UPSIDE DOWN: Rack and Ruin - Part 16



.

.

.

.

.

Ketegangan semakin terasa kala sosok Jayson datang dengan ditemani Jeka. Yunga langsung menatap sangat marah sahabatnya itu. Dalam hatinya tengah berteriak untuk memukul Jayson. Namun ucapan sang kakek terus terngiang hingga membuat ia mengubur dalam-dalam keinginan tersebut. Walau begitu, matanya tidak berhenti menatap dengan pendar kebencian dan amarah yang besar.

 

“Baik karena Jayson sudah datang, lebih baik kita berangkat sekarang.” Ujar Ayah Yunga.

 

Mereka segera meninggalkan kediaman keluarga Min. Bergegas untuk bisa segera bertemu dengan Chaerin yang selama ini mereka cari. Walau pertemuan mereka harus terjadi dengan kondisi Chaerin yang mengkhawatirkan –jauh dari harapan mereka.

 

Yunga berkendara dengan ditemani Hobee, ayahnya mengendarai mobil pribadinya bersama Kakek Min, sang istri, dan adiknya –Ibu Chaerin–, sementara Jeka mengendarai mobil milik Jayson, Kavee pergi dengan mobilnya, dan Sehun yang mengendarai mobil pribadinya berkendara lebih dulu untuk menunjukkan jalan. Perjalanan yang dibuat secepat mungkin itu diselimuti dengan kekhawatiran yang besar. Debaran anomali yang dirasakan terutama oleh Jayson membuat rasa tenang seakan enggan bertahan dalam diri. Lebih memilih untuk memberikan tempatnya pada perasaan kacau yang hanya meperburuk pikiran. Rasa bersalah semakin menggelayuti hatinya saat bayangan buruk yang kian memenuhi pikiran.

 

Aku mohon bertahanlah. Kamu harus membalaskan kemarahanmu padaku, Chaerin., lirih Jayson.

 

 

*  *  *  *

 

 

Derap langkah kaki terdengar begitu kencang di sepanjang lorong. Menimbulkan suara gaduh saat ketenangan yang seharusnya berkuasa. Namun suara derap langkah cepat dan keras itu menghilang dan berganti dengan deru napas ketika tubuh-tubuh tegap itu berdiri tepat di depan pintu putih dengan seorang omega yang tengah terbaring di atas bangkar.

 

Sehun yang berada di barisan paling depan sempat memutar tubuhnya dan berkata, “Sebelumnya aku ingin meminta tolong agar saat masuk nanti jangan timbulkan keributan apa pun. Walau bagaimana pun ini adalah rumah sakit, kita perlu menjaga ketenangan bagi pasien lain.” Ia memperingati.

 

Setelahnya Sehun kembali memutar tubuh dengan dibarengi tarikan napas panjang sebelum membuka pintu geser itu. Ia mempersilahkan keluarga sahabatnya itu untuk masuk. Membiarkan mereka untuk melihat kondisi Chaerin yang tengah tergeletak tidak sadarkan diri di atas bangkar. Wajahnya pucat. Sebuah alat pendeteksi detak jantung dipasangkan ditubuh mungil omega itu. Belum lagi selang-selang yang menempel di beberapa bagian tubuhnya, seperti tangan untuk infus dan mulut sebagai selang oksigen.

 

Melihat kondisi Chaerin, pertahanan Aerin –sang Ibu– runtuh seketika. Tangisnya langsung pecah dan tubuhnya lemas. Dirinya sampai harus disanggah oleh kakak iparnya hanya agar tubuh wanita setengah baya itu tidak mendarat di atas dinginnya lantai rumah sakit.

 

“Apa yang terjadi dengan cucu saya?” Tanya Tuan Min yang tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa cucu perempuannya terbaring tidak sadarkan diri di atas bangkar rumah sakit? Apa yang telah terjadi?

 

Sosok omega dengan sneli yang sejak tadi menemani Chaerin menoleh pada sosok alpha dengan tongkat digenggamannya untuk menyanggah tubuh yang mulai menua. Ia memperhatikan wajah-wajah yang baru saja masuk ke ruang rawat tersebut. Menilai setiap wajah untuk memastikan bagaimana caranya ia menyampaikan kronologi kejadian yang membuat Chaerin bisa tergeletak tidak berdaya di sana.

 

“A-Apa yang terjadi dengan Chaerin?” Kini giliran sang ibu yang bersuara saat dokter cantik itu tak kunjung membuka suara.

 

Yoona mengembuskan napasnya perlahan. Membawa pandangannya pada Chaerin yang masih setia memejamkan mata dan menatap kembali pada sosok-sosok yang ia yakini sebagai keluarga sang omega.

 

“Tubuh Chaerin menolak penarikan sumpah yang dirinya lakukan.” Ia menarik napas. Kembali mempersiapkan diri untuk menjelaskan lebih lanjut apa yang telah terjadi pada Chaerin.

 

“Chaerin mengalami heat hebat yang membuat tubuhnya menyerah untuk bertahan. Serangan heat kedua yang ia alami sangat berdampak buruk bagi tubuhnya yang telah mengalami masa heat sebelumnya. Kemampuan tubuhnya menurun drastis paska heat pertama. Karena itulah saat heat selanjutnya, Chaerin tidak mampu bertahan dengan rasa sakit yang lebih parah dari sebelum ia melakukan pengucapan sumpah.”

 

Tidak dapat dipungkiri jika penjelasan Yoona seakan menampar seluruh keluarga Chaerin terlebih Jayson yang hanya terdiam dengan pikiran kacau. Mereka tidak menyangka jika dampak penarikan sumpah yang Chaerin lakukan hampir merenggut nyawa omega tersebut. Rasa bersalah kian bertambah dan memenuhi relung hati Jayson. Rasanya sesak dan sakit secara bersamaan. Ditambah lagi dengan tatapan penuh kebencian yang Yunga tunjukkan membuat dirinya seakan kehilangan pasokan udara untuk bernapas.

 

Lagi, penyesalanlah yang kini memenuhi pikirannya. Andai saja ia bisa bersikap tegas mungkin keadaan tidak akan seperti ini. Chaerin tidak akan bertaruh nyawa karena kebodohannya.

 

“Apa yang bisa kami lakukan untuk kesembuhan Chaerin?”

 

Yoona terdiam memikirkan apakah jawabannya akan dapat diterima oleh keluarga Chaerin. Kisah yang telah Chaerin ceritakan ditambah dengan informasi yang diberikan Sehun membuat ia memiliki ketakutan akan penolakan atas jawabannya. Tidak ada keluarga di dunia ini yang akan membiarkan anggota keluarganya dikhianati untuk kesekian kalinya.

 

“Tolong katakan. Kami akan melakukan apa pun asalakan Chaerin dapat sembuh..” Pinta sang bibi ditengah air mata yang mengalir.

 

Rasanya sangat sulit untuk Yoona menyampaikan walaupun jawabannya adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Chaerin dari masa kritisnya. Sebenarnya semua sesuai dengan ketetapan Selene. Sayangnya dalam diri individu terdapat ego yang mungkin saja membuat mereka tidak bisa menerima ketetapan tersebut. Ego adalah keburukan yang membuat diri individu buta pada takdir. Hal itulah yang menimbulkan keraguan dalam diri Yoona untuk memberikan jawabannya.

 

Namun posisinya sebagai seorang dokter memaksa Yoona untuk menyampaikan hal yang sebenarnya. Menutup mata pada kemungkinan penolakan yang akan diutarakan keluarga Chaerin. Jika memang mereka menolak maka ia sebagai dokter berkewajiban untuk memberikan pengertian jika memang mereka menginginkan Chaerin kembali sembuh. Walau berat tetapi itu adalah risiko pekerjannya.

 

Dengan tarikan napas panjang dan embusan berkala, Yoona kembali memusatkan atensinya pada keluarga Chaerin.

 

Mate-nya.”

 

“Ba-Bagaimana maksud dokter?”

 

“Penyembuhan dengan pengucapan sumpah oleh mate, adalah cara terakhir jika memang kita menginginkan Chaerin untuk sembuh.” Ungkap Sehun yang sedari tadi memilih diam.

 

Yunga menoleh cepat kala mendengar jawaban Sehun. Matanya menyiratkan ketidaksukaan atas ucapan dokter itu.

 

“Jangan gila Sehun! Aku tidak akan membiarkan bajingan itu kembali membuat sumpah atas adikku!” Murkanya.

 

Sehun menghela kasar. “Tapi hanya itu caranya bang. Semua cara medis telah dilakukan tetapi memang hanya mate yang dapat menyembuhkan dampak betrayal.”

 

“TIDA-”

 

“Jayson.” Tuan Min memanggil sosok alpha yang berdiri cukup jauh dari bangkar Chaerin, sekaligus menghentikan Yunga yang akan meledak karena emosinya. Membawa seluruh atensi pada keduanya. Hingga Jayson mau tidak mau melangkahkan kakinya hingga ia dapat melihat sosok kakek dari pasangannya.

 

“Jujur aku sangat marah padamu. Aku tidak bisa menerima jika cucuku kau khianati.” Tuan Min menjeda. Matanya menatap lurus pada sosok Chaerin. Pikirannya menerawang jauh. “Tapi aku lebih tidak terima jika Chaerin pergi meninggalkan kami. Karena itu,”

 

Ia mengalihkan atensinya. Menatap lekat pada Jayson yang hanya bisa terdiam dalam penyesalan.

 

“Tolong sembuhkan Chaerin. Selamatkan cucu perempuanku dari kematian. Karena hanya kau yang bisa melakukan itu.” Pinta Tuan Min dengan genangan air yang mulai memenuhi pelupuk matanya.

 

Semua tampak terkejut mendengar permohonan Tuan Min. Pasalnya alpha paruh baya itu tidak pernah memohon pada siapa pun. Namun untuk pertama kalinya ia mau memohon pada Jayson yang menjadi penyebab kondisi kritis Chaerin.

 

“KAKEK?! APA YANG KAKEK LAKUKAN? KENAPA KAKEK MINTA PADA BAJINGAN ITU?” Yunga berteriak marah. Ia tidak menyangka kenapa sang kakek malah meminta Jayson. Amarahnya masih mendominasi hingga membuat Yunga masih tetap bersikeras pada keputusannya untuk tidak melibatkan Jayson dalam urusan Chaerin.

 

“Karena hanya Jayson yang dapat menyembuhkan Chaerin, Yunga. Kau pun tahu itu, jadi jika kau ingin adikmu sembuh maka berdamailah dengan amarahmu. Karena kakek tidak akan memaafkan siapa pun yang akan menghalangi kesembuhan Chaerin!” Tegas Tuan Min tanpa menatap Yunga yang berdiri di belakangnya dengan wajah memerah –menahan amarah.

 

Hening setelah Tuan Min berkata. Tidak ada yang berani membantah ucapan penuh penekanan itu. Walaupun dalam hati Yunga masih ingin mengutarakan ketidaksetujuannya, tetapi ia sadar jika dirinya tidak akan pernah bisa membantah sang kakek. Belum lagi kesadarannya kembali kala ucapan sang kakek dan kebenaran yang diketahui saling membenarkan. Membuat dirinya berakhir diam. Semarah apa pun dirinya pada Jayson, keinginan untuk dapat melihat mata indah sang adik jauh lebih besar hingga membuat ia sampai pada keputusan untuk menuruti sang kakek walau dengan berat hati.

 

Sehun berdeham untuk menghilangkan suasana hening dan tegang yang menyelimuti ruang rawat Chaerin. Matanya melirik pada Yoona yang masih berdiam di tempatnya selama perdebatan antar keluarga Min terjadi. Yoona yang mengerti maksud tatapan adik tingkatnya itu mengangguk singkat sebelum kembali menarik atensi keluarga Chaerin demi membahas langkah penyembuhan omega itu.

 

“Jadi keluarga setuju untuk mengizinkan mate Chaerin terlibat dalam proses ini?”

 

“Iya.” Jawab Tuan Min.

 

Yoona mengangguk singkat. Kaki berbalut heels itu melangkah mendekati Jayson yang ia yakini sebagai mate dari Chaerin melalui pembicaraan penuh ketegangan yang baru saja terjadi.

 

“Aku ingin bertanya padamu.” Ada jeda singkat sebelum ia melanjutkannya, “Kapan tepatnya kalian membuat sumpah? Karena jika melihat dari kondisi Chaerin, sumpah kalian terjadi diwaktu yang penting.”

 

Jayson terlihat berpikir. Mencoba kembali menggali ingatannya. Pembuatan sumpah itu sudah terjadi lama dan ia sama sekali tidak mengingat bagaimana keadaan di luar, yang dirinya tahu adalah sumpah yang mereka lakukan terjadi mendadak karena heat Chaerin datang.

 

“Aku tidak yakin, tetapi sepertinya saat Chaerin melakukan sumpah itu ketika bulan telah masuk fase baru.”

 

Yoona mengernyit bingung. “Jadi maksudmu pengucapan sumpah kalian tidak dilakukan diwaktu yang sama, begitu?”

 

Jayson mengangguk singkat.

 

Yoona kembali terdiam. Pikirannya tengah bekerja mencari tebakan yang rasional untuk kondisi tersebut. Reaksi Chaerin yang di luar ekspektasi membuat ia berpikir jika waktu pengucapan sumpah adalah waktu penting yang membuat ikatan takdir keduanya bertambah kuat.

 

Keterdiamannya berakhir kala sebuah jawaban melintas di dalam pikirannya. Ia melirik Sehun yang tengah mengerutkan dahi –berpikir juga–, setelahnya menoleh pada Jayson yang setia menunggu penjelasannya.

 

“Jika perhitunganku benar, sepertinya sumpah dan pengklaiman yang kamu lakukan terjadi ketika bulan baru terjadi.”

 

Mendengar hal itu tidak aneh jika semuanya menjadi terkejut. Bulan baru adalah salah satu waktu yang sangat sakral. Jika pengucapan sumpah dan pengklaiman dilakukan pada waktu tersebut maka ikatan takdir di antara mate tersebut akan meningkat dan lebih kuat dengan aturan yang ikut meningkat.

 

Sama seperti cerita leluhur. Fase bulan baru adalah fase dimana bulan berada di tengah dan sejajar dengan matahari dan bumi. Pada fase ini cahaya bulan terhalang hingga fase bulan baru juga dapat disebut sebagai gerhana matahari. Peristiwa gerhana matahari berdasarkan cerita para leluhur adalah peristiwa dimana saudara laki-laki yang digambarkan dalam bentuk matahari bertemu dengan saudara perempuannya yang digambarkan sebagai bulan. Pertemuan tersebut terbilang langka hingga jika terjadi hubungan intim di antara keduanya menjadi hal yang dimaklumkan.

 

Jika pasangan mate melakukan sumpah dan pengklaiman pada waktu tersebut maka penarikan sumpah juga harus dilakukan pada waktu yang sama. Itu karena ikatan takdir yang bertambah kuat membuat penarikan sumpah tidak akan memutus takdir jika tidak dilakukan di waktu tersebut. Ikatan yang dimiliki akan menjadi jauh lebih kuat tetapi berisiko lebih buruk dibandingkan dengan pasangan yang berikrar bukan dalam waktu sakral.

 

Fakta tersebut cukup untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya bersemayam di dalam diri keluarga Chaerin. Kondisi Chaerin yang kehilangan kesadaran sampai harus dirawat di rumah sakit hanya karena heat-nya adalah bukti yang seakan membenarkan perkiraan Yoona. Jika bukan diwaktu sakral tidak mungkin efek heat akan sedemikian buruknya. Berarti dapat disimpulkan pula jika ikatan sumpah keduanya masih terhubung dan belum berakhir.

 

Sebuah kenyataan yang seakan menampar Jayson hingga kembali pada kejadian beberapa malam lalu. Pikiran yang gelap seperti baru saja mendapatkan secarcik cahaya. Pertanyaan yang muncul kala itu akhirnya mendapatkan jawaban. Kesakitan yang ia rasakan adalah kesakitan yang Chaerin rasakan. Karena perisai pelindung yang dibangun Chaerin ternyata tidak sekuat sebelumnya hingga dominannya mampu merasakan apa yang dirasakan dominan Chaerin.

 

“Lalu apa yang harus aku lakukan?”

 

“Menyembuhkan luka betrayal dan penyempurnaan kembali lambangnya.”

 

Jayson melirik pada sosok Chaerin yang terlihat tenang di atas bangkar. Memperhatikan keadaan Chaerin dan meneliti tubuh omega  tersebut. Kulitnya telah berubah pucat. Bibirnya tidak lagi semerah dulu. Kuku jarinya yang terlihat membiru. Ditambah dengan goresan yang sedikit terlihat dari balik lingkar leher pakaian Chaerin. Jayson yakin jika dibalik pakaian itu, luka gores yang bersarang di tubuh Chaerin lebih menyeramkan lagi.

 

Membayangkan saja sudah membuat hatinya bergetar. Matanya kembali dipenuhi dengan air mata. Raungan kecewa dan tersakiti dari dominannya terngiang ditelinga. Semua itu cukup untuk membuat rasa bersalah semakin mengikat dirinya. Membuat ia tanpa sadar mengikrarkan sebuah janji untuk tetap setia dan akan mengutamakan kebahagiaan Chaerin ketika omega itu sadar nanti. Ia berjanji akan menebus semua kesalahannya dan mendapatkan kata maaf Chaerin apa pun risikonya.

 

“Tapi-” Perkataan Yoona kembali menarik Jayson dari pikirannya yang kacau. Matanya kembali teralih pada sosok dokter itu.

 

Sedangkan Yoona sendiri yang menjadi pusat perhatian kembali merasakan kegelisahan saat membayangkan apa yang akan ia katakan berisiko memberikan serangan keterkejutan lagi bagi keluarga Chaerin. Bukan tidak mungkin jika omega setengah baya yang dirinya ketahui sebagai orang tua dari Chaerin akan semakin terisiak dan mungkin saja kehilangan kesadaran. Tapi akan tidak mungkin lagi jika ia tidak mengatakannya. Menutupi keadaan Chaerin sama saja dengan melanggar sumpah profesinya.

 

Dengan jantung yang berdebar tidak menentu, ia memberanikan diri untuk membuka suara menyampaikan prediksi terburuk yang mungkin terjadi. “Chaerin bisa saja tidak sadar dan pergi untuk selamanya jika itu adalah keinginannya.”

 

“A-Apa maksud dok-ter?”

 

Ia membuang napas pelan. “Maaf Bibi, penyembuhan yang dilakukan mate memang akan menyembuhkan luka fisik dari Chaerin. Tetapi jika dalam diri Chaerin sendiri menolak untuk bertahan, maka usaha penyembuhan yang dilakukan mate tidak akan mengembalikan Chaerin ke tengah-tengah kita. Karena itu..” –Yoona menoleh pada Jayson. Tatapannya berubah serius kala maniknya bertemu dengan manik pekat Jayson– “Kesedihan dominan Chaerin harus kamu sembuhkan. Pupuk kepercayaannya maka sisi dominan Chaerin yang akan membantumu untuk membawa Chaerin kembali. Yakinkan dominannya maka dia yang akan membantumu membawa kembali  keingin hidup Chaerin.”




T . B . C







- DF -

Comments

Popular Posts