajah
tampannya seketika berubah senang dengan senyum kotak yang menghiasi.
Dengan langkah cepat, ia menghampiri sosok itu kemudian
memeluknya erat. Membuat sang pemilik tubuh terkejut dan refleks memukul kepala
Taehyung.
āApa yang kau lakukan bodoh?!ā Serunya setengah berteriak.
Taehyung terkekeh kemudian menempati kursi di hadapan
sahabatnya itu.
āMaaf, aku terlalu senang karena bisa menemukan mu di sini,
Jim.ā Jawabnya masih dengan senyum kotak yang membuat sahabatnya itu ingin
sekali melemparinya dengan sepatu.
Ia memutar matanya malas. Kemudian kembali fokus pada
teleponnya hingga membuat senyum Taehyung memudar.
āHei Park Jimin kenapa kau kembali ke teleponmu?ā Tanyanya
sedikit kesal.
Jimin mengangkat kepalanya tetapi sedetik kemudian ia
kembali menatap layar teleponnya.
āMemangnya apa yang harus aku lakukan?ā Tanya balik Jimin
tanpa minat.
Taehyung mendecak sebelum tangannya merebut paksa telepon
genggam Jimin.
āKembalikan bodoh!ā
āTidak sebelum kau membantuku!ā
Jimin menggeram pelan. Kesal.
Rasanya ia ingin memukul wajah polos sahabatnya itu jika ia tidak ingat jika
mereka bersahabat. Dengan jengkel, Jimin kembali membuka suaranya.
āMembantu apa?ā
Taehyung semakin melebarkan senyumnya. Matanya dipenuhi
binar seeprti baru saja mendapatkan hadiah undian.
āIni mengenai Hyemi.ā
Kening Jimin mengerut. Ia terdiam beberapa saat sebelum
kembali berkata, āSong Hyemi sahabat Chaerin?ā
Taehyung mengangguk membenarkan.
āMemangnya ada apa dengan gadis itu?ā Tanya Jimin sedikit
penasaran walau ia tidak melupakan rasa jengkelnya terhadap Taehyung.
āA-Aku....ā
āKau apa?ā
Taehyung terlihat ragu. Membuat Jimin menatapnya curiga
hingga salah satu alisnya terangkat.
āKau menyukainya?ā Tebak Jimin yang membuat Taehyung
menunduk malu.
Argh.. sebenarnya
malu itu bukan gayanya. Tetapi jika mengenai perempuan, apa yang bukan gayanya
akan ia lakukan. Termaksud merasa malu hingga ia harus menunduk untuk
menyembunyikan wajahnya.
āLalu apa masalahnya? Bukankah kau tinggal menyatakan
perasaan mu padanya?ā Tanya Jimin yang tidak mengerti.
Taehyung menghela. Kepalanya ia angkat hingga kini wajah
bingungnya dapat Jimin lihat. Membuat Jimin semakin menukikkan alisnya. Bingung.
āAda yang tidak aku mengerti tentangnya. Kau tahu kan kalau
selama ini kami telah dekat, bahkan kedekatan kami tidak bisa disebut seperti
pertemanan atau persahabat biasa. Tapi setiap aku mulai membicarakan mengenai
hubungan aku dan dia, Hyemi pasti mengelak dan pergi. Aku bingung Jim.ā
Keluhnya. Kepalanya ia rebahkan di atas meja dengan menggunakan tumpukan tangan
sebagai bantal. Baru saja ia membicarakan hubungannya dengan Hyemi sudah
membuat tenaganya terkuras.
āKau tidak coba bicara dengannya?ā
Taehyung mendengus. āBagaimana mau bicara, setiap kali aku
ingin berbicara saja Hyemi pasti akan mengalihkannya.ā Ujar Taehyung yang
terdengar begitu putus asa.
āApakah kau tahu sesuatu tentangnya?ā Tanyanya lagi yang
membuat ia mendapat pukulan di kepala. Taehyung mengaduh sembari memegangi
kepalanya yang berdenyut.
