#19 Night Talk - Produce 45




Cast:

Choi Seungcheol  ~  Nam Chaerin


Genre:

Romance (AU - Alternate Universe)



o   O   O   O   o



Chaerin tidak bisa menghentikan senyumnya padahal bibirnya telah lelah. Belum lagi kasurnya yang berantakan karena ulah dirinya sendiri. Sejak pulang ia langsung melompat ke atas kasur tanpa mengganti bajunya. Ia menenggelamkan diri di balik selimut dengan senyum mengerikan yang terukir bahkan sejak perjalanan pulang. Untung ada helm yang menutupi wajahnya, jika tidak pasti orang lain akan menganggapnya gila.



Bergerak acak di atas kasur berselimut biru itu hingga seprei yang menutupi menjadi kusut. Ditambah bantal yang berserakan di lantai setelah ia gunakan untuk meredam teriakannya. Beberapa boneka juga ikut menjadi korban kebrutalan Nam Chaerin di malam tanpa bintang itu.



Ia berdiri. Bergegas menuju jendela kamar untuk membukanya. Matanya menatap langit malam, masih dengan senyum tertidaklelahnya dan mata yang berbinar.



Mungkinkah Chaerin gila?



Wah.. cantik sekali malam ini!” Serunya dengan menatap penuh kagum langit super hitam tanpa cahaya bintang.



Tuh kan! Chaerin benar-benar sudah gila. Sudah tahu tidak ada bintang bahkan bulan saja sedang malas untuk bersinar sekuat tenaganya, tapi tetap dikatakan cantik?



Dasar gadis aneh.



Selama beberapa menit ia larut dalam cantiknya langit hitam menurut versinya. Memandang kehitamannya dengan pikiran yang tengah tertuju pada sosok pria bernama Lay. Teringatkan kembali akan apa yang terjadi antara mereka. Jika bisa, Chaerin  sangat ingin kebersamaannya dengan Lay tidak pernah berakhir. Tapi apa dayanya yang hanya seorang manusia biasa tanpa kemampuan apa pun.



Ah Seungcheolie! Aku belum mendengar kabar darinya.”



Chaerin memukul pelan keningnya sebelum kembali menuju kasur untuk berbaring dengan ponsel di tangannya. Ia lantas mencari nama Seungcheol di daftar kontaknya kemudian mengetikkan pesan singkat untuk pria yang entah tengah berada dimana. Sebuah rutinitas yang jarang terjadi tetapi selalu membuat Chaerin rindu jika mereka tidak sedang berbicara.



- Seungcheolie –

( Seungcheol.. )



Tidak lama setelahnya, balasan Chaerin terima. Seungcheol adalah pria yang tidak pernah membuat Chaerin menunggu lama. Dan Chaerin sangat menyukai hal itu. Setidaknya satu dari banyak pria yang dekat dengannya, ada seorang Choi Seungcheol yang selalu membalas pesannya dengan cepat.



( Chae Chae :) )

( Kamu sedang apa? )

( Lagi santai sambil.... )

( ??? )

( Memikirkanmu :* )



Chaerin terdiam selama beberapa saat. Satu kata balasan Seungcheol telah berhasil merenggut sedikit kesadarannya. Padahal ia tahu jika Seungcheol akan selalu menyelipkan kalimat godaannya setiap mereka berbicara, tetapi Chaerin selalu dibuat terkejut dengan apa yang pria itu katakan.



Merasa jika ia terlalu lama terbawa suasana, Chaerin berusaha untuk fokus kembali pada pembicaraannya dengan Seungcheol. Ia mencoba mengenyampingkan dulu debaran jantungnya yang mulai meningkat.



( Jangan membuat aku tersipu Seungcheol! )

( Tidak, aku jujur padamu. Aku memang sedang memikirkanmu )

( Tsk.. )

( Kamu darimana Chae? Tumben sekali baru menghubungiku )



Chaerin melirik jam dindingnya sebelum tangannya yang bebas kembali mendarat di atas kening.



Argh kenapa waktu cepat sekali bergerak sampai tidak sadar jika sudah larut?!”



( Hehe )
( Aku tadi habis pergi dengan Yiyang. Ingatkan teman sekelasku itu? )



Ia menunggu sedikit lebih lama untuk balasan selanjutnya.



( Oh.. )
( Yang saudaranya bernama Lay itu? )
( Yang kamu suka karena dia pandai bermain gitar? )
( Benarkan? )



Chaerin tidak langsung menjawabnya. Ia membaca ulang beberapa kali balasan itu. Dari apa yang ia baca, ia merasa ada perubahan dari intonasi Seungcheol. Pria itu terdengar tidak suka. Apakah mungkin Seungcheol cemburu dengan Lay?



( Iya, kamu ternyata ingat. Kukira tidak hehe )

( Aku tidak mungkin tidak ingat )
( Dia selalu membuatku kesal )

( Kesal kenapa? Kamu saja belum pernah bertemu )

( Tentu saja kesal! )
( Soalnya kamu jadi lupa denganku )
( Buktinya malam ini. Kamu baru menghubungiku setelah bertemu dengannya kan? )



Chaerin kembali merasakan jantungnya bergemuruh hebat. Balasan Seungcheol berhasil membuat wajahnya terasa panas dan ada rasa aneh diperutnya. Bukan hal yang mengganggu malah sangat nyaman sampai membuat Chaerin semakin tersenyum lebar.



( Seungcheol kamu bicara apa sih? )

( Jujur Chae.. )
( Kamu habis pergi dengan adiknya terus menghabiskan waktu dengan pria itu, kan? )



Seketika ia menjadi takut untuk membalas pesan tersebut. Ia merasa tebakannya benar. Seungcheol cemburu dengan Lay. Astaga! Apa ini?



( Tuh kan.. )
( Memang kamu habis darimana? )
( Jangan bohong padaku.. )



Ia menarik napas. Berusaha untuk tenang dari rasa kacau yang tiba-tiba hinggap di hatinya.



( Tadi aku dan Yiyang habis menonton festival musik )

( Terus )

( Aku mengantarnya pulang )

( Lalu? Aku tahu masih ada lagi kan? )



Chaerin kembali diam. Pikirannya sedikit kacau karena perasaannya yang berubah kalut. Sejujurnya ada rasa senang saat membaca pesan penuh kecemburuan Seungcheol. Chaerin merasa seperti diperebutkan antara Seungcheol dan Lay. Tapi ia juga merasa takut kalau yang ia pikirkan hanya halusinasi dirinya saja.



( Waktu aku menunggunya, Lay mengajakku untuk membeli makanan pinggir jalan )



Balasnya setelah perdebatan di otaknya yang cukup lama.



( Kalian pergi berdua? )



Balas Seungcheol sedikit lebih lama dari sebelumnya.



( Em.. Iya )



Setelahnya ponsel Chaerin menjadi hening. Seungcheol tidak lagi membalas pesannya. Membuat Chaerin merasa bersalah karena ia pikir dirinya telah membuat pria itu marah. Ia jadi memikirkan banyak hal mengenai hubungannya dengan Seungcheol. Ia takut jika akhirnya karena kejujurannya malah membuat ia dan Seungcheol merenggang.



Padahal ia dan pria itu tidak terikat status khusus. Tapi sungguh Chaerin benar-benar takut. Ia tidak ingin kehilangan sosok Seungcheol. Pria itu telah mengisi sisi kecil di hatinya.



( Seungcheolie )



Masih belum dibalas.



( Kamu marah? )



Tetap tidak dibalas.



( Hei, jangan diamkan pesanku )
( Aku minta maaf )
( Ayolah jangan hanya dibaca )
( Seungcheolll )
( Choi Seungcheol )



Chaerin yang merasa diabaikan terus saja mengirimkan pesan. Ia bertekad untuk melakukannya sampai pria itu membalas pesannya. Ia harus mendapatkan maaf malam itu juga jika Seungcheol benar marah padanya. Ia tidak mau Seungcheol mendiamkannya sampai lama. Bisa gila jika hal itu terjadi.



( Aku sungguh minta maaf Seungcheol )
( Tolong jangan diamkan aku seperti ini )
( Aku bisa menangis sepanjang malam karena ini )
( Aku tidak bisa melihatmu marah, apalagi karena aku )
( Seungcheol, kumohon )



Sungguh Chaerin frustasi!



Pesannya tak kunjung dibalas padahal pria itu membacanya. Melihat tanda jika pesannya sudah dibaca tetapi tidak dibalas membuat dirinya ingin menangis saja. Bahkan matanya sudah siap menjatuhkan cairannya jika saja pria itu telat beberapa detik untuk membalas pesannya.



( Maaf )
( Aku hanya kesal )



Chaerin mengusap kedua matanya dengan kasar sebelum menggerakkan jemarinya di atas pad virtual ponselnya.



( Seungcheolllllll )
( Kamu hampir membuatku menangis )

( Kamu menangis? )
( Hei jangan! )
( Aku tidak mau kamu menangis )

( Tidak. Aku tidak jadi menangis )
( Tapi aku akan menangis jika kamu tetap tidak membalas pesanku )

( Maaf Chae, aku tiba-tiba saja kesal )

( Kenapa? )
( Karena aku? )
( Maaf.. aku tidak bermaksud membuatmu kesal )
( Aku juga tidak tahu kalau akan membuatmu kesal )

( Tapi sekarang kamu tahukan kalau aku kesal )

( Iya.. )
( Maafin Chaerin ya.. )

( Em.. )



Ada jeda yang cukup lama ketika Chaerin menunggu dengan sabar pesan lanjutan yang tengah diketikkan Seungcheol. Ia melihatnya jika Seungcheol masih mengetikkan pesan tersebut.



Ia baru akan mengetikkan pesan karena Seungcheol tak kunjung selesai mengetikkan balasannya. Namun di tengah pergerakkan jarinya menyusun huruf, balasan pria itu malah sampai dan seketika membuat ia terkejut.



( Sumpah Chae! Kenapa kamu buat aku cemburu?! )



Sungguh malam yang luar biasa untuk Nam Chaerin. Di malam yang sama, ia mendapatkan dua kali serangan jantung yang membuat wajahnya terasa panas dan perutnya dipenuhi kupu-kupu yang beterbangan. Darahnya berdesir hebat dengan debar jantung yang terdengar dengan sangat jelas di telinganya.


E . N . D



Hai semua :)
Aku enggak mau panjang-panjang di sini.
Aku cuma mau nyapa sedikit aja.
Gimana kabar kalian? Semangat ya buat semuanya, jaga kesehatan juga, dan selalu bahagia hehe.
Btw, aku mau ngasih tau aja kalau Forced Marriage dalam tahap pengerjaan. Semoga bisa cepet publish dan bisa menemani kalian.
Oke deh, sekian dulu.
Terima kasih yang udah nyempetin dan berkenan untuk baca sampai cuap-cuap ini berakhir.
Sampai jumpa
감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts