Monster Tanpa Wujud



kukira perasaan dan kecemasan sialan ini akan berakhir, nyatanya mereka masih mengikuti bahkan menempel di kepalaku dengan amat lekat. seolah tidak membiarkan hidup tenang. terkadang rasanya mudah dan menyenangkan, namun di lain waktu rasanya akan sangat mengganggu hingga membuatku kalut. 


entah sampai kapan kegilaan ini akan mengikutiku. apa sampai bulan ini selesai? dua bulan lagi? atau mungkin sepanjang hidupku? 


ini sungguh gila. sulit menjelaskannya pada orang lain tentang kecemasan dan ketakutan yang selalu datang tak menentu. kadang mereka datang di saat momen terbaik-ku. kadang tiba-tiba menyelinap di saat ku terdiam. dan semakin gila saat situasi menekanku. 


ini sudah keterlaluan. aku ingin ini semua berakhir, tapi tidak tahu bagaimana caranya. aku cuma bisa menangis, berdoa pada Tuhan, lalu mereka pergi, dan akan datang lagi lain waktu. 


ketidakpastian ini mengusikku. membuatku selalu bertanya-tanya kapan monster ini akan datang. membuatku selalu takut bahkan saat merasa bahagia. aku takut mereka akan datang tanpa diduga dan merusak kebahagiaanku. 


aku berharap mereka bisa pergi seutuhnya. aku tidak mau hidup dengan monster sialan ini. aku capek. aku tidak ingin merasa takut di saat minggu malam menyapa dan bayangan senin mulai mendekat. 


aku tahu hidup selalu penuh pasang surut, tidak akan bahagia terus. tapi dengan adanya monster ini membuatku hidup dalam ketakutan. aku merasa tidak nyaman, aku merasa asing. bisa tiba-tiba senang, lalu tiba-tiba ketakutan, cemas, dan akhirnya kalut dalam tangisan tanpa suara. 


aku lelah begini terus. 


entah aku yang terlalu lemah atau memang monster ini sudah kelewatan. aku ingin mengeluh, tapi tahu di luar sana banyak orang lebih menderita dengan masalah yang nyata. monster ini tidak nyata, tidak berbentuk, tidak punya wujud. 


mereka hanya hidup di kepalaku. selalu siap untuk mengacaukan ketenanganku, seolah aku tidak pantas untuk merasa begitu. 


aku.. aku cuma mau tenang. atau mungkin sekadar punya kekuatan lebih untuk mengendalikan mereka. aku ... tidak tahu apa yang harus kulakukan. 


bahkan rasanya tidak masuk akal untuk diceritakan kepada siapapun. 


kenapa sekarang? 


kenapa semakin bertambah usia, monster lebih sering datang?  


aku bahkan tidak bisa menikmati apapun yang dulunya kusukai. membaca, nonton film atau drama, semua rasanya tidak bisa kulakukan tanpa merasa waspada. 


apa sih yang salah? aku harus apa? 


aku kepengin perasaanku enggak begini lagi. bagaimana cara mengusirnya? 


aku capek merasa cemas. aku ingin menikmati setiap waktu yang kumiliki saat ini tanpa harus selalu mencemaskan apa yang akan terjadi nanti. aku ingin melakukan hal-hal yang kusukai tanpa harus dihantui rasa bersalah. aku ingin tenang tanpa merasa akan ada hal buruk yang terjadi. aku ingin berhenti menangis di saat-saat yang enggak masuk akal, bahkan di saat tidak terjadi apa-apa. 


mereka datang lagi, dan kuharap mereka segera pergi. karena aku capek menangis dan merasa cemas.


aku bahkan tidak tahu apa yang kucemaskan. aku hanya cemas, lalu tiba-tiba air mata menyeruak turun dan kini dadaku sesak, hidungku juga mampet. 


entah ini kutukan atau hanya keadaan sementara. apapun itu aku berharap aku bisa melawan ini semua karena rasanya amat melelahkan. ini sangat kacau. aku bahkan tidak tahu apa yang sedang kulawan, karena memang tidak ada bentuknya. 


mereka hanya hidup di kepalaku, bersembunyi di sana. bisa mengganggu kapanpun mereka mau. entah bagaimana caranya aku mengatakan semua ini pada orang lain, karena aku sendiri merasa ini tidak masuk akal. orang lain pasti juga merasa begitu. 


jadi aku menulis ini, menguraikan monster yang saat ini sedang menguasai kepalaku dan mengendalikan diriku. kutuliskan ini di saat hidungku mampet, air mataku entah kenapa gak mau berhenti dan napasku tak teratur supaya di lain waktu aku bisa membaca dan mungkin belajar mengendalikannya. 


atau sekedar menguatkan diri sendiri bahwa aku mampu melewati ini. bahwa mereka hanya ada di kepalaku entah apapun alasannya. monster ini tidak punya bentuk, walaupun rasanya amat mengganggu. aku bisa melewati kehadiran mereka, seperti waktu-waktu sebelumnya. 


orang lain kemungkinan besar tidak akan paham dan mengerti apa yang kualami, tapi sengaja kutulis ini supaya diriku nanti bisa membacanya kembali dan mengingat betapa tidak masuk akalnya ini aku bisa melewatinya. 


aku punya diriku sendiri. walaupun kurang kuat, walaupun kacau. aku bisa melewatinya. yaaa. berhenti sialan.  



Comments

Popular Posts