UPSIDE DOWN: Rack and Ruin - Part 2
Ballroom hotel berbintang itu sudah dipenuhi para
undangan yang tidak lain dan tidak bukan adalah keluarga, rekan bisnis,
pemegang saham, petinggi perusahaan, serta para karyawan. Malam itu keluarga
Min akan mengumumkan pengangkatan Yunga sebagai presiden Min Group
sekaligus perayaan ulang tahunnya. Maka wajar jika acara malam itu sangat
dinanti oleh banyak orang tak terkecuali Chaerin. Gadis yang juga merupakan
cucu dari pendiri Min Group itu bahkan telah mempersiapkan pakaian yang
akan dikenakan nya dihari penting bagi Yunga. Ia sampai memesan khusus kepada
sang sahabat untuk mendesain gaun yang akan ia pakai.
White lace high
neck dress menjadi
pilihannya. Chaerin terlihat sangat mempesona dengan gaun rancangan
Jiyeong itu yang ia padukan dengan heels hitam yang senada dengan tas
tangannya. Tidak lupa kalung dan anting yang semakin melengkapi pesona seorang
Lim Chaerin.
Langkah kakinya
sesekali terhenti saat beberapa orang datang menyapanya. Menyunggingkan
senyumnya sembari membungkuk kecil sebagai penghormatan. Walau ia adalah cucu
dari pemilik perusahaan, Chaerin tidak pernah mengharapkan pengagungan dari
orang lain. Ia selalu meminta perlakuan biasa saja.
Jujur ia merasa
sedikit lelah karena harus membalas sapaan para tamu dan ikut berbincang kecil
dengan mereka. Padahal tujuannya untuk menemui sang bintang malam itu belum
juga terwujud. Usahanya belum membawa ia pada sosok Yunga yang entah berada
dimana. Namun beruntung baginya karena tidak lama setelah ia melepaskan diri
dari jeratan salah satu pemegang saham, ekor matanya menangkap keberadaan kakak
sepupunya yang tengah dikelilingi beberapa pria dengan kisaran usia tidak jauh
dari pria itu. Maka tanpa membuang banyak waktu lagi, Chaerin segera melesat
pergi menghampiri Yunga.
āKak Yunga!ā Serunya yang berhasil menarik perhatian kumpulan pria di sana.
Mempercepat langkahnya dengan berlari kecil hingga berhenti tepat di hadapan bintang acara malam itu.
āSelamat ulang
tahun Kak. Ini untukmu.ā
Ia menyerahkan
sebuah kotak silver ke hadapan Yunga.
āApa ini?ā
āHadiah dariku. Kak
Ga bisa membukanya nanti.ā
āHai Chae!ā
Chaerin menoleh.
Matanya menatap bingung pada sosok pria dengan setelan jas berwarna biru itu.
āKamu lupa? Aku
Kavee, Kim Kavee.ā
Chaerin masih
bergeming. Matanya menelisik sosok di depannya hingga ingatannya kembali hadir.
Membuat mata itu seketika membulat dan bibirnya berkata, āKak Vee.ā
Kavee tersenyum
senang. Membuat senyum kotak pria itu terbit sebelum merengkuh Chaerin ke dalam
pelukan rindu.
āOh iya, kenalkan
ini Juna dia sepupu Bang Yujin. Dan ini, kamu pasti sudah mengenalnya Jung
Hobee. Mereka sahabatku.ā Yunga memperkenalkan.
āHalo, Lim
Chaerin.ā Ucapnya sembari membungkuk memberikan salam.
Saat Chaerin akan
kembali bersuara, sesuatu menghantam kepalanya. Rasa pusing langsung menyerang
bersamaan dengan aroma kuat yang menyapa indera penghidunya. Ia memejam,
mencoba menetralkan rasa sakit yang mulai merenggut kekuatan tubuhnya. Hingga
tanpa ia sadari, tangannya mencengkram kuat lengan Yunga dengan kepala yang
menunduk. Perubahan Chaerin membuat Yunga khawatir. Ia memegangi lengan
Chaerin bermaksud mencegah gadis itu terjatuh.
āChaerin...ā
Panggilnya yang tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Chaerin yang masih
berperang dengan rasa pusing serta aroma yang sangat kuat hingga membuat bagian
dalam dirinya meraung meminta lebih.
āBang!ā
Panggilan lain dari
jarak yang tidak terlalu jauh itu berhasil mengalihkan sejenak kelima pria itu
dari Chaerin, termasuk Chaerin sendiri. Matanya perlahan terbuka dan kepalanya
menoleh ke arah suara berasal. Dari posisinya berdiri, ia dapat melihat dua
orang pria lain tengah berjalan ke arah mereka. Namun satu yang menarik
perhatiannya. Sosok yang telah menghadirkan kembali angkara āyang sempat
terkuburā ke dalam dirinya.
Oceanic, Green, Oriental.
Feromon itu semakin
kuat hingga membuat sisi lain dalam tubuhnya semakin meliar. Menyadarkan
Chaerin jika salah satu pria itu adalah mate-nya. Matanya langsung
menatap tajam dan penuh kebencian pada sosok pria yang juga tengah menatapnya.
Maka dengan sisa tenaga yang tidak seberapa dengan hasrat dominan dalam
tubuhnya yang mulai menggila, Chaerin berusaha untuk menegakkan tubuhnya. Lalu
menatap Yunga untuk meminta izin pergi.
Yunga belum sempat
mengatakan jawabannya saat Chaerin melepaskan dirinya begitu saja dan segera
melangkah pergi.
āOh Bang, selamat
ulang tahun.ā
āTerima kasih, Ka.ā
āTadi itu siapa?ā
Yunga menolehkan
kepalanya ke arah dimana Chaerin menghilang. Benaknya berkata jika ada yang
tidak beres dengan Chaerin dan ada hubungannya dengan Chaerin yang tiba-tiba
sakit.
āSepupuku, Lim
Chaerin namanya.ā
āOh, yang Bang Vee
ceritakan itu?ā
Kavee mengangguk.
āDia cantik.ā
Imbuhnya membuat sosok di sampingnya langsung menoleh dengan tatapan mata
tajam.
āWah.. Bang Jayson.
Kenapa kau menatapku seperti itu?ā Ujar Jeka yang bergerak menjauh dan
bersembunyi di balik tubuh Juna yang kebetulan berdiri di sampingnya.
Jayson āpria yang
datang bersama dengannya ituā tidak menjawab. Lebih memilih mengalihkan tatapan
matanya dan menatap lurus ke arah dimana Chaerin pergi. Membiarkan sahabatnya
bingung termaksud Yunga yang kini atensinya mengarah kepadanya.
Musk,
Jasmine, Pink Grapefruit.
Feromon yang mulai
mengusik ketenangan pikirannya sejak pertama kali masuk ke dalam penghidunya.
Membuat sisi dominannya mengaung senang saat untuk pertama kali menghirup
feromon itu. Menggantikan aroma yang sebelumnya ia pikir akan menjadi pasangan wolf-nya.
Namun sayang, semua itu hanya halusinasi saja yang membuat dirinya perlahan
hancur. Sedikit tahu, bukan hanya dirinya saja yang hancur tetapi sosok
gadis bernama Chaerin itu juga diyakini hancur karena perbuatannya.
Hal yang tidak
diduga lainnya terjadi tidak lama setelah menghilangnya feromon Chaerin dari
jangkauan penghidunya. Setelah dirinya dipenuhi euforia karena berhasil bertemu
dengan pasangannya, semua itu harus luntur digantikan kesesakan saat menyadari
kenyataan jika mate-nya pergi begitu saja. Belum juga sesak itu mereda,
malah bertambah dengan rasa sakit fisik yang ia terima akibat dorongan kuat
dari Yunga yang menyebabkan tubuhnya terhempas kencang menabrak dinding.
Tadi setelah
kepergian Chaerin, ia sempat terlarut memperhatikan gadis itu. Namun ia tidak
mengira jika Yunga kemudian menarik kasar dirinya keluar dari ballroom
menuju tangga darurat. Ia tidak pernah menyangka jika kebodohannya akan
menghancurkan banyak hal. Selain gadis itu, ternyata persahabatannya pun juga
diambang kehancuran.
āApa yang kau
lakukan brengsek?!ā Maki Yunga.
Sifat pelindung dan
posesif dari alpha-nya muncul kala mengingat bagaimana lemahnya Chaerin
saat sahabatnya ini datang. Mengingat kembali detik-detik tubuh tegap itu harus
disanggahnya agar tidak terjatuh membuat dirinya ingin sekali menghabisi sosok
di depannya. Walau ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dengan
tatapan penuh angkara yang Chaerin tunjukkan dan sempat disadarinya, sudah
cukup memberikan gambaran jika sahabatnya ini telah menyakiti gadis itu.
āBang!ā Kavee
berteriak. Ia segera menarik Yunga dan berdiri menghalangi pria itu.
āMinggir kau Vee!
Aku tidak ada urusan dengan mu.ā
Yunga kembali
berusaha untuk mendekati Jayson, tapi kini tubuhnya ditahan oleh sosok Juna
yang berada di belakangnya. Sementara Jayson, ia dibantu berdiri oleh Jeka.
āAda apa ini?
Kenapa kau tiba-tiba menyerang Jayson?ā
Yunga mendecih.
āTanyakan padanya, karena aku juga ingin tahu apa yang telah ia lakukan pada
Chaerin!ā
Kini semua atensi
beralih pada sosok Jayson yang masih setia berada pada bopongan Jeka. Perlahan
Yujin melangkahkan kakinya mendekati Jayson dan berdiri tepat di hadapan pria
itu.
āKatakan Jayson.ā
Seperti sebuah
sihir. Dua kata yang dilontarkan Yujin berhasil membuat Jayson menghela pelan
sebelum bilah bibirnya terbuka dan berkata.
āGadis itu, dia mate-ku.ā
Ujarnya pelan. Nyaris tidak terdengar jika saja tangga darurat itu tidak kedap
suara.
Semua terdiam
sebelum pertanyaan lain terlontar. āLalu?ā Hobee yang membuka suara itu masih
tidak paham. Jika Jayson bertemu dengan mate-nya, lalu kenapa Yunga
menjadi sangat marah? Bukankah dia seharusnya sangat senang jika adik sepupunya
telah menemukan pasangan hidup yang telah ditakdirkan.
Pertanyaan yang
baru saja terlontar itu tidak langsung dijawab Jayson. Pria itu malah
mengalihkan pandangannya. Cukup lama mulutnya tertutup sampai Yunga menekannya
untuk menjawab.
āA-Aku...ā Jayson
terlihat menelan salivanya. Ia tampak ragu bercampur takut saat menyadari kini
seluruh pasang mata sahabatnya tengah menanti jawabannya. Terlebih tatapan
menusuk yang Yunga berikan padanya. Membuat sisi dominan dalam tubuhnya meraung
takut oleh dominasi kuat alpha di depannya.
āKatakan keparat!ā
Yunga kembali mendesis marah.
Dengan tarikan
napas dalam dan embusan berkala, Jayson akhirnya membuka suara dan mengatakan
semua yang menjadi jawaban atas kebingungan sahabatnya.
āAku melakukan betrayal.ā
Seakan tersambar
petir, amarah Yunga kembali meledak mendengar jawaban Jayson. Membuat tubuhnya
menghempas dengan kasar tangan Juna yang menghalangi pergerakkan dirinya.
Bergerak cepat menerjang tubuh Jayson dan memberikan beberapa pukulan telak
hingga tubuh itu kembali tersungkur.
āBAJINGAN KAU PARK
JAYSON!!ā
Yunga terus
melayangkan tinjunya hingga Juna dan Hobee harus berusaha keras untuk menarik
Yunga yang sudah dipenuhi amarah.
āYunga tenanglah..ā
āARGH!
BRENGSEK!ā Dengan hempasan keras, Yunga melepaskan dirinya dari Juna dan Hobee.
Matanya masih setia menatap penuh angkara pada Jayson yang kini harus dibantu
selain dengan Jeka juga Kavee. Menghela dengan kasar sebelum melangkah pergi
meninggalkan sahabatnya.
* * * *
Jayson duduk di
bangku taman dengan Jeka yang mencoba mengobati luka di wajahnya. Sementara
Yujin dan Kavee, keduanya berdiri di hadapan Jayson yang sesekali mengaduh
karena alkohol pada kapas yang tepat mengenai lukanya.
āJadi apa yang
terjadi?ā Yujin akhirnya buka suara setelah membiarkan Jayson diobati oleh
Jeka.
Jayson menarik
napas. Mencoba membawa kembali kejadian malam itu ke dalam ingatannya.
āMalam itu kami
kembali bertemu saat reuni kampus. Layaknya pertemuan pada umumnya kami minum
dan berbincang, bersama yang lain juga. Tapi ternyata semua tidak berjalan
seperti dugaanku, kami mabuk dan aku terbawa suasana. Perasaan lama itu kembali
hadir sampai tanpa sadar kami melakukannya.ā Jayson sejenak menjeda kalimatnya.
Melirik ketiga sahabatnya bergantian. Mencari tahu reaksi mereka saat mendengar
kebodohannya sebelum kembali melanjutkan sebagai penutup pengakuan
kesalahannya.
āTapi kami
menyadari kalau memang tidak ada takdir untuk kami. Aku tidak bisa menghidu dan
mengenali feromonnya begitu pun dengan dirinya. Karena itu setelah kejadian
malam itu kami memutuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan dalam bentuk apa
pun.ā Lanjutnya dengan kepala yang tertunduk.
āSiapa?ā Tanya
Kavee.
Jayson semakin
menunduk dalam, takut mendengar amukkan Kavee. Pasalnya Kavee adalah
satu-satunya orang yang tahu mengenai perasaannya pada gadis itu. Kavee juga
telah memperingati Jayson mengenai perasaannya.
āHana..ā
āAPA?ā
Benar dugaannya.
Mendengar nama Hana tersebut Kavee langsung berteriak seperti orang murka.
āKau gila
atau bodoh atau keduanya Park Jayson?!ā
Jayson tidak
menjawabnya. Rasa bersalah yang telah ia rasakan sejak malam itu semakin
bertambah setelah melihat seberapa marahnya mate-nya, Yunga, sahabatnya
yang lain termasuk Kavee yang juga terdengar kecewa dengan dirinya.
āARGH!ā
Kavee berteriak frustasi. Mengacak rambutnya sebelum kembali menatap tajam
Jayson yang masih setia dengan kepala menunduk.
āKau tahu, jika
memang kau sudah memutuskan untuk melupakan perasaanmu pada Hana dan ingin
hidup bersama mate-mu maka kau harus berusaha sangat keras. Chaerin itu
sosok yang keras. Dia tidak mudah mengubah keputusan yang telah dipilihnya.
Berdoa saja jika Chaerin tidak memilih untuk hidup tanpa mate.ā
Setelah mengatakan
itu Kavee memilih pergi. Perasaan kecewa yang bercampur dengan marah membuat ia
tidak sanggup melihat wajah Jayson. Sahabat yang sudah dirinya anggap seperti
saudara itu melakukan tindakan yang paling dilarang di muka bumi ini.
Mengkhianati takdir hanya untuk perasaan sesaat yang tidak seharusnya ia
rasakan. Jika ia tega, mungkin dirinya juga akan menghajar Jayson. Sayang
persahabatan yang sudah terjalin lama itu membuat dirinya tidak tega untuk
melakukan itu.
āSelain Chaerin,
kau juga harus bersiap menghadapi Yunga. Walaupun hubungan mereka hanya kakak
dan adik sepupu, tetapi mereka sudah menganggap masing-masing sebagai saudara
kandung. Karena itu Yunga sangat protektif dengan Chaerin. Kau bisa menilainya
dari bagaimana Yunga menghabisimu tadi.ā
Yujin lantas ikut
bergabung bersama dengan Jayson dan Jeka. Punggungnya disandarkan pada sandaran
dibelakangnya sembari memperhatikan langit malam.
āKalian pasti tahu
kalau Yunga itu jarang tersenyum. Tapi Chaerin satu-satunya orang yang bisa
membuat gummy smile itu muncul hanya karena sebuah pesan singkat. Aku
melihatnya sendiri bagaimana perubahan wajah Yunga saat Chaerin mengirimkan
pesan yang berisi curahan hatinya mengenai kehidupan sekolahnya. Saat aku tanya
siapa pengirimnya, dia bilang kalau itu dari Chaerin āsepupu yang paling dia
sayangi.ā
* * * *
Tidak peduli
bagaimana reaksi pemilik kamar tersebut, tanpa meminta izin, Yunga langsung
membuka pintu putih itu. Suara hantamannya membuat Chaerin terlonjak dan segera
berdiri dari kasurnya. Menatap Yunga dengan mata sembabnya. Yunga sendiri setelah
menutup rapat pintu itu segera menghampiri Chaerin.
āPerlihatkan kepada
Kakak.ā
Chaerin mengerutkan
dahinya, tanda tidak mengerti. Yunga yang sadar menghelakan napasnya dengan
kasar sebelum kembali berkata.
āKakak tahu kamu
mendapatkan betrayal. Sekarang tunjukkan pada Kakak!ā
Penuturan Yunga
membuat Chaerin terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Yunga akan mengetahuinya
secepat ini. Ia belum mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan
yang terjadi saat Yunga mengetahui kondisinya.
Menggeleng pelan,
hanya itu yang bisa Chaerin lakukan. Kepalanya bahkan tertunduk, tidak berani
menatap obsidian kelam Yunga.
āChaerin, Kakak
janji tidak akan marah padamu. Tapi tolong tunjukkan luka betrayal-mu.ā
Chaerin merasa
tidak bisa lagi mengelak dari permintaan Yunga, akhirnya melepaskan hoodie-nya.
Membiarkan Yunga melihat luka yang masih tertutup tanktop. Walau masih
ada pakaian yang menempel di tubuh Chaerin, Yunga tetap bisa melihat seberapa
buruknya luka yang dimiliki Chaerin. Membuat rahangnya mengeras saat melihat
goresan yang nyaris membelah lambangnya.
āSIAL! Ini parah
Chaerin. Kenapa kamu tidak jujur pada Kakak?ā Tanya Yunga yang begitu frustasi.
āA-Aku takut jika
Kakak akan marah.ā
Yunga menggeram.
Membuat Chaerin sedikit mundur karena takut.
āKakak memang akan
marah, tapi tidak akan semarah sekarang. Kamu menutupi kesakitanmu tanpa ada
yang tahu. Jika kejadian tadi tidak terjadi, Kakak yakin pasti kamu
tidak akan menceritakan masalah ini.ā
Yunga mengacak
rambutnya. Perasaan kesal, marah, dan sedih yang dirasakan membuat ia semakin
frustasi. Melihat seberapa parah luka yang dimiliki Chaerin membuat Yunga ingin
menghabisi Jayson. Tapi satu sisi hatinya tidak mengizinkan karena hidup
Chaerin bergantung pada Jayson. Bagaimanapun mereka berdua telah ditakdirkan
bersama. Maka jika salah satu dari mereka mati, pasangannya akan mengalami
kesulitan dalam bertahan hidup terlebih saat masa heat-nya datang.
āKak..ā
Yunga mengangkat
kepalanya. Menatap manik Chaerin yang telah kembali digenangi air mata. Rasanya
sakit saat melihat sosok yang ia kasihi bersedih seperti saat itu. Maka naluri
seorang kakak langsung membuat Yunga menarik Chaerin ke dalam dekapannya.
Melakukan hal yang sama seperti dulu saat Chaerin menangis untuk pertama
kalinya setelah upacara pemakaman sang Ayah. Membiarkan air mata Chaerin
mengalir dan membasahi pakaiannya. Setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan
sekarang ini untuk mengurangi kesedihan Chaerin.
Merasa sedikit
tenang, Chaerin akhirnya kembali membuka suaranya. Masih dalam dekapan Yunga
yang tangannya tengah sibuk mengusap punggungnya.
āAku tidak ingin
bertemu dengan mate-ku. Aku tidak butuh pria brengsek itu. Aku bisa
hidup sendiri tanpa pengkhianat sepertinya. Karena itu aku sudah bersumpah
untuk hidup tanpa mate apa pun yang terjadi.ā
Setelah mengatakan
keinginannya, Chaerin tidak lagi merasakan usapan pada punggungnya. Karenanya
dengan perlahan ia melepaskan diri dari pelukan Yunga. Menatap wajah kakak
sepupunya itu yang terlihat terkejut.
āKamu bercandakan?ā
Chaerin menggelengkan
kepala. āAku serius.ā
āTidak, kamu tidak
bisa melakukan itu. Kamu tidak akan bertahan, apalagi saat heat-mu
datang.ā
āTapi aku tidak mau
berhubungan dengan pria brengsek itu apa pun yang terjadi. Betrayal yang
ia lakukan telah melukai diriku. Aku tidak akan membiarkan siapapun bahkan
orang asing membuatku menderita.ā
āTapi Chae-ā
āAku mohon Kak.
Aku tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan seorang pengkhianat. Aku
sangat membenci pengkhianatan dan kebohongan karena akan menyebabkan luka yang
sulit disembuhkan.ā Potong Chaerin cepat.
Merasa belum
mendapatkan balasan, maka Chaerin meraih tangan Yunga dan menggenggamnya.
āAku mohon. Aku
tidak ingin tersakiti lagi. Aku tidak mau.ā Lirihnya. Air mata kembali jatuh
saat ingatan akan rasa sakit yang ia rasakan kembali melintasi pikirannya.
Yunga yang melihat
kesedihan itu akhirnya menyerah. Ia mengembuskan napasnya sebelum dengan berat
hati mengangguk.
āKakak akan
mendukung keputusanmu asal kamu bisa menunjukkan kalau kamu akan baik-baik saja
saat heat-mu datang. Tapi jika sebaliknya, maka seberapa besar rasa
benci yang kamu miliki kamu harus menerima Jayson.ā
Dalam hati Yunga berharap yang terbaik untuk Chaerin. Jika boleh jujur sebenarnya ia ingin langsung mendukung keputusan Chaerin. Karena dirinya juga masih tidak terima dengan betrayal yang dilakukan Jayson. Tapi dirinya juga tidak bisa egois. Ia tahu pasti kalau akan sulit bagi Chaerin untuk hidup tanpa mate. Karena itulah ia memutuskan untuk melihat bagaimana Chaerin bertahan hidup jika tidak ada mate disampingnya.
T . B . C
- DF -
Comments
Post a Comment