āKau pikir aku siapanya? Pengasuhnya? Dasar bodoh!ā
āBukan begitu maksudku, Park Jimin. Kau kan kekasih Chaerin,
dan Chaerin adalah sahabat Hyemi. Kukira Chaerin menceritakan sesuatu pada mu.ā
Kini Jimin yang mendengus sampai bola matanya berputar. Jengah.
āKau pikir kami tidak punya bahan obrolan selian
membicarakan orang lain?! Jika kau ingin tahu lebih baik tanyakan langsung pada
Chaerin. Aku tidak tahu mengenai Hyemi, karena bukan urusanku.ā
āTapi-ā
āSudah jangan bicara mengenai Hyemi padaku. Kau bicara saja
dengan Chaerin. Sebentar lagi dia juga akan datang.ā Selak Jimin sebelum
Taehyung dapat menyelesaikan ucapannya. āSekarang kembalikan teleponku.ā Lanjutnya
sembari mengulurkan tangan untuk menerima teleponnya yang Taehyung simpan di
dalam saku jaketnya.
Dengan tidak rela, Taehyung mengeluarkan benda hitam itu
dari sakunya dan memberikannya kepada Jimin.
āTeman tidak berguna.ā Cicitnya, suaranya nyaris tidak
terdengar. Tetapi baru nyaris karena Jimin masih bisa mendengarnya dan langsung
memelototi dirinya.
Taehyung kembali merebahkan kepalanya ke atas meja.
Memejamkan matanya untuk mencari ketenangan sembari menunggu Chaerin datang.
Tidak terlalu lama setelah matanya terpejam, suara melengking khas perempuan
menyapa pendengarannya. Taehyung sontak membuka kembali matanya dan menoleh ke
arah sumber suara.
āHai Jim..ā Sapa gadis itu. Ia masih belum sadar akan
keberadaan Taehyung di sana. Sampai dirinya telah duduk di samping Jimin dan
kepalanya menoleh ke depan, sosok Taehyung baru tertangkap oleh matanya.
āOh Hai Tae..ā
Taehyung tersenyum dan melambaikan tangannya. āHai Chae..ā
āKau kenapa? Sakit?ā Tanya Chaerin saat melihat raut tidak
bersemangat sekaligus menyedihkan yang menghiasi wajah sahabat kekasihnya itu.
āDia sedang dilanda kegalauan tingkat dewa. Perlu kamu tahu,
Kim Taehyung ini menyukai sahabatmu. Tetapi ia tidak yakin dengan perasaan
sahabatmu terhadapnya.ā Jelas Jimin dengan nada mencibir. Membuat Taheyung
langsung menghadiahinya tatapan tajam yang tidak digubris sama sekali olehnya.
āMaksudmu Hyemi?ā
Jimin mengangguk sementara Taehyung hanya diam dengan wajah
putus asanya.
Selama beberapa menit yang ganjil, Chaerin berusaha untuk
memahami keadaan Taehyung. Jujur awalnya ia tidak mengerti dengan keadaan buruk
laki-laki itu. Namun saat ingatannya membawa ia kembali pada kedekatan Hyemi
dan Taehyung belakangan ini yang tertangkap indra pengelihatan atau terdengar
oleh indra pendengarannya, sedikit demi sedikit Chaerin mulai mengerti. Masih
dengan usahanya untuk memahami kondisi Taehyung, Chaerin berusaha untuk
mengingat kembali apa saja yang Hyemi bicarakan dengan dirinya. Sampai semua
memorinya telah kembali dan ia mengerti sepenuhnya dengan apa yang terjadi, ia
berseru hingga Taehyung langsung mengangkat kepalanya.
āKau mau tahukan bagaimana perasaan Hyemi padamu?ā
Taehyung mengangguk. Perlahan aura kelam yang menyelubungi
dirinya menghilang sedikit demi sedikit.
āJujur Tae, Hyemi tidak pernah mengatakan dengan jelas
bagaimana perasaannya terhadapmu. Namun aku berani menyimpulkan kalau sahabatku
itu juga menaruh hati padamu. Hanya saja...ā Ia menjeda ucapannya. Terlihat
keraguan di wajah yang membuat Taehyung mengerut bingung sekaligus penasaran.
