UPSIDE DOWN: Rack and Ruin - Part 13
Terhubung melalui
pikiran serta dapat merasakan apa yang tengah dirasakan pasangannya merupakan hal lumrah yang akan terjadi pada
sepasang werewolf yang telah
melakukan pengikatan. Mereka diberikan anugerah tersebut untuk memudahkan
keduanya dalam mengetahui kondisi pasangan masing-masing. Terdengar baik,
tetapi anugerah tersebut tetap saja dapat mengakibatkan kehancuran jika yang
dilakukan tidak sesuai dengan takdir.
Chaerin yang
beberapa hari ini kerap merasa tidak nyaman dihati mulai terpikirkan dengan
ikatan antara dirinya dan sang mate.
Awalnya ia sama sekali tidak peduli karena dirinya pikir ia hanya tengah dalam
kondisi tertekan oleh pekerjaan. Namun rasanya ketidaknyamanan tersebut tidak
datang dari beban dan tuntutan pekerjaan. Ada hal lain yang mengganggu dirinya
dan baru ia sadari bahwa sisi dominannya juga merasakan hal yang sama.
Aneh.
Karena seharusnya
jika karena pekerjaan, sang dominan tidak akan merasakan kekacawan tersebut.
Namun perasaan yang mengusiknya itu telah membuat sang dominan meraung hingga
menyebabkan debaran anomali yang tidak dapat ia kendalikan. Sangking kacau
jantungnya berdetak, Chaerin sampai datang menemui Sehun untuk meminta obat
penenang. Setidaknya ia memerlukannya saat malam. Ia butuh istirahat dan
debaran anomali yang terlampau mengusiknya itu kerap membuat ia sulit untuk
terlelap.
āKamu yakin obatnya
tidak berpengaruh?ā Sekali lagi pertanyaan tidak percaya dilontarkan Sehun.
Pria berkulit putih pucat itu menatap bingung pada botol obat yang dikembalikan
Chaerin.
āTidak, aku sudah
mencoba meminumnya selama dua hari ini tetap saja jantungku berdetak cepat.ā Ia
menarik napas dan menghela perlahan. āSungguh Sehun adakah obat lain yang bisa
membuat jantungku membaik. Kondisi ini sangat menyiksa.ā Keluhnya.
Sehun menarik napas
sebelum mengeluarkan botol lain dari dalam tasnya.
āSebenarnya ini
tidak disarankan karena dosis yang tinggi, tetapi melihat kondisimu kamu bisa
mengonsumsinya.ā
Botol kaca berwarna
coklat tersebut hampir berada dalam genggamannya andai saja Sehun tidak menarik
kembali botol tersebut. Chaerin mengerutkan kening dan memberikan tatapan
bingungnya.
āChae, aku rasa
obat ini juga tidak dapat menenangkan debaranmu.ā
Chaerin memiringkan
kepalanya. āApa maksudmu?ā Tanyanya tidak mengerti.
Sehun yang duduk di
depannya terlihat menarik napas dengan wajah ragu yang semakin menimbulkan
pertanyaan di dalam benak omega Lim
tersebut.
āLihat keluar dan
kamu akan tahu maksudku.ā
Kebingungannya
membuat Chaerin mengikuti perkataan Sehun. Kepalanya berputar begitu pun dengan
tubuhnya. Matanya bergerak kesana kemari mencari hal yang dimaksud Sehun.
Hingga pemandangan asing yang membuat jantungnya berdebar semakin kencang
tertangkap oleh indera pengelihatannya. Demi meyakini jika yang ia lihat
tidaklah salah, Chaerin sampai memicingkan mata.
Sial!, umpatnya.
Ia bergegas meraih
tas tangan yang berada di kursi sebelah. Hendak pergi tetapi Sehun
menghentikannya.
āKamu mau kemana?ā
āAku akan
mengikutinya.ā Jawabnya cepat.
āAku akan
menemanimu.ā
Maka dengan anggukan
singkat yang dilakukan Chaerin, keduanya segera pergi meninggalkan kafe untuk
mengikuti sedan hitam yang mulai meninggalkan area parkir. Entah kemana
kendaraan roda empat itu melaju, Chaerin tetap setia mengikuti dalam jarak
amannya. Terus mengendarai mobilnya tanpa memperhatikan sudah berapa lama ia
berkendara. Ketika sedan hitam itu melambat, Chaerin juga melakukan hal yang
sama. Memastikan kembali jika kendaraannya tidak diketahui pengendara sedan
tersebut.
āIni apartemennya?ā
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari Sehun ketika matanya mengamati
tower-tower hunian yang menjulang ke atas kini mengitari mereka.
Chaerin menggeleng.
āTidak tahu. Aku tidak pernah bertanya atau datang kekediamannya.ā
Sehun yang tengah
sibuk memperhatikan sekitar berhenti dengan mata membulat. Menoleh pada Chaerin
yang hanya bisa menggaruk tengkuk.
āSerius Chaerin?
Setelah hubungan kalian membaik, kamu sama sekali tidak ābelumā ā Sehun
terlihat kehabisan kata-kata. Tidak habis pikir dengan omega di sampingnya.
Chaerin pun hanya
bisa menghembuskan napas panasnya. Kepalanya menoleh hingga obsidiannya kembali
melihat pada sedan yang masih belum ada pergerakan.
āKamu tahu
kepercayaan yang sudah dirusak akan sangat sulit untuk dikembalikan. Sekali pun
aku mulai membiarkan dia masuk ke dalam hidupku, tetapi otakku selalu membuat
batasan yang akhirnya membuat aku tidak bisa memberikan keyakinan seutuhnya.ā
Hening pun yang
terjadi setelahnya. Pengakuan Chaerin membuat Sehun lebih memilih diam karena
terkejut dengan kenyataan yang ia pikir telah membaik. Sedangkan Chaerin ia
merasa seperti baru saja membuka aib dirinya sendiri yang selama ini coba
ditutupi, hingga membuat ia kehilangan keberanian untuk kembali berucap. Takut
jika bibirnya terbuka ia akan kembali menyampaikan isi hati sebenarnya yang
tidak seharusnya diketahui orang lain.
Sayang keheningan
tersebut lenyap ketika Sehun kembali berucap setelah melihat jam yang mengikat
pergelangannya.
āSudah hampir
sepuluh menit dan tidak ada yang keluar. Sebenarnya apa-ā
Belum selesai
kalimatnya terucap, erangan dari sebelahnya membuat atensi alpha itu teralihkan pada omega
yang tengah menempelkan kepalanya pada kemudi. Matanya terpejam dengan dahi
yang mengerut. Tangannya menekan keras perpotongan leher dimana ia bisa melihat
pendar terang di antara jemari Chaerin.
āAstaga Chaerin!ā
Ia berseru.
Dengan cepat ia
menarik tubuh Chaerin mundur. Menyandarkan omega
tersebut hingga pemandangan baru membuat matanya membulat sempurna. Tanpa
meminta izin, Sehun membuka dua kancing teratas pakaian Chaerin untuk meyakini
apa yang tengah ia lihat. Ia terkejut kala pemandangan yang tidak ia duga
kembali terpampang di depan matanya.
āCha-e ka-mu...ā
āBet-ra-yal.ā Ucap Chaerin susah payah.
Lambang yang berpendar terang dengan rasa panas, goresan yang mulai terbentuk
didada, ditambah rasa sakit diulu hati membuat tubuh omega itu melemah. Kekuatan yang ia miliki perlahan menghilang kala
lebam biru mulai menghiasi tubuhnya. Sama seperti sebelumnya ketika betrayal pertama yang ia alami.
Mendapati kenyataan
pahit, egonya mulai memenuhi diri. Mencoba membunuh akal sehat kala rasa sakit
semakin mendominasi. Membangunkan kembali angkara yang telah tertidur. Lebih
parahnya, angkara tersebut bertambah besar hingga mampu mengalahkan jerit
menyedihkan sisi dominannya.
Masih dengan rasa
sakit yang menemani, Chaerin memilih meninggalkan kendaraannya. Berjalan dengan
tertarih mendekati sedan hitam di depannya. Kaki jenjang berbalut heels coklat itu berhenti tepat di depan
kendaraan tersebut dengan tangan yang sudah tidak lagi menekan lambangnya
sekali pun rasa sakit itu masih sangat menyiksa.
Dengan sorot mata
tajam, ia dapat melihat bagaimana terkejutnya penghuni sedan tersebut. Matanya
tidak berhenti mengamati setiap pergerakan di dalam hingga pengendara sedan
tersebut keluar diikuti penumpang di sebalahnya.
āWah.. Park Jayson. Kau benar-benar alpha bajingan.ā
āChaerin aku bisa
jelaskan-ā
Chaerin mengangkat
tangannya. āJangan mendekat. Aku tidak sudi didekati pengkhianat sepertimu.ā
āChaerin..ā
Chaerin menempelkan
telunjuk dibibir. āSstt! Aku tidak
ingin mendengar apa pun. Aku tidak peduli padamu dan omega itu. Terserah pada apa pun yang kalian lakukan karena...ā
Chaerin menjeda ucapannya. Salah satu sudut bibirnya tertarik membentuk
seringai menyeramkan.
Tangannya kini
digerakkan menyentuh bagian tubuh dimana lambangnya masih setia berpendar tentu
dengan rasa sakit. Menekan di sana sebelum vokalnya kembali terucap. āAku Lim
Chaerin menarik kembali sumpahku atas Āmate-ku.ā
āChaerin!ā
āMenghapus seluruh
ikatan yang terbentuk dan melepaskan diri dari kewajiban sebagai mate serta menghapus hak atas mate-ku.ā
Tidak peduli dengan
teriakan dan usaha Jayson untuk menghentikannya, Chaerin tetap melanjutkan
penarikan sumpahnya. Keputusan yang ia ambil beberapa saat lalu sudah bulat.
Lebih baik hidup tanpa mate
dibandingkan harus menghabiskan sisa hidup dengan pasangan yang tidak bisa
memegang sumpah.
āSelamat Park Jayson,
kau bebas. Dan kau, selamat sudah mendapatkan mate pengkhianat ini.ā
Bohong jika
penarikan sumpah yang ia lakukan tidak berdampak pada dirinya. Karena nyatanya
ia tengah menahan rasa yang teramat sakit yang menyerang lambang dan dadanya. Menusuk
pada ulu hati hingga membuat tangan yang terkepal di sisi tubuh bergetar karena
tidak mampu manahan rasa sakit tersebut.
Beruntung Sehun
segera menghampirinya dan membawa tubuh penuh getar itu pergi. Jika tidak
mungkin saja ia akan mengalami kesusahan yang sangat besar untuk membawa
dirinya pergi dari tempat yang dipenuhi dengan sumpah serapah yang ia lontarkan
dalam hati.
* *
* *
āSIALAN KAU PARK!ā
Yunga masih terus
melayangkan tinjunya. Menulikan telinga dan membutakan mata pada keadaan Jayson
yang tergeletak di lantai. Mengabaikan bagaimana tangis wanita yang
berstatuskan sebagai bibinya pecah kala mendengar pengakuan Jayson. Melupakan
keberadaan kakek dan orang tuanya yang masih terpaku di sofa.
āAPA YANG KAU
PIKIRKAN BRENGSEK?! KAU MELAKUKAN BETRAYAL LAGI PADAHAL CHAERIN BELUM
SEPENUHNYA PERCAYA PADAMU.ā
Yunga kembali berteriak.
Menumpahkan seluruh amarahnya pada sosok alpha
bajingan yang sayangnya adalah sahabatnya. Otaknya tidak habis pikir dengan apa
yang telah dilakukan sang sahabat. Bagaimana bisa sahabat yang telah ia anggap
seperti saudaranya itu melukai adik terkasihnya? Mencium omega lain walaupun hanya sentuhan ringan āmenurut pengakuannya.
Apa yang ada dipikiran alpha biadab
ini? Dia telah mengikrarkan janji untuk setia pada mate-nya tetapi apa yang telah ia perbuat? Ia malah melukai
ākembaliā mate-nya yang tengah
berproses memupuk kepercayaan. Wah
gila, sungguh gila!
Tangan putih
seputih susu itu masih terkepal dan setia melayang membentur permukaan wajah Jayson.
Menciptakan lebam yang bersemayam di seluruh wajah hingga menciptakan noda
darah yang termuntahkan oleh Jayson. Ia lelah tetapi amarahnya tidak
mengizinkan untuk berhenti. Sore yang ia pikir dapat dihabiskan dengan
bersantai di ruang keluarga ternyata berubah seratus delapan puluh derajat kala
Jayson datang dengan raut cewas bercampur khawatir mencari Chaerin. Kebingungan
langsung menyergap yang membuat Yunga tanpa pikir panjang menanyakan alasannya.
Saat bibir tebal yang bergetar itu mengatakannya, saat itu juga ia merasakan alpha iblisnya mencuat menggantikan akal
sehat yang selama ini dipakai.
āYunga berhenti, kau
bisa membunuhnya!ā
Tuan Min ākakeknyaā
berusaha mengehentikan. Dibantu dengan sang ayah yang berusaha menjauhkan sang
anak dari Jayson. Sedangkan ibunya sibuk menenangkan sang bibi yang masih
terbelenggu dalam tangis. Membayangkan bagaimana sakit dan hancurnya sang anak
karena pengkhianatan yang dialami. Dua kali, gadis cantiknya mengalami
kesakitan yang tidak seharusnya ia alami.
āMIN YUNGA!ā Tuan
Min kembali bersuara, lebih keras dan lebih mendominasi. Namun Yunga masih
tetap pada amarah yang membelenggu hingga peringatan terkahir yang diberikan
sang kakek baru bisa mengembalikan akal sehatnya.
āBERHENTI MIN YUNGA!
INGAT HIDUP CHAERIN ADA DITANGANNYA.ā
Seketika Yunga
melepaskan genggamannya pada kerah Jayson. Tubuhnya melemas dan jatuh tepat di
samping Jayson yang kini terbatuk. Wajahnya penuh luka dengan darah yang
mengalir dari mulut dan hidung.
āKakek tahu kau
sangat marah, kakek juga begitu pun bibi dan orang tuamu. Tapi tidak dengan
membunuh sahabatmu sendiri. Yang terpenting sekarang adalah kita harus
menemukan Chaerin karena kondisinya yang tidak baik. Kakek tidak ingin cucu
perempuan satu-satunya keluarga Min dalam bahaya.ā
Tuan Min berusaha
mengutamakan akal sehatnya. Berpikir logis dan berperilaku tenang, walaupun
sebenarnya dalam hati tengah terjadi kekacauan yang sangat besar. Bahkan
kepalanya ikut pusing dibuatnya.
āMaaf Tuan, ada
Nona Jiyeong.ā Seorang pelayan rumah datang mengantarkan tamu yang tidak
diketahui kapan datangnya. Pelayan itu membungkuk sebelum mempersilahkan
Jiyeong untuk menemui sang majikan.
Sesaat keheningan
menyergap hingga sosok gadis berperawakan tinggi walau tidak setinggi Chaerin
muncul dengan mata sembab. Tanpa perlu bertanya, keluarga Chaerin sudah tahu
mengapa wajah sahabat Chaerin semenyedihkan itu. Pasti gadis itu sudah
mengetahui apa yang telah terjadi pada sahabatnya.
āMa-Maaf saya mengganggu..ā
Jiyeong berujar gugup. Pasalnya ia tidak menyangka akan bertemu Jayson dengan
kondisi yang semengenaskan itu. Melihat bagaimana penampilan Jayson serta
keberadaan Yunga di sebelahnya, Jiyeong sudah bisa menebak jika telah terjadi
baku hantam di kediaman sang sahabat.
Tunggu, bukan itu
alasan mengapa ia datang ke sana. Bukan untuk menilai bagaimana kondisi rumah
keluarga Min. Melainkan ada hal penting yang harus ia beritahukan kepada
keluarga sang sahabat.
Menarik napas
panjang, Jiyeong lantas merogoh tas tangannya kemudian mengeluarkan sepucuk
kertas yang kemudian ia serahkan pada Yunga. Alpha Min itu menerimanya dengan dahi berkerut. Memperhatikan
lembar putih ditangannya lantas menatap kembali Jiyeong yang masih setia dengan
raut sedih sebelum kembali pada lembaran ditangannya itu. Kalimat yang ditulis
di tengah lembaran bertintakan warna hitam menyapa pengelihatannya saat tangan
yang masih terasa sakit membukanya.
Kalimat singkat
yang dituliskan Chaerin membutuhkan waktu sedikit lama untuk bisa dipahami Yunga.
Alpha Min itu mencoba mencerna dengan
baik kalimat tersebut agar apa yang ia pikirkan tidaklah salah. Namun seberapa
banyak ia membacanya ulang, maknanya tetap sama. Hingga tubuhnya jatuh
bersimpuh bersamaan dengan lembar surat yang ikut terlepas dari genggamannya.
āYunga!ā Ayahnya
berseru terkejut kala melihat perubahan drastis sang anak. Kebingungan yang
menyerang membuat sang ayah mengambil carcik kertas yang tergeletak tidak jauh
dari Yunga yang hanya dapat menatap kosong.
āChaerin pergi,
Paman. Dan tidak ada yang tahu dimana keberadaannya.ā
āAku pergi untuk
alasan yang akan atau mungkin sudah kalian ketahui. Tolong jangan cari aku.ā
* *
* *
Yunga geram. Emosi
yang ditahannya kembali pecah saat ia tidak juga berhasil menemukan Chaerin.
Apartemen, taman kota, kafe, dan tempat lain yang kerap omega itu kunjungi telah dirinya datangi. Namun hasilnya tetap
nihil. Ia dan sahabatnya tidak menemukan keberadaan sang adik sepupu.
āARGH!ā Yunga berteriak penuh emosi.
Tangan yang dikepal ia pukulkan pada kemudi beberapa kali. Menimbulkan rasa
nyeri yang diabaikan karena rasa khawatirnya lebih besar. Sampai Yujin yang
menemaninya harus memaksa Yunga untuk tidak lagi mencederai tubuhnya.
āBajingan itu..ā
Desisnya dengan gigi beradu. ā Jika terjadi apa-apa pada Chaerin, aku akan
membunuhnya dengan tanganku sendiri.ā Imbuhnya dengan emosi yang masih tinggi.
Membuat Yujin yang
duduk di sebelahnya menelan ludah tanpa sadar. Membayangkan kemungkinan buruk
itu membuat bulu kuduknya berdiri. Ia tahu pasti jika Yunga tidak pernah
main-main dengan kata-katanya. Jika ia berkata A, maka ia akan melakukannya.
Jadi jika Yunga bertekad untuk menghabisi Jayson jika Chaerin dalam kondisi
tidak baik, maka hal itu akan terjadi.
Tapi sebagai
sahabat, Yujin masih dilingkupi ego untuk menjaga keutuhan persahabatan mereka.
Walau dirinya tahu jika Jayson memang dalang dari permasalahan yang ada dan
wajar jika Yunga diliputi amarah, tetapi ia tidak mau persahabatan mereka
hancur begitu saja. Ia tidak ingin amarah yang merundung sang sahabat membuat
ia salah dalam mengambil tindakan. Belum lagi ini berkaitan dengan kelangsungan
hidup Chaerin. Yujin dan semua orang pasti tahu jika keberlangsungan hidup mate ada ditangan pasangannya. Seburuk
apa pun Jayson, Yunga tetap tidak bisa melakukan apa pun jika ingin hidup
Chaerin terus berlanjut.
āSaat ini bukanlah
waktu yang tepat untuk berteriak atau memaki..ā Yujin menarik napasnya. āKita
harus segera menemukan Chaerin karena kau pun tahu alasannya. Chaerin akan
mengalami kesakitan yang teramat akibat betrayal
dan penarikan sumpah yang telah dilakukan.ā
Yujin memejam.
Kembali membayangkan bagaimana seorang omega
harus berjuang dengan rasa sakit membuat hatinya bergetar hebat. Ia ingin
menangis membayangkan Chaerin yang nyatanya juga ia sayangi seperti sosok adik
āwalau tidak sebesar kasih sayang seorang Min Yungaā bertaruh hidup dengan
kesakitannya. Menahan rasa sesak, nyeri, hingga perih akibat luka sayat serta
pendar pada lambang yang juga menimbulkan rasa panas seperti terbakar. Sungguh
ia sejujurnya ingin sekali memukul Jayson. Namun saat melihat kondisi Jayson,
niatnya memudar. Masih ada rasa tidak tega dan sayang kepada sahabatnya itu.
āAku tahu kau
marah, tapi keiinginanmu untuk membunuh Jayson bukanlah solusi yang tepat. Kau
harus pikirkan juga Chaerin. Bagaimana pun Selene
telah menetapkan Jayson dan Chaerin sebagai sepasang mate.ā
Yujin memberikan
sedikit jeda. Ia kembali menoleh untuk meneliti raut Yunga yang masih terlihat
keras dengan tatapan mata yang dipenuhi amarah, sedang tangannya tengah
mencengkram dengan sangat kuat kemudi mobil hingga menyebabkan buku-buku
jarinya memutih.
āSekarang kau harus
bisa mengendalikan emosimu. Proses pencarian Chaerin ini masih panjang, aku
tidak ingin terjadi apa-apa pada kita karena emosimu yang membara. Dan mengenai
Jayson, kita akan bicarakan lagi setelah kau berhasil mengendalikan dirimu.ā Yujin
kembali menarik napasnya ākali ini lebih panjangā dan mengembuskan perlahan.
āIngat Yun, Jayson
adalah satu-satunya orang yang dapat menyembuhkan Chaerin. Sebenci apa pun
Chaerin, semarah apa pun kau, tetap saja hanya Jayson yang bisa mengembalikan
kondisi Chaerin. Aku tidak memihak pada siapa pun, aku juga tidak membenarkan
tindakan Jayson. Aku hanya mengingatkan dirimu.
āYunga mendesis
tidak suka. āSial! Kenapa adikku
harus dipasangkan dengan alpha
bajingan seperti Jayson?! Kenapa Selene
melakukan itu?!ā
Yunga kembali
memukul kemudinya. Menimbulkan suara hantaman yang lebih keras dari sebelumnya.
Yujin meletakkan
tangannya di atas pundak sang sahabat. Memukul pelan pundak itu āmenenangkan.
āPasti ada alasan mengapa mereka ditakdirkan bersama. Jangan menyalahkan Selene karena dia lebih tahu apa yang
terbaik untuk kita.ā
Comments
Post a Comment