Love Language: THREE
- David Viscott
.
.
.
Jaehyun as Jung Jeffrey
Jeffrey baru saja sampai dan ia segera pergi ke kamar mandi
untuk membersihkan dirinya. Tubuhnya terasa lelah karena banyaknya pekerjaan
yang harus segera diselesaikan, karena itulah ia memutuskan untuk lembur demi mencegah
akhir pekan yang terganggu. Dan mandi adalah salah satu cara untuk menyegarkan diri
kembali. Setelah selesai, Jeffrey segera keluar dengan kaos polos dan celana
pendek abu-abu yang menutupi tubuh atletisnya.
āJef, ini minum tehnya dulu mumpung masih hangat.ā
Jeffrey menerima cangkir teh kesukaannya itu dengan
memamerkan senyum yang membuat lesung pipinya muncul.
āMakasih sayang.ā
Casia mengangguk lalu menaiki kasur untuk menata
bantal-bantal di sana. Lalu ia duduk di tempatnya sembari menunggu Jeffrey
menghabiskan teh chamomilenya.
āKamu udah makan?ā
āUdah, tadi makan sama Marka. Dia pesen makanan online.ā
Jawab Jeffrey sambil meletakkan cangkir tehnya di atas nakas.
āDuduk sini, kamu pasti capek.ā Ujar Casia dengan memukul
bagian kosong kasur.
Jeffrey dengan senang hati menghampiri sang istri. Tetapi ia
tidak duduk, melainkan merebahkan kepalnya di atas paha Casia. Casia hanya bisa
tersenyum melihat kelakuan sang suami.
āCapek banget ya?ā Tanyanya sembari menyisir rambut Jeffrey
dengan jari.
āEum.. kantor lagi banyak tender jadinya banyak hal
yang harus aku urus.ā Keluh Jeffrey dengan mata terpejam. Ia begitu menikmati
perlakuan yang diberikan Casia untuknya.
āKalau kamu gimana?ā
Masih dengan menyisir rambut tebal milik sang suami, Casia
mulai menceritakan apa saja yang dirinya lakukan hari ini. Dimulai dari pergi
berbelanja bersama Ibu mertuanya, lalu membuat kue kering yang akan dibawa ke
acara amal, lalu sorenya ia ikut menghadiri acara amal itu. Melelahkan, tetapi
Casia menikmatinya. Ia jadi bisa berbagi dengan adik-adik yang tidak seberuntung
dirinya.
āAku seneng Jef ngeliat mereka senyum karena kue yang aku
bawa.ā
Jeffrey tidak bisa mengalihkan tatapannya dari wajah sang
istri. Melihat bagaimana ekspresi wanitanya berubah-ubah setiap kali
menceritakan momen-momen yang ia alami, membuat wajahnya terlihat lucu menurut
Jeffrey.
āTerus kamu sama Mamah ada rencana balik ke sana lagi?ā
āIya, Mamah ngajakin bulan depan terus Mamah juga bilang
bakal bawa es krim buat anak-anak di sana.ā Terang Casia dengan antusias.
Jeffrey yang sudah tidak tahan lagi langsung mengecup
singkat bibir ranum Casia dan membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.
āAku seneng dengernya, semoga mereka juga bisa lihat
ketulusan kamu ya..ā
Casia mengangguk pelan di dalam dekapan hangat itu.
āUdah malem, kita tidur ya. Besok kan katanya mau olahraga
bareng.ā
āIya.. yuk tidur.ā
Tanpa melepaskan pelukannya, Jeffrey langsung membawa Casia
berbaring dengan menjadikan dadanya sebagai alas kepala sang istri.
* *
* *
Casia bangun lebih dulu. Ia mengusap matanya tapi berhenti
saat netranya menemukan sang suami yang masih terlelap dengan nyaman. Casia
tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Jeffrey. Sang suami begitu
tampan, dan beruntungnya ia bisa menikmati pemberian Tuhan tersebut sesuka
hati.
Tangannya bergerak menyentuh pipi dan rahang tegas Jeffrey,
memberikan usapan ringan dan pelan dengan harapan tidak membangunkan suaminya
itu. Namun ternyata usapan itu malah membuat mata yang terpejam kini mulai
bergerak dan tidak lama mata itu terbuka.
āMaaf ganggu kamu..ā
Jeffrey tersenyum kecil saat matanya masih berusaha menyesuaikan
dengan cahaya.
āEnggak apa-apa, by the way good morning.ā
Jeffrey mengecup kening Casia dan membuat wanita itu kembali
mengukir senyum.
āGood morning sayangku.ā
Mereka kembali menghabiskan beberapa menit di atas kasur
dengan saling memeluk. Casia yang kembali menjadikan dada Jeffrey sebagai
bantal larut menikmati detak jantung sang suami. Sementara Jeffrey menikmati
bagaimana tubuh mungil istri terasa pas berada di dalam rengkuhannya.
Hingga Casia perlahan melepaskan dirinya lalu menatap
kembali Jeffrey yang sudah menatapnya.
āAku mau ganti baju abis itu nyiapin susu protein.ā
Jeffrey mengangguk.
āNanti aku nyusul.ā
Sepeninggal Casia, Jeffrey masih menikmati kenyamanan
kasurnya. Tapi tidak lama, karena ia pun ikut bangkit dan berjalan menuju kamar
mandi dengan celana olahraga yang sudah disiapkan oleh sang istri. Sudah
menjadi kebiasaan kalau Jeffrey akan bertelanjang dada saat berolahraga.
āIni punya kamu, minum dulu.ā Casia menyerahkan botol warna
hitam dengan ornamen biru, dan Jeffrey menerimanya dengan senang hati.
Keduanya menikmati susu dengan prisa coklat itu hingga
isinya habis. Setelahnya mereka menuju ruang gym yang sengaja keduanya
buat. Casia memulai olahraga paginya dengan lari di atas treadmill,
sedangkan Jeffrey memilih untuk membentuk otot lengan dan dadanya. Mereka
begitu menikmati kegiatan itu, mengeluarkan keringat sambil membicarakan
hal-hal ringan.
Tidak berhenti sampai di situ, keduanya melanjutkan olahraga
pasangan dimana Casia yang memegangi kaki Jeffrey saat sit up, keduanya push
up bersamaan, dan Jeffrey yang membantu Casia saat melakukan angkat beban.
Pagi itu pun mereka habiskan dengan olahraga berdua, hanya
berdua tanpa adanya gangguan.
Setelah selesai, Casia lebih dulu meninggalkan ruang gym
untuk mengambil air. Saat tengah menuangkan air untuk Jeffrey, tiba-tiba saja
pinggangnya mendapat pelukan posesif dari belakang.
āIhh aku keringetan tau..ā Casia berusaha melepaskan
dirinya, tapi lengan itu malah semakin kuat memeluknya.
āKita sama-sama keringetan sayang.ā
Casia hanya menghela lalu kembali menuang air untuk Jeffrey.
Masih di dalam pelukan Jeffrey, ia memutar tubuhnya dan menyerahkan gelas itu
kepada sang suami.
āIni minum dulu.ā
Jeffrey menerimanya dengan tersenyum kemudian dengan cepat menandaskan
isi gelas itu.
āMau lagi?ā
āUdah sayang, nanti aku kembung.ā
Casia mengambil gelas yang sudah kosong itu dari tangan
Jeffrey. Ia letakkan di wastafel dan kembali menghadap sang suami.
āHari ini mau dimasakin apa?ā
āKita masak bareng aja.ā
āBeneran?ā Tanya Casia dengan mata berbinar.
āIya sayang..ā
Casia bertepuk tangan lalu mengalungkan tangannya di lehar
Jeffrey.
āKalau gitu, kita mandi dulu abis itu masak. Sebentar lagi
jam makan siang.ā
āJadi kita mandi barengan?ā Tanya Jeffrey dengan mengangkat
alisnya.
Pertanyaan Jeffrey membuat Casia refleks memukul lengan
telanjang sang suami. Sedikit kesal karena bisa-bisanya Jeffrey mengatakan hal
itu. Ya walaupun mereka sudah menikah, tetapi Casia juga masih malu jika harus
mandi bersama.
āIsh.. itu mau kamu. Enggak, aku mandi di bawah kamu
mandi di kamar.ā
āKenapa enggak barengan aja biar cepet sayang?ā Jeffrey
kembali menggoda sang istri.
āCepet apanya, yang ada lama. Udah sana kamu mandi.ā
Dengan kesal Casia mendorong tubuh Jeffrey hingga membuat
tawa sang suami pecah.
Akhir pekan menjadi waktu yang Jeffrey pilih untuk
menghabiskan waktu bersama istri tercinta. Bagaimana pun caranya ia akan
memilih Casia dan Casia. Tidak ada pekerjaan, tidak ada teman, dan tidak ada
hal lain. Hanya Casia dengan sejuta kegiatan yang bisa mereka lakukan bersama.
Ia lebih menyukai menghabiskan waktu hanya berdua Casia. Rasanya menyenangkan,
lelah akibat bekerja seperti hilang saat melihat senyum Casia yang timbul.
Jeffrey tidak akan pernah bosan dengan semua hal yang ia
lakukan bersama wanitanya itu sekalipun mengalami pengulangan disetiap
minggunya. Ia sangat menghargai dan menyayangi waktu yang mereka habiskan
bersama walau hanya sekedar berbicara di ruang tengah. Jeffrey menikmatinya,
begitu pun dengan Casia. Rasa rindu seperti terbalaskan dengan waktu yang
mereka habiskan bersama.
Seperti malam ini, setelah seharian mereka melakukan banyak
hal bersama dan setelah selesai mencuci piring dan merapihkan meja makan, Casia
dan Jeffrey berada di sofa. Menikmati lagu yang diputar Jeffrey dari koleksi vinyl
record-nya. Tidak lupa dengan secangkir teh chamomile untuk masing-masing.
Jeffrey yang sedari tadi diam mendengarkan cerita Casia
tidak bisa mengalihkan netranya dari wajah cantik sang istri. Menikmati
pemandangan cantik yang telah Tuhan berikan untuknya. Alunan klasik yang
mengalun pun semakin menambah kesan romantis untuknya. Casia dan malam ditambah
musik adalah paket lengkap untuk menutup hari.
āCa..ā Panggilan Jeffrey membuat Casia berhenti dari
ceritanya.
āMakasih ya..ā
Casia mengerutkan dahinya. āBuat?ā
Jeffrey meraih tangan Casia untuk digenggam.
āMakasih udah hadir dihidup aku. Makasih untuk pengertian
kamu. Dan makasih untuk cinta kamu..ā
Casia melepaskan tangannya lalu memeluk Jeffrey.
āMakasih juga karena kamu udah milih aku. Makasih untuk
semua perhatian dan cinta kamu. I really love you Jung Jeffrey.ā
Jeffrey yang sudah mengeratkan lingkaran tangannya, mengecup
puncak kepala Casia lama sebelum vokalnya terucap.
"Aku juga sayang banget sama kamu Ca, I love you and I always will."
E . N . D
- DF -
Comments
Post a Comment