Constellations of Love: Jisung



"We have to recognize that there cannot be relationships unless there is commitment unless there is loyalty unless there is love, patience, persistence."

- Cornel West

 





 Y/N meregangkan tubuhnya ketika suara alarm mengusik tidurnya. Ia mengusap matanya sambil mencoba membiasakan sinar terang yang masuk ke mata. Ia memperhatikan sekelilingnya lalu dengan perlahan mengubah posisinya menjadi duduk. Lalu hal selanjutnya yang ia lakukan adalah membuka ponselnya untuk melihat apakah ada pesan yang masuk.


Benar dugaannya, pagi itu dia mendapatkan banyak pesan dari keluarga dan juga temannya. Namun dari banyaknya pesan itu, dia tidak menemukan satu pesan pun dari sang kekasih. Ia paham jika saat ini kekasihnya masih dalam masa promosi yang begitu menyita waktunya, tapi tetap saja rasa kecewa tidak bisa dihilangkan.

 

Karena tak ingin larut dengan perasaannya dan membuat hari bahagia itu hancur, Y/N berniat untuk segera menyegarkan dirinya untuk mulai melakukan aktivitas di hari itu. Namun baru saja dia membuka pintu, Y/N sudah dikejutkan dengan banyaknya balon yang menutupi pintunya. Dia bingung tetapi tiba-tiba saja suara berat yang begitu ia kenali membuatnya langsung terdiam.

 

“Selamat ulang tahu pacar.” Ucap pemilik bariton itu yang tiba-tiba saja sudah muncul dari balik balon-balon dengan piring berisi stroberi berbalut cokelat berhiaskan tulisan ‘HBD’. Walau kesusahan tetapi sosok itu tetap berusaha untuk menerobos barikade balon yang dirinya ciptakan.

 

