GIGSENT's WRITING ASKS (8th Anniversary Special)
Just because your writing isnāt popular doesnāt mean you are a bad
writer. Donāt ever compromise who you are, who your characters are, your plot,
your writing style, anything for the sake of readership. There are popular
writers everywhere. But there are only a few good writers.
HAPPY
8th ANNIVERSARY GIGSENT
FANFICTION
Untuk merayakan hari jadi blog kita yang kedelapan, kami para Author udah bikin Q&A bertema tulis-menulis untuk kalian..
Check it out^^
AUTHORS WRITING ASKS
Kalau kamu bisa ketemu sama salah
satu dari karakter yang pernah kamu buat, karakter mana yang paling pengen kamu
temuin? Kenapa?
Kim Dhira
Ih.. kenapa satu? Banyak ya??
Oke.. yang
pertama karakter Donghae di Time.
Emang sih nyebelin banget, tapi suka aja. Kurang ajar tapi bikin berbunga gitu.
Kedua, Jimin di Look At Me (Do You Want Some Fluff? Vol. 9).
Dia itu kalem-kalem manis. Terus mengejutkan di berbagai waktu. Bisa buat
senyum-senyum sendiri gitu hanya karena ngeliat dari jauh.
Ketiga, Mark di Bad Boy (Do You Want Some Fluff? Vol.9).
Anak nakal, playboy, tapi perhatian
banget sama sahabatnya. Enggak marah walau dalam hati kesel juga karena
dipojokin sama sahabatnya. Tapi membaik dengan mudah karena rajukan sahabatnya.
Manis dan penuh perhatian gitu, terus rayuannya juga maut. Satu gerakan kecil
bisa buat hati berdebar.
Terus karakter
Jimin lagi tapi di Hurtful Desire.
Iya sih.. emang ceritanya udah aku unpublish.
Tapi karakter ini berkesan banget sama aku. Jadi aku bakal gambarin sedikit
aja. Jimin di sini itu enggak sepeka di Look
At Me. Cenderung bodoh sama perasaannya sendiri. Tapi dia tangguh untuk
memperjuangkan cintanya. Aku jadi ngebucin sama Jimin di sini.
Salsa
Park
Hyo Jin!!
Karena
karakter dia punya segala sifat yang aku harap aku punya.
Park
Hyo Jin tuh sosok cewek ekstrovert yang bener-bener apa adanya. Dia keras
kepala, emosional, egois, sensitif dan nggak pernah malu akan hal itu. Dia
berani utarain perasaan dan pikirannya tanpa takut dijudge. Karakter yang amat
jujur sama dirinya sendiri. Kalau sedih ya nangis, kalau seneng ya ketawa,
kalau patah hati ya breakdown, nggak ditahan-tahan, nggak peduli orang nganggep
dia overreacting/lebay. Dan di satu sisi, di balik semua sifat yang kebanyakan
nyebelin itu, aku juga seneng karena kepribadian Park Hyo Jin di kepalaku tuh
tetep terkesan manis, bubbly, feminin gitu.
GSB
Siapa ya? Kalau pertanyaan ini muncul beberapa tahun yang
lalu kemungkinan besar aku bakal jawab Kris di Another Cinderella Story. Now is
now, dan aku udah gak kepikiran mau ketemu dia lagi.
Dan setelah sempet nulis Bang Minsoo dari Hello Chingu dan
Jongdae dari Painfully Smile, akhirnya aku inget satu karakter yang bener-bener
mau aku temui. Siapakah dia???
Jungwoo dari project FF PD45 yang berjudul āRelationshipā .
Alasannya karena dia tahu dia punya kekurangan dan mau memperbaiki walaupun di
saat yang sama dia sibuk sama kuliah dan pekerjaan. Tapi dia cukup sadar kapan
waktunya untuk berhenti saat hubungannya udah gak sehat karena pasangannya pun
gak setia. Dan... sebenci apapun dia sama Chaerin, dia gak maki-maki atau
menghina si Chaerin pake bahasa kasar, pasar, dan kebun binatang. Aku mau
belajar caranya sabar tapi tetap menghargai diri sendiri dari Babang Jungwoo.
Gimana cara kamu
nyeimbangin nulis sama real life? Apa pernah ngerasa kewalahan sampai mau
berhenti nulis?
Kim Dhira
Udah ngebuat
jadwal gitu kalau nulis di akhir pekan. Sekali pun weekdays itu pas lagi libur atau emang cuma buat ngelengkapin ide
aja, jadi enggak terlalu memaksakan diri dengan membuka lembar kerjanya. Cukup
ikutin hasratnya aja tanpa perlu berusaha bertahan lama.
Kalau soal
kewalahan, kadang-kadang ngerasa capek gitu. Tapi kepikiran untuk berhenti,
sejauh ini sih enggak. Soalnya aku merasa dunia nulis itu tempat aku main.
Kalau enggak nulis aku jadi enggak punya tempat pelampiasan stres atau
kegundahan diri.
Salsa
Cara
nyeimbanginnya adalah dengan hiatus. Kalau aku ngerasa beban real life lagi
terlalu berat ya aku hiatus dulu sampai kira-kira stabil lagi.
Kewalahan
iya, tapi nggak pernah sampai mau berhenti. Nggak mungkin berhenti juga karena
dunia tulis-menulis merupakan pelarian aku kalau lagi stres di real life. Dan
jujur nulis tuh sangat amat berpengaruh sama hidup aku, sama cara berpikir aku.
Entah lagi sedown apa, aku ngerasa lebih bisa ngendaliin diri supaya positive
thinking terus. Pokoknya walaupun kadang aku ngerasa apa yang aku lakuin di GIGSent
selama 8 tahun ini cuma buang-buang waktu, tapi sebenernya tanpa aku sadari
banyak faedahnya juga (at least for my mental health). Writing makes me happy, makes
me feel alive and full, like I have all of these worlds and lives inside of my
head, which is super fun and cool! It makes me feel like there is always a
possibility for a new tomorrow if I just turn the page and keep on writing. Like,
whether in real life, or in a story, I just told myself to keep on writing.
Write until you satisfied! Write until you happy! Write until you surprise
yourself! Write!
GSB
Waktu zaman SMA
aku gak kesulitan untuk bagi waktu real life sama nulis. Aku nulis selagi punya
ide dan meluangkan waktu sekalipun besoknya ujian. Tapi setelah kuliah aku
ngerasa kesulitan untuk nulis karena takutnya lupa waktu dan akhirnya tugas
jadi terbengkalai. Perasaan itu kebawa terus sampai sekarang, bikin aku cemas
setiap kali mau nulis dan akhirnya gak jadi nulis. Makanya dari dua tahun
belakangan aku merasa mau berhenti nulis.
Berapa lama waktu yang
kamu butuhin buat nulis satu chapter?
Kim Dhira
Tergantung.
Kadang satu hari bisa jadi satu chapter atau bahkan pernah aku nulis sekitar 4
jam jadi satu chapter. Tapi aku juga pernah lama banget nulis satu chapter aja,
bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu sampai terbengkalai. Tapi itu balik
lagi sama mood, ide, dan suasana
tempatnya sih. Kadang kalau idenya lagi ngalir banget tapi moodnya enggak, cuma bisa nulis momen-momennya aja. Baru deh kalau
semua elemen persiapan menulis sudah lengkap, aku baru bisa mengeksekusi
semuanya.
Salsa
Tergantung
jumlah kata di chapternya. Buat kebanyakan ff series aku, yang emang per
chapternya pendek-pendek, kisaran 3 ribu ā 5 ribu kata, biasanya butuh 2 ā 3
minggu. Kalau chapter panjang yang jumlah katanya 10 ribu ā 25 ribuan, aku bisa
butuh berbulan-bulan.
GSB
Tergantung
mood, tekad, dan keadaan (eakk). Seingetku paling cepet satu minggu untuk nulis
satu chapter dan paling lama bisa
bertahun-tahun.
Kamu tipe author yang
selalu ngedraft dulu atau langsung ngetik? Kalau suka ngedraft, lebih suka
nulis draft di buku atau di HP?
Kim Dhira
Dominannya
langsung nulis gitu. Udah diniatin di awal untuk nulis di waktu tertentu. Tapi
kadang-kadang suka ngedraft dulu
kalau tiba-tiba ide muncul dan lagi enggak nulis. Biasanya aku nulis di memo
kecil atau kertas apa aja yang aku temuin.
Salsa
Aku
tipe yang wajib ngedraft dulu. Hampir nggak pernah nulis langsung di laptop.
Objek
ngedraftnya tergantung mood. Kalau lagi pengen nulis di buku ya di buku. Kalau
lagi pengen di HP ya di HP. Kadang aku juga suka nulis di dua-duanya, misal
scene pertama di buku, scene selanjutnya di HP.
GSB
Sekali lagi kujawab ātergantungā. Kalau keadaan memungkinkan
dan aku lagi bener-bener niat nulis biasanya langsung kutulis. Tapi kalau ide
dateng tiba-tiba dan aku lagi ada tugas/males aku bakal nulis draft. Aku nulis
di buku dan hp *again* tergantung mana benda terdekat yg ada di sekitarku saat
itu.
Mana yang lebih kusuka nulis di buku atau hp? Untuk sensasi
yang kayak berjuang banget aku pilih buku tapi menimbang masalah praktis aku
pilih hp.
Lebih suka nulis
drabble, one shot atau series?
Kim Dhira
Lebih suka
series karena idenya suka berkembang di tengah nulis. Tapi ada saat-saat
tertentu lebih milih one shot sih. Soalnya cepet, ringkas, dan konfliknya
enggak seberat atau seribet series.
Salsa
Series!!
Karena
aku pribadi lebih gampang dapet ide buat series.
GSB
Drabble dan one shot
Salah satu judul ff
yang menurut kamu merupakan tulisan terbaik kamu?
Kim Dhira
Sebenernya Hurtful Desire. Karena untuk pertama kalinya
aku nulis dengan alur maju-mundur di setiap part yang dipicu sama satu hal atau
objek. Terus suka aja sama cara aku nulis dan pemilihan katanya. Karena sejauh
ini gaya penulisan yang aku pakai di Hurtful
Desire itu belum pernah aku coba di cerita sebelumnya. Jadi merasa ada
kepuasan lebih gitu. Tapi kan ceritanya aku unpublish
lagi karena alasan tertentu, jadi kalau disuruh pilih sesuai dengan yang
udah di publish aku pilih Do You Want Some Fluff? volume 5 dan 9.
Sebenernya cuma disuruh nyebutin satu aja, tapi kedua volume tersebut sangat berkesan
dan enggak bisa dibandingin mana yang lebih baik. Jadinya aku pilih keduanya.
Kenapa sih 5
sama 9, karena di volume 5 seluruhnya terinspirasi dari judul lagi. Cuma judul bukan
lirik, jadi merasa tantangan baru dimana aku juga berkeiinginan untuk membuat benang
merah di antara ceritanya. Sedangkan volume 9 itu karena aku merasa konfliknya merupakan
keresahan umum gitu. Gimana sahabat yang saling suka, atau mengagumi sosok tampan
di kampus, dan lain sebagainya. Rasanya santai walau sebenarnya berat juga sih karena
harus ngebuat itu se-real mungkin.
Salsa
Dear
My Rival!!
Mungkin
DMR adalah ff paling puitis dan paling penuh wejangan sok bijak yang pernah aku
tulis sejauh ini. Dan walaupun cuma 3 part, aku ngerasa isinya lebih berbobot
ketimbang ff seriesku yang lain. Karena di situ nggak romance tok. Ada
persahabatan, ada politik, ada kriminal, ada kekeluargaan, etc. Dan di situ
kalian bisa liat character development-nya Wonwoo yang tadinya takut sama Mino,
yang tiba-tiba cabut gitu aja dari UKM radio, yang pesimis, yang selalu
menghindar dari tanggung jawab, blah blah blah, di akhir cerita jadi lebih
strong.
GSB
Hello
Chingu, baik dari segi penulisan, detail cerita, alur, dan penokohan.
Trope Favorit? Scene
Favorit yang kamu tulis sejauh ini?
Kim Dhira
Trope favorit
selama nulis itu forced marriage.
Enggak tau kenapa bisa jadi favorit, yang pasti selama ini kebanyakan ide yang
muncul di otak itu tentang perjodohan. Kalau scene yang paling aku suka dari
trope ini itu ada di THE SERIES OF
UNDERGROUND: Forced Marriage. Hampirsemua scene yang ada karakter
Chaerinnya aku suka. Kenapa bisa suka? Karena untuk pertama kalinya aku buat
karakter yang sekuat Chaerin. Perempuan
tangguh, speak up, pinter, dan
āsedikit nakalā. Bahkan di part 1 udah keliatan seberapa kuatnya karakter
Chaerin sebagai perempuan.
Selain itu, aku
juga suka teenage/young adult romance.
Scene yang paling berkesan sejauh ini tuh di bagian akhir Look At Me (Do You Want Some Fluff? Vol. 9). Pas Jimin ngirim pesan
ke Chaerin abis itu jegat Chaerin yang mau pergi. Aku suka karena ringan tapi
pas gitu buat ngebucinin seorang Park Jimin.
Aku juga suka thriller/suspense. Sejauh ini aku baru
berhasil nulis 2 cerita dengan genre ini, dan keduanya pun enggak maksimal.
Tapi aku suka dan yang berkesan itu scene di Almond pas karakter perempuannya ketawa sambil ngebongkar
rahasianya ke Kris yang lagi kesakitan dan pas bagian karakternya juga ikut
mengakhiri hidupnya.
Kalau di luar
cerita yang udah aku buat, aku lagi suka trope werewolf. Berkeinginan untuk buat romance werewolf gitu, yang ada alpha,
beta, omega, mating, marking, betrayal, dll. Tapi masih ragu karena
kurangnya bahan dan kepercayaan diri juga sih. Tapi semoga bisa terealisasikan
di waktu yang akan datang.
Salsa
Slowburn
romance. The longer the better. Pas karakter utamanya pertama kali sentuhan
atau kissing atau mulai care satu sama lain. Mutual interest yang nggak secara
ajaib tiba-tiba ada, tapi dibangun pelan-pelan sampai sparknya muncul. Thatās
my all-time favorite trope. Selain slowburn romance, trope yang gara-gara
pertanyaan ini aku jadi sadar kalau aku suka adalah human x non-human pair.
Agak creepy emang, tapi seru. Aku pernah bikin human x robot waktu SMA. Terus
tahun lalu bikin human x vampir. Sebelumnya lagi bikin human x mutan. Dan Novel
terakhir yang aku baca pun human x alien. TERUS!!! Ada satu trope lagi yang aku
suka. I have a thing for a tough man who are soft lowkey. Cowok yang dingin,
jutek, galak ke orang-orang tapi kalo ke s/o-nya otomatis berubah jadi yg softer
warmer cozier uwuer gitu.
Scene
favorit aku ada di before marriage. Suzy pura-pura sakit waktu tunangannya
(Seongho) ngajakin pergi, padahal sebenernya dia mau jalan sama Chanyeol ke
pesta kantornya Joon Myeon. Dan ternyata tujuan mereka sama. Seongho tuh CEO
dari mitra perusahaannya Joon Myeon gitu dan waktu mau ngasih kata sambutan,
tiba-tiba dia manggil Suzy (yang lagi ngendap-ngendap mau kabur) pake mikrofon
danā¦. moment of silence. Itu ff tahun
2012 dan tulisanku masih ngawur parah, tapi aku bener-bener nggak bisa mikirin
scene memorable dari ff-ff terbaru aku.
GSB
Sebenernya
aku gak punya trope favorit sih. Untuk scene favorit aku kepikiran beberapa,
tapi setelah dipikir ulang ada satu scene yang bikin aku puas banget waktu
ngetiknya. Apa tuh?
Scene terfavorit sejauh ini dan yang paling
memuaskan yaitu waktu Jungwoo jawab telepon dari Chaerin yang sebenernya buat
Jinhwan. Terus dia dengan tenang, dingin, dan kejam mengakhiri hubungannya
dengan Chaerin. Well, itās
realllllyyyyyyy satisfying for me!!!
Hal yang kamu kurang suka dari
tulisan kamu? Apa yang menurut kamu masih harus kamu tingkatin?
Kim Dhira
Yang aku kurang
suka pertama itu tema. Rata-rata yang aku tulis itu temanya cenderung mirip dan
mainstream. Bisa diliat sih,
kebanyakan forced marriage atau love-hate. Terus ending cerita. Aku selalu ngebuat semuanya happy end. Kenapa? Enggak rela aja untuk jadi sad end. And because of that,
akhirnya cerita aku monoton dan mudah ditebak. Selain itu cara aku menjabarkan
cerita juga buat geregetan sendiri. Terlalu banyak pengulangan kata atau malah
muter-muter enggak jelas. Rasanya mau garuk tembok pas lagi menghadapi keadaan
itu.
Sehingga, yang
perlu aku tingkatkan itu banyak. Tapi yang harus banget yaitu tema. Seperti
yang aku udah tulis di atas, aku mau bikin cerita soal werewolf. Tapi enggak PD karena banyak ketakutan (takut enggak
diterima, takut gagal). Jadinya yang aku tulis temanya seputar itu-itu aja. So, aku sangat perlu meningkatkan minat
dan bakat dalam membaca dan memahami sesuatu jadi dikedepannya bisa lebih baik
dalam penjabaran serta pemilihan tema.
Aku juga merasa
perlu merubah mindset sih, supaya endingnya enggak happy atau mudah ketebak karena pasaran. Sekalipun happy aku maunya yang enggak umum gitu
dan bisa bikin siapa pun yang baca enggak nyangka gitu.
Salsa
Paragraf
aku!!
Kurang
suka sama cara aku mulai paragraf baru. Hampir semuanya selalu diawalin pake
nama karakternya. Jadi kesannya repetitif. Boring. Terus aku juga sering
ooc!!!! Di situ masih perlu diimprove.
GSB
Tulisanku akhir-akhir ini tuh garing. Rasanya gak mengalir,
lebih terkesan terlalu teknis dan kaku. Aku gak ngerti sebutannya apa sih untuk
kekurangan itu yaa. Mungkin cemas dicampur sama keinginan buat sempurna.
So pasti yang perlu aku improve yaa cara aku nulis alur
cerita biar makin smooth dan berasa feelnya. Untuk itu aku perlu lebih banyak
latihan nulis lagi.
BONUS QUESTION
Berapa lama waktu yang kamu butuhin buat ngerjain satu ff atau satu
scene sebelum mutusin untuk nyerah?
Kim Dhira
Ini tergantung
banget. Ada yang sampe beberapa tahun nyimpen ide sampe udah ditulis beberapa part tapi akhirnya menyerah dan
memutuskan STOP itu belakangan ini. Ada juga yang masih disimpen di otak dua
tahunan ini tapi akhirnya nyerah juga walaupun suka sama posternya. Tapi sejauh
ini aku memutuskan buat nyerah itu kalau udah setahun lebih dengan mood yang enggak bersahabat, stuck di bagian tertentu tapi enggak
bisa nge-solve, walaupun idenya itu
udah mateng banget.
Bagaimana cara kamu nulis scene-scene
emosional? Apa kamu pernah ngerasain apa yang dirasain karakter kamu?
Salsa
Caranya
sama aja kaya nulis scene biasa. Paling draftnya lebih sering dibaca ulang dan
sebisa mungkin ditambahin kalimat-kalimat pendukung yang detail. Aku termasuk
penyuka kalimat hiperbol. Jadi kalimat-kalimat emosional yang aku pake bakalan
alay lebay kaya āhatinya terasa lumer di dadaā atau āamarah meledak di kepalanya
seperti kembang apiā. Terus aku juga suka pake frasa-frasa semacam ādunia
terbelahā, āluluh lantakā, āporak porandaā dll buat gambarin scene-scene
emosional.
Apa
aku pernah ngerasain apa yang dirasain karakter aku? Yah, nggak persis karena
alasan yang sama, tapi ada lah hal-hal emosional yang nyerempet-nyerempet kaya
masalah yang pernah kutulis di ff sesekali.
Kamu tipe author yang selalu research
sebelum nulis atau yang masa bodo sama detail? Kalau suka research, apa hal
teraneh yang pernah kamu google?
GSB
Bisa dibilang aku lumayan research tapi gak selalu dan gak
semua hasil research aku masukin ke tulisan.
Aku enggak tahu ini aneh atau enggak, tapi aku tulis aja biar
ada jawabannya. Waktu aku bikin karakter Jongdae di Mysterious Sight aku mau
dia punya penyakit yang bikin dia menarik simpati Sora tapi juga bukan penyakit
yang kronis, tragis, dan sekarat gitu. Saat itu research penyakit apa yang
bikin pengidapnya lemah tapi tetap bisa aktivitas normal tapi agak terbatas.
Dan akhirnya aku pilih bawaan ājantung lemahā deh wkwkwkwk..
Terima kasih semuanya yang udah luangin
waktu buat baca Q&A kita ini..
Semoga menghibur dan bermanfaat
Sampai ketemu di Anniversary selanjutnyaaaaaaaaaaa
āYou only learn to be
a better writer by actually writing.ā ā Doris Lessing
Comments
Post a Comment