Jimin sendiri yang tidak ingin terlalu ikut campur dengan permasalahan sang
sahabat, ikut dibuat penasaran karena sang kekasih tak kunjung melanjutkan
ucapannya.
āApa Chae?ā
Chaerin menghela napas gusarnya. Matanya berubah sendu.
Taehyung dan Jimin semakin bingung dibuatnya.
āHyemi pernah tersakiti. Bukan sekali tapi dua kali. Dan itu
membuat ia akhirnya tidak bisa meyakini perasaan laki-laki terhadapnya.ā
āMa-Maksudmu...ā
āHyemi takut untuk jatuh cinta. Ia takut tersakiti lagi.
Karena itu ia tidak pernah mau membicarakan mengenai hubungan kalian.ā
* *
* *
Hyemi meraba sekelilingnya. Langkahnya semakin kecil saat
sahutannya tidak ada yang membalas. Ketakutan mulai menyerangnya saat kaki
berbalut sepatu lari itu tidak sengaja menabrak sesuatu yang tidak ia ketahui
apa. Rasanya ia ingin berlari pergi. Tapi tetap saja ia harus melangkah dengan
hati-hati untuk mencapai pintu yang dia sendiri sudah lupa letaknya dimana.
Sungguh sial.,
umpatnya.
Tidak ada pilihan yang tersisa, akhirnya Hyemi tetap
melangkah lebih memasuki ruangan gelap itu. Matanya ikut terpejam karena
terlalu takut untuk melihat ruangan super gelap itu. Tangannya diulurkan ke
depan untuk memastikan tidak ada yang menghalangi langkahnya di sana.
āKim Taehyung!ā Ia kembali memanggil sang dalang yang
memintanya untuk datang ke tempat laknat itu.
Namun tetap saja keheningan yang menyapanya. Tidak ada suara
berat laki-laki itu. Yang terdengar oleh telinganya hanya detakan jantungnya
yang cepat.
Lihat saja, akan kuhabisi
dia jika bertemu!, gerutunya.
āAku serius. Kamu dimana, Tae?!ā
Hyemi nyaris menangis saat masih tidak ada tanda-tanda
keberadaan Taehyung di sana. Ia juga telah bersumpah untuk marah dengan
laki-laki itu dan memberikan hukuman berupa silent
treatment sampai waktu yang tidak ditentukan. Ketika sumpahnya baru selesai
ia utarakan di dalam hati, tiba-tiba saja lampu menyala. Dengan cepat matanya
berusaha menyesuakain cahaya yang kini memaksa masuk ke retinanya.
āTaehyung..ā Panggil Hyemi dengan suara yang sedikit
bergetar akibat menahan tangisnya tadi.
āHye, kamu menangis?ā
Taehyung yang melihat pelupuk mata gadis itu dipenuhi dengan
cairan bening segera melangkah cepat menghampirinya. Tangannya menyentuh pundak
Hyemi dan matanya menatap khawatir.
āBodoh! Kamu kemana saja? Kenapa mengajakku bertemu di
tempat menyerampkan seperti ini?!ā Serunya kesal sembari memukuli dada bidang
Taehyung.
āMaaf Hye, aku tidak tahu kalau kamu takut.ā Ujar Taehyung
penuh rasa bersalah.
Ia membiarkan gadis mungil di depannya untuk terus memukuli
dirinya. Ia tidak melawan sekali pun lambat laun dadanya mulai sedikit nyeri
akibat pukulan bertubi-tubi yang diterimanya. Ia membiarkan karena ia tahu
dirinya salah karena membiarkan Hyemi berada di tempat yang tidak gadis itu
sukai.
Setelah puas menyalurkan kekesalannya sekaligus lelah karena
tenaganya telah terkuras, Hyemi akhirnya menyudahi aksi pukulnya. Ia menjauhkan
tangannya dari dada Taehyung.
āSudah puas Hye?ā Tanya Taehyung dengan suara lembutnya.
Hyemi mengangkat kepalanya. Ia tidak menjawabnya dan malah
mendelik tajam.
āKenapa kamu mengajakku ke sini? Sebenarnya apa yang ingin
kamu katakan? Kenapa tidak-ā
Taehyung mengecup cepat bibir Hyemi yang terus bertanya
tanpa memberikan kesempatan untuknya menjawab. Menghentikan rentetan pertanyaan
yang hanya membuat Taehyung pusing karena diajukan dalam satu tarikan napas.
Mata Hyemi membulat sempurna mendapatkan kecupan yang tidak
pernah ia perkirakan akan ia dapatkan dari seorang Taehyung setelah ia
melakukan kekerasan dan mengomeli laki-laki itu.
āApakah sekarang aku boleh menjawab pertanyaanmu?ā
Hyemi mengangguk kecil. Ia masih berada di tengah-tengah
rasa terkejut hingga otaknya masih bekerja sedikit keras untuk mengembalikan
kesadarannya.
Terlihat Taehyung yang menunduk dan menarik napasnya dalam.
Saat ia kembali mengangkat kepalanya, matanya langsung diarahkan pada obsidan
Hyemi yang masih terpaku pada dirinya.
āHye, aku tahu apa yang terjadi padamu. Aku tahu dulu ada
laki-laki berengsek yang mempermainkan perasaanmu. Mereka mendekatimu karena
uang dan memanfaatkanmu untuk bisa dekat dengan salah satu temanmu. Setelah itu
mereka meninggalkanmu saat kamu sudah jatuh hati pada mereka. Aku juga tahu
bagaimana perasaanmu saat itu walaupun aku tidak berada pada posisi itu.ā
āDa-Darimana kamu tahu?ā Hyemi sangat terkejut begitu tahu
Taehyung mengetahui kisah masa lalunya yang ia coba kubur dalam-dalam dan juga
telah menciptakan sosok dirinya yang tidak bisa mempercayai cinta.
Taehyung menyinggingkan senyum simpulnya. Ia meraih salah
satu tangan Hyemi dan menggenggamnya.
āChaerin, dia menceritakan semuanya padaku. Tapi kamu jangan
marah dengannya, karena aku yang meminta dan memaksa Chaerin untuk menceritakan
semuanya. Karena aku...ā
Taehyung menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya
berkala. Mata kecilnya menatap lekat-lekat mata Hyemi yang juga menatapnya
dengan gelisah.
āAku mencintaimu, Hye.ā
Hyemi tampak melangkah mundur. Membuat jarak di antara
mereka semakin membesar. Kepalanya kemudian tertunduk. Ia tidak berani menatap
manik hitam Taehyung yang terus menatapnya seperti menguliti dirinya hingga
bagian terdalam.
āA-Aku...ā
Hyemi bingung. Otaknya seperti kehilangan seluruh kosakata
yang selama ini ia gunakan. Lidahnya ikut mengelu bahkan untuk membasahi
bibirnya yang mengering saja terasa sulit baginya.
Di lain sisi, Taehyung masih diam menunggu Hyemi untuk
kembali berbicara. Jantungnya bergemuruh. Ketakutan mulai hinggap dibenaknya.
Takut jika Hyemi ternyata tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Takut
jika ternyata ia hanya terjebak pada lingkaran setan yang disebut sebagai
pertemanan.
āAku... juga mencintaimu, Tae.ā Cicit Hyemi dengan suara
yang nyaris menghilang. Beruntung mereka hanya berdua di sana, jadi Taehyung
masih dapat mendengar jelas kelanjutan ucapan Hyemi yang langsung membuat
perasaan bahagia memenuhi relung hatinya.
āTapi Tae...ā Hyemi berkata cepat. Kepalanya terangkat dan
langsung menatap Taehyung yang mengerutkan dahinya bingung.
āAku tidak bisa. Aku tidak bisa menerima perasaanmu,
Taehyung. Kita tidak bisa menjadi sepasang kekasih.ā
āKenapa?ā
Hyemi bungkam. Ia tidak ingin menjawabnya karena hanya
membuat rasa sakit yang ia coba tutupi kembali terbuka lebar, dan menimbulkan
rasa sakit yang semakin besar. Seperti luka di kulit yang kemudian ditaburi
dengan garam. Rasanya akan lebih sakit lagi.
