UPSIDE DOWN: Rack and Ruin - Part 14
Jayson masih duduk
dengan kepala yang menunduk. Setelah Kavee datang menjemputnya dari kediaman
Min, ia langsung dibawa pulang sekali pun dirinya memberontak karena ingin
mencari Chaerin. Kavee tidak membiarkan dirinya pergi. Selain karena luka yang
dimiliki, Kavee juga mengatakan bahwa waktunya tidak tepat. Keluarga Chaerin
masih dirundung kecewa pada dirinya, apalagi Yunga. Jika ia tetap mamaksa,
keadaan bukan membaik tetapi malah semakin kacau.
āSebenarnya apa
yang ada dipikiranmu Jay?ā Juna sudah tidak bisa lagi membendung pertanyaannya. Otaknya terlalu
buntu untuk menerka apa yang ada di dalam otak alpha Park itu.
Betrayal yang kemudian dimaafkan. Sekarang kembali
melakukan betrayal lagi?
Sumpah! Demi langit
dan seisinya, Juna tidak paham dengan jalan pikir Jayson. Sahabatnya itu tahu
jika mate-nya masih dalam proses
menerima kehadiran dan memaafkan dirinya. Tapi belum juga permintaan maafnya
diterima, ia telah kembali melukai omega-nya
hingga membuat gadis itu menarik sumpah atas dirinya.
āBang, sungguh ini tidak seperti yang kalian pikirkan.ā
Juna menghela. āAku
tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi jika keadaannya seperti ini maka
kau tahu sendiri apa yang terjadi.ā
āBang...ā
āLihat kau memiliki
luka yang membelah lambangmu. Hanya pelaku betrayal
yang memiliki itu.ā Entah sudah berapa kali Juna menarik napas dalam dan dieembuskan dengan kasar.
Matanya memejam kala bibirnya kembali terbuka, āAku memang sahabatmu, tetapi
untuk meyakini Chaerin yang melakukan hal rendahan seperti itu sangatlah sulit Jay. Melihat
bagaimana reaksinya selama ini padamu, aku bisa mengambil kesimpulan jika
kaulah yang menyebabkan luka itu kembali bersemayam ditubuhmu.ā
āBang tolong percaya, aku tidak melakukan apa pun. Saat itu-ā
āJay..ā Kavee
memanggilnya. Alpha pemilik senyum
kotak itu baru kembali dari mengangkat panggilan telepon. Wajahnya terlihat
gusar yang membuat Jayson dan Juna menatapnya bingung.
āAda apa Vee?ā
Kavee menarik
napasnya. Kembali membawa kakinya melangkah mendekati Jayson dan duduk di
sebalah sang sahabat.
āJeka baru saja
menghubungiku,ā Ia menjedanya. Meneliti ekspresi sang sahabat yang terlampau
bingung. āKatanya kemungkinan Chaerin telah pergi dari Korea. Bang Yunga, Bang Yujin, dan
Bang Hobee tengah mencaritahu kebenaran itu.ā
āA-Apa?ā
Cukup melihat
seberapa sedihnya wajah Kavee sudah menjadi jawaban untuknya. Mate-nya benar-benar pergi. Mate yang selama ini ia nantikan pada
akhirnya pergi, dan semua itu terjadi karena kesalahannya. Ya.. karena dirinya
dan ia pantas disalahkan.
Tapi tidak, ia
tidak mau pasangan hidupnya pergi. Ia ingin Chaerin kembali apa pun
konsekuensinya. Jika dengan membiarkan Chaerin menghakiminya maka ia akan
menerima itu. Ia tidak mau terpisah dari mate
yang telah ditakdirkan untuknya. Dirinya ingin menjalani takdir hidup sesuai
dengan ketentuan Selene sekali pun
telah banyak hal buruk yang ia lakukan terhadap takdirnya sendiri.
āKau mau kemana?ā
Sergah Juna begitu Jayson bangkit dengan cepat.
Ia memakai jaket
yang tersampir di tangan sofa dengan cepat. āAku harus mencari mate-ku, Bang. Aku ingin menjelaskan semuanya. Aku ingin ia kembali.ā
āTidak, kau tetap
di sini Jay.ā
āTapi Bang, aku tidak bisa diam saja. Aku
harus membantu yang lain mencari Chaerin, dia mate-ku Bang. Dia
tanggung jawab-ā
āDia mate-mu untuk beberapa saat lalu sebelum
akhirnya sumpahnya ia cabut.ā Selak Juna yang langsung membuat Jayson
terkesiap. Kalimat itu seperti pisau belati yang baru saja menggores luka
dihatinya. Luka yang masih menganga itu kian terluka lebih dalam karena
kenyataan yang terlupakan olehnya.
Juna menghela
napasnya kasar. āPark Jayson dengar, aku merasa kalau kau tidak melakukan betrayal sekali pun lambangmu tersayat.
Entah apa yang terjadi saat itu, tapi firasatku mengatakan kalau aku harus
percaya padamu karena aku bisa melihat bagaimana perasaan cinta tumbuh dalam
hatimu untuk Chaerin.ā
Ia menjeda. Tubuh duduknya ia
bawa berdiri mendekati Jayson yang masih mematung di tempatnya.
āTapi kau harus
ingat, Chaerin percaya pada apa yang dilihatnya dengan sayatan pada lambang
yang menjadi bukti pendukung. Kau tidak bisa memaksa mengubah pikiran tersebut,
begitu pun dengan Bang Yunga. Bang Yunga sangat menyayangi Chaerin, mereka sudah seperti kakak dan adik
kandung. Karena itu berikan mereka waktu setidaknya sampai emosi mereka dapat
terkendali.ā
Juna menyentuh
pundak Jayson membawa atensi alpha
itu padanya. āKau bisa mencari Chaerin tetapi tidak sekarang. Tubuhmu masih
lemah karena pukulan Bang
Yunga. Lagi pula ada Hobee yang akan membantu melacak
keberadaan Chaerin. Kau tidak lupakan jika Hobee memiliki kemampuan itu?ā
Lagi, semua yang
dikatakan Juna adalah kebenaran yang tidak bisa disangkal. Maka dengan embusan
berat, Jayson kembali mendudukkan tubuhnya. Mengurungkan niat untuk mencari
sang mate yang tidak lagi menjadi
pasangan hidupnya karena sumpah yang telah diputus. Memupuk doa dan harapan
pada sahabatnya agar bisa menemukan keberadaan mate-nya. Setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan dengan
kondisinya itu.
* *
* *
Yunga terlihat
kacau. Belum lagi meja kerjanya yang masih dipenuhi berkas. Tidak ada hari
tanpa pikiran yang dipenuhi dengan Chaerin. Setiap harinya bagaikan neraka
untuk Yunga. Keadaan rumah keluarganya juga tidak jauh dengan kondisi ruang
kerjanya. Penuh dengan kekacauan. Sang bibi āibu Chaerinā
masih menangisi kepergian anaknya. Jelas saja mana ada seorang ibu yang tidak
sedih jika tahu anaknya disakiti dan berakhir pergi. Kakeknya terlihat sangat
terpukul atas kepergian cucu perempuan satu-satunya, kedua orang tuanya pun tak
jauh berbeda.
Segala usaha telah
ia lakukan. Melacak seluruh data kepergian luar negeri atas nama Chaerin sudah
dirinya lakukan. Berkeliling Seoul dan menyuruh anak buahnya untuk mencari
diberbagai daerah di Korea juga sudah. Namun tetap tidak ada perubahan. Chaerin
masih belum ditemukan. Omega tersebut
bagai hilang ditelan bumi. Bahkan Jiyeong yang notabene-nya adalah sahabat Chaerin juga tidak mengetahui keberadaannya.
Kegusaran dan
kegundahan hati Yunga semakin menggila kala teringat jika dalam waktu dekat
seharusnya Chaerin mengalami masa heat.
Membayangkan bagaimana Chaerin melaluinya sendiri saja sudah membuat hatinya
bergetar hebat. Ditambah lagi dengan keadaan Chaerin yang memiliki luka betrayal dan juga penarikan sumpah. Semua
itu semakin membuat sang dominannya meraung gelisah. Tidak tega membayangkan
bagaimana sang adik melalui kesakitannya yang akan berkali-kali lipat sakit
dibandingkan sebelumnya.
Rasanya ingin
sekali memutar waktu. Andai saja ia tidak memberikan Jayson kesempatan dan
membiarkan sahabatnya itu mendekati sang adik, mungkin saja kondisinya akan
lebih baik dari saat ini. Walau Chaerin harus merasakan sakit karena tidak
ditemani mate-nya saat heat datang, setidaknya ia masih bisa
melihat dan menyentuhnya. Tapi lihat sekarang, bahkan untuk mendengar suaranya
saja tidak bisa. Setiap kali menghubungi Chaerin akan selalu berakhir pada
kotak suara, dan telah terjadi selama satu bulan ini.
Ia benar-benar
hancur. Sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa. Kehidupannya menjadi
berantakan. Hatinya selalu dirundung kegelisahan yang tidak bertuan. Belum lagi
kondisi keluarganya yang bisa dibilang mengenaskan.
Semua itu membuat Yunga
terus berandai. Andai ia bisa memposisikan dirinya sebagai kakak yang lebih
baik untuk Chaerin. Andai ia bisa lebih menjaga Chaerin. Andai ia bisa..
entahlah terlalu banyak pengandaian yang pada akhirnya hanya membuat pikiran Yunga
semakin penuh dan kepalanya pusing.
Kekacauan yang
dialami Yunga tidak jauh berbeda dengan kekacauan hidup seorang Park Jayson.
Setelah kehilangan mate kini Jayson
harus dihadapkan pada hilangnya salah satu sahabat, siapa lagi kalau bukan Min Yunga.
Alpha Min yang merupakan kakak sepupu
mate-nya itu benar-benar menjauhi
dirinya. Setiap kali bertemu maka Yunga akan menatapnya tajam sebelum pergi
tanpa memberikan dirinya kesempatan.
Pernah suatu hari Jayson
datang kekediaman keluarga Yunga bermaksud untuk menemui ibu Chaerin. Ia
ingin meminta maaf secara langsung karena dirinya telah gagal menjadi mate untuk anak semata wayangnya,
padahal wanita paruh baya itu telah memberikan restu bagi Jayson. Sayang Jayson
malah menghancurkannya dalam satu waktu yang begitu cepat. Namun baru saja
pintu terbuka, Yunga malah menghadangnya dan mengusir ia pergi. Tidak ada
cacian atau makian seperti sebelumnya, tetapi tatapan tajam yang diselimuti
kemarahan dan kekecewaan seorang Min Yunga sudah cukup untuk menamparnya pada
kenyataan jika sahabatnya begitu marah padanya. Tidak, mungkin saja
membencinya.
Jayson menghela
dengan kasar napasnya untuk yang kesekian kali. Menatap dinding ruang kerjanya
di tengah waktu bekerja yang masih berlangsung. Pikirannya masih belum bisa
diajak bekerja, membuat pekerjaannya menjadi terbengkalai hingga Kavee ikut
turun tangan untuk membantu menyelesaikan. Entah sudah berapa lama dirinya
melamun. Meratapi nasib yang terlampau menyedihkan untuk dirinya sendiri.
Jika memang Chaerin
adalah mate-nya, mengapa Selene membiarkan perasaan suka untuk omega lain tumbuh dalam hatinya?
Pertanyaan itu
terus berputar dipikirannya, tetapi tidak ada jawaban yang berhasil ia
simpulkan. Hanya ada penyesalan yang menjadi penutup setiap kali pertanyaan itu
muncul dalam benaknya. Hingga sampai pada titik dimana ia menyerah dengan
pertanyaannya sendiri.
Selene tidak salah. Ia yang
salah. Ia yang bodoh. Kenapa dirinya membiarkan perasaan itu terus tumbuh.
Padahal dirinya tahu jika lambangnya tidak berpendar dan tidak ada aroma yang
memikat sang dominan, maka omega di
dekatnya itu bukanlah pasangan takdirnya. Tapi kenyataannya ia malah lalai
untuk memagari hatinya. Hingga akhrinya hati itu jatuh pada omega yang salah.
āMaaf.. Maafkan aku.ā
āChaerin..ā
āLim Chaerin!ā
Jayson tersentak
dari tidurnya. Dahinya dipenuhi peluh dengan irama jantung yang begitu cepat.
Ia mengerjapkan mata beberapa kali bermaksud membiasakan retinanya pada jumlah
cahaya yang masuk. Untuk malam yang ia lalui dengan tidak baik, Jayson mengembuskan
napas. Melihat jam yang terpasang didinding sebelum tubuhnya kembali
dibaringkan. Malam seperti itu sudah terjadi sejak Chaerin pergi. Bisa dibilang
malam yang buruk untuk dirinya. Tidak pernah terbayangkan jika ia akan melalui
malam gelapnya dengan mimpi buruk yang selalu membangunkannya di tengah malam.
Menimbulkan rasa bersalah yang semakin menyesakkan hati.
Jika sudah terbangun
seperti itu, kantuknya menghilang. Yang tersisa hanya sesak tidak berujung.
Kepala yang berdenyut karena terlalu keras berpikir. Serta penyesalan yang
teramat besar yang membuat dirinya ingin sekali meraung. Menyuarakan kesedihan
dan kesakitan karena kebodohannya sendiri.
Namun ada yang
berbeda dari malam-malam sebelumnya. Jika di tengah gelapnya malam Jayson hanya
akan merasakan kesedihan dan penyesalan, malam itu ada perasaan lain yang
membuat dominannya meraung tidak tenang. Memaksa jantungnya semakin berdetak
kencang. Ditambah rasa perih yang muncul dari lambang yang terbelah. Perasaan
seperti itu pernah sekali dirasakannya. Tapi kemudian tidak lagi. Hingga
sekarang ia kembali mengalaminya. Hanya saja degup jantungnya lebih kencang
dengan rasa perih yang bercampur panas pada lambangnya. Memang tidak sampai
mengusik Jayson, tetapi cukup untuk membuat otak alpha itu berpikir.
āSial! Kenapa dengan tubuhku?ā
Jayson menyentuh
lambangnya. Mengusapnya dengan harapan dapat menghilangkan rasa tidak nyaman yang
muncul secara tiba-tiba. Bahkan ia sampai beranjak meninggalkan ranjang menuju
balkon untuk menghirup udara bebas akibat sesak yang kini dirasakan. Sungguh,
ia tidak bisa mengerti kondisi tubuhnya.
Sebenarnya apa yang
terjadi dengan tubuhnya?
Keanehan yang ia
rasakan membuat otaknya dipaksa memikirkan penyebabnya. Membawa kembali ingatan
yang mungkin saja bisa disangkutpautkan dengan kondisinya. Sampai akhirnya ia
bisa menenangkan diri dan kembali menguasi kerja tubuhnya.
Pandangannya
teralihkan pada hamparan gelap di atas. Tidak ada bintang yang menghiasi langit
malam. Hanya satu bulan berbentuk lingkaran penuh yang bersinar terang. Membuat
langit gelap itu setidaknya memiliki sinar hingga tidak terlalu menyedihkan
seperti dirinya.
Pikirannya
melayang. Membawa kenangan yang tidak dapat dikatakan manis tetapi sanggup
membuat dominannya senang. Jika dulu sang dominan masih dapat merasakan
ketenangan karena dapat melihat keberadaan mate-nya,
lain sekarang yang hanya dapat merasakan kegusaran tiada tara. Di tengah
lamunan yang hanya membuat hatinya semakin terasa sakit, tiba-tiba saja satu
kejadian masa lalu mengingatkan dirinya pada keadaan tubuhnya saat itu. Ia
mengerutkan dahi, berusaha berpikir keras apakah ingatan itu adalah jawaban atas
kondisi tubuhnya. Sampai akhirnya ia hanya mampu bergumam lirih dengan darah
yang berdesir kencang.
āChae-Chaerin..ā
* *
* *
Yunga bersandar di
sofa sembari menunggu Hobee yang sibuk menghubungi anak buahnya. Tubuhnya
terasa lelah tetapi ia tidak bisa berhenti. Ia harus menemukan Chaerin. Ini
sudah sangat lama sejak kepergian adiknya itu. Tidak ada kabar yang diterima
membuat rasa khawatir semakin tumbuh dalam hati. Bahkan keadaan rumah keluarga
mereka cukup mengenaskan. Tangis tidak pernah berhenti dari ibu Chaerin.
Wajah sedih terus menghiasi seisi rumah. Terlebih sang kakek, walaupun beliau
berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihannya tapi Yunga sangat tahu jika
setiap malam kakeknya selalu berdoa dan menangis.
Mendesah kasar, Yunga
kembali mengoperasikan ponselnya. Menatapi aplikasi pesan yang tidak memiliki
perubahan apa pun. Tidak ada pesan baru yang diterimanya itu berarti belum ada
kabar dari bawahannya dan penyidik yang ia sewa untuk mencari keberadaan
Chaerin.
Sebenarnya kamu dimana Chae?,
batinnya.
Yunga mengusap
wajahnya dengan kasar. Kembali menyandarkan punggungnya yang pegal dengan mata
yang terpejam. Perih. Itu yang dirasakannya kala kelopak matanya tertutup dan
tidak lama cairan bening merembes dari sana.
āBang.ā
Matanya perlahan
terbuka kala rungunya mendengar suara nyaring yang memanggil namanya. Tidak
kencang tetapi cukup mengusik ketenangannya.
āKau datang Vee, ada apa?ā
Kavee lantas
mendudukkan tubuhnya di sofa tunggal.
āHanya ingin
berkunjung.ā Ia meraih bantal sofa dan meletakkannya di atas pangkuan. āBagaimana
perkembangannya Bang? Apakah
sudah ada kabar?ā
Yunga menggeleng
lemah. āBelum. Anak buahku belum menemukannya.ā
āBang Hobee?ā
Yunga memutar
pandangannya ke arah taman belakang dimana Hobee tengah sibuk dengan ponselnya.
Kavee yang
mengikuti arah pandang Yunga pun mengerti hingga kepalanya mengangguk.
āBagaimana kabar
Bibi Ae?ā
Untuk kesekian
kalinya Yunga menghelakan napas. Maniknya bergerak kacau kala teringat keadaan bibinya yang
jauh dari kata baik.
āBibi masih sering
menangis, tapi setidaknya beliau sudah mau keluar dari kamar.ā Terangnya dengan
penuh sesal.
āOh Vee, kau di
sini.ā Hobee yang baru saja kembali, sedikit terkejut kala melihat sahabatnya berada
di sana. Sedangkan Kavee hanya memamerkan senyum kotaknya.
āBang.ā Panggilnya pelan.
Hobee menempati bagian
sofa di dekat Yunga sembari menghela napas. āMereka juga belum bisa menemukan
Chaerin.ā
Rasanya seperti
semakin dibawa terbang tanpa arah. Walaupun sejak awal Yunga tahu jika hasil dari
pencarian Hobee tidak akan jauh beda dengan dirinya, tetapi memupuk harapan
kecil juga tidak salah. Sayangnya harapan kecil itu malah mengantarkan dirinya
pada kekecewaan yang bertambah.
āSorry Bang.ā
Yunga tersenyum
lemah. āTidak, kau tidak salah. Aku tahu memang sulit untuk menemukan Chaerin.ā
Maka hening yang
selanjutnya menguasi ruang keluarga Min. Ketiga alpha di sana tengah sibuk dengan pikiran masing-masing.
Mengabaikan satu sama lain demi bisa menemukan cara untuk mengetahui keberadaan
Chaerin. Berpikir keras mencari celah dari setiap cara yang telah dilakukan.
Siapa tahu ada pertanda yang mereka lewatkan. Hingga keheningan itu terusik
saat seorang pelayan datang bersama sosok alpha
putih dengan setelah kemeja biru.
āMaaf Tuan, ada
dokter Oh.ā
Pelayan itu
mengundurkan diri setelah mempersilahkan tamu tersebut untuk bergabung dengan
tuan rumah.
āSehun, silahkan
duduk.ā
Yunga
mempersilahkan.
āTerima kasih.ā Balas alpha putih itu sembari mendaratkan
bokongnya pada sofa tunggal di samping Kavee.
āAda apa datang
kemari?ā
Sehun menegakkan
duduknya. Dengan mimik serius, kedua bilah bibirnya terbuka dan vokalnya
terucap. āAda yang ingin kukatakan, tapi bisakah Bibi Ae, Kakek Min, dan orang
tua mu ikut bergabung?ā
Yunga mengerutkan
dahinya, bingung. āMemangnya ada apa?ā
Embusan napas berat
dikeluarkan sebelum bibirnya memberikan jawaban. āIni mengenai Chaerin, Bang.ā
Satu nama yang
selama ini menjadi sumber kesedihan di rumahnya terdengar, membuat Yunga
langsung meminta pelayannya untuk memanggil anggota keluarga lain karena ia
yakin ada hal sangat penting yang ingin disampaikan oleh Sehun. Tidak butuh
waktu lama, kakek, bibi, dan kedua orang tuanya telah bergabung dengan mereka. Mimik yang
ditunjukkan keempatnya tidak jauh berbeda seperti Yunga saat melihat kedatangan
Sehun. Bingung dan tidak mengerti dengan apa yang tengah terjadi.
āAda apa? Kenapa
Dokter Oh bisa ada di sini?ā Tanya sang kakek.
Sehun memejam
singkat. Tiba-tiba teringat kembali akan janji yang ia utarakan. Janji untuk
tidak mengatakan dimana keberadaan Chaerin kepada siapa pun ātermasuk keluarga omega tersebutā sekali pun ia sekarat. Tapi hati
kecilnya tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Sehun menyayangi Chaerin
layaknya saudara. Ia tidak ingin kehilangan sahabat terbaiknya. Karena itulah
pada akhirnya keputusan berat itu diambil. Ia datang ke kediaman keluarga Min
untuk mengingkari janji yang ia buat bersama Chaerin setelah omega tersebut menarik sumpahnya.
āSebelumnya aku
ingin minta maaf karena baru bisa datang.ā Ia menjeda. Menarik napas panjang dan
mengembusnya berkala. āTapi semua ini adalah janji yang harus aku tepati
kepada Chaerin.ā
Hening. Saat nama omega itu kembali disebut, semua
orang seakan tersihir hingga tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya
ada mulut yang terkatup dengan telinga yang siap mendengarkan setiap perkatakan
Sehun.
āAku tahu dimana
Chaerin.āUcap Sehun lemah. Tatapan tajamnya berubah sendu kala teringat
bagaimana kondisi terakhir sang sahabat sebelum dirinya pergi untuk menemui
keluarga Min.
āA-Apa maksudmu? Ka-Kamu
tahu dimana Chae-rin?ā Tanya Bibi Ae dengan suara parau. Matanya yang bengkak
kembali dipenuhi air mata yang siap meluncur kapan saja membasahi kedua pipi.
Sehun mengangguk.
āSelama ini Chaerin bersamaku. Setelah penarikan sumpah, Chaerin berencana untuk
pergi tetapi aku mencegahnya karena kondisi Chaerin yang tidak memungkinkan.
Karena itu aku menawarkannya untuk pergi bersamaku.ā
āJadi dimana
Chaerin sekarang? Tolong bawa kami menemuinya.ā
āKedatanganku
memang untuk mengajak kalian untuk menemui Chaerin, tapi...ā Sehun memberikan
jeda. Ia memperhatikan setiap wajah yang ada di ruangan itu. Meneliti raut mereka
kemudian menimbang apakah yang akan ia katakan selajutnya dapat diterima oleh
keluarga Cherin.
āTapi apa?ā Yunga
bertanya karena Sehun tidak kunjung melanjutkan.
āMate-nya, kita membutuhkan mate Chaerin karena ia sedang kritis
sekarang.ā
Bagaikan petir yang
menyambar disiang bolong. Rasanya terkejut bukan main kala mendengar kondisi
Chaerin yang mengenaskan. Tangis pun pecah terutama dari sosok yang melahirkan omega tersebut. Membayangkan anak semata
wayangnya mendapatkan betrayal saja
sudah membuat hatinya teriris sakit, apalagi jika tahu kondisi Chaerin yang
kritis. Ibu mana yang tidak hancur mendengarnya. Jika dia bisa meminta kepada Selene, ia ingin menggantikan posisi
Chaerin. Biarkan dirinya yang sakit dan jangan anak tersayangnya.
āApa maksudmu?
Tidak Sehun! Kau tahu kalau bajingan itu melakukan betrayal. Aku tidak akan sudi jika dia bertemu dengan adikku.ā
Tolak Yunga.
Sehun menghela
pelan. āAku tahu kalian semua kecewa, tapi hidup dan mati Chaerin ada di tangan
mate-nya. Aku pikir saat penarikan
sumpah kemarin ikatan mereka telah benar-benar terputus, tapi tampaknya tidak Bang. Sepertinya waktu mereka
mengikat sumpah terbilang waktu penting yang jika ingin melakukan penarikan
sumpah maka harus dilakukan diwaktu yang sama.ā
Ia terdiam sesaat
kala wajah Yunga semakin memperlihatkan ketidaksukaannya.
āJika dengan
keberadaan Jayson Chaerin bisa sembuh, maka pertemukan mereka.ā
āKakek?!ā
āYunga diam. Ini
semua demi keselamatan Chaerin. Jika kau ingin Chaerin sembuh maka biarkan
takdir yang menyembuhkan mereka.ā
Keputusan Tuan Min
memang menjadi penentu dari pembicaraan yang dipenuhi ketegangan itu. Tidak ada
yang berani menolak keputusan tersebut sekali pun Yunga sendiri masih tidak
dapat menerimanya. Maka dengan persetujuan Tuan Min, keberangkatan mereka untuk
bertemu dengan Chaerin akan dilakukan bersama dengan Jayson. Walau Yunga sangat
tidak suka, tetapi tidak ada pilihan lain yang tersisa untuknya selain
membiarkan alpha bajingan itu bertemu
kembali dengan adik terkasihnya.
Comments
Post a Comment