āKamu takut kalau aku akan melakukan hal yang sama seperti
yang teman laki-lakimu dulu lakukan padamu?ā Tebak Taehyung yang membuat kepala
gadis mungil itu kembali tertunduk.
Taehyung menghembuskan napasnya. Melihat reaksi Hyemi sudah
cukup menjawab pertanyaanya. Lantas tangannya yang bebas terulur, menyentuh
dagu Hyemi dan mengangkatnya. Membawa tatapan mereka kembali bertemu.
āHyemi, dengarkan aku. Aku berjanji dihadapanmu kalau aku
tidak akan pernah menyakitimu. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku rela kamu
marah, pergi, atau membenciku, jika nanti hatimu tersakiti karena aku. Aku juga
sudah bersumpah di hadapan Chaerin dengan Jimin yang menjadi saksinya, kalau
aku tulus mencintaimu dan ingin menjagamu. Jika aku melanggar sumpahku, Jimin
akan menghabisiku.ā Ungkap Taehyung.
āTapi aku takut untuk merasakan rasa sakit lagi. Aku belum
siap.ā
Taehyung menggeleng pelan. Tangannya yang menyanggah dagu
Hyemi kini bergerak mengusap pipi gadis itu.
āRasa takut itu tidak akan hilang jika tidak kamu lawan,
Hye. Kalau kamu terus menolak setiap laki-laki yang mendekatimu, itu sama saja
tidak berusaha melawannya. Karena itu, tolong izinkan aku untuk menjadi
laki-laki yang akan menemani dan membantumu untuk melawan rasa takutmu itu.ā
Ujar Taehyung.
Suaranya terdengar penuh dengan keyakinan dan ketulusan.
Membuat Hyemi yang mendengarnya tidak dapat menahan cairan bening yang memenuhi
pelupuk matanya. Ia menangis. Bukan karena sedih dengan kisah asmaranya yang
begitu menyakitkan, tetapi bahagia karena akhirnya ia bisa merasakan kembali
kehangatan dan kenyamanan yang dulu sempat hilang karena kebodohannya.
Hyemi menarik Taehyung mendekat dan membenamkan wajahnya
pada dada bidang laki-laki itu. Tangannya memeluk erat tubuh Taehyung seakan
tidak ingin ia jauh.
āTerima kasih untuk cintamu, Tae. Aku bersyukur mengenalmu.ā
Kata Hyemi di tengah isakannya.
Taehyung mengangguk. Setelahnya kepalanya ia istirahatkan di
atas kepala Hyemi. Sedangkan tangan kirinya merengkuh pinggang gadis itu
protektif dan tangan kanannya mengusap sayang punggung Hyemi yang telah resmi
menjadi āgadisnyaā.
āJadi kamu mau menjadi kekasihku kan, Hye?ā Tanya Taehyung
untuk memastikan bahwa asumsinya tidak salah.
Hyemi menaggukkan kepala yang masih bersandar di dada
Taehyung.
āIya, aku mau Tae. Aku mau menjadi kekasihmu asalkan kamu
mau membantuku melawan rasa takut ini.ā
āTentu, Hye!ā Sahut Taehyung girang. Ia melonggarkan
pelukannya hingga dirinya bisa kembali menatap wajah Hyemi. Lantas ia mengusap
pipi gadis itu. Menyekah bekas air mata yang membasahi wajah gadisnya.
āAku mencintaimu.ā Ujar Hyemi yang dengan setianya menatap
manik Taehyung sembari menyunggingkan senyum yang menjadi alasan pertama
Taehyung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis itu.
Tidak mau kalah, Taehyung ikut tersenyum. Bukan senyum kotak
yang membuat ia terlihat lucu. Tetapi senyum hingga matanya menghilang yang
jarang sekali ia tunjukkan kecuali pada Hyemi. Senyum terbaiknya yang begitu
tulus hanya untuk gadis itu.
āAku juga sangat mencintaimu, sayang.ā
E . N . D
Still on Anniversary's Vibe!
Happy Reading and Happy The First Day of This Week :)
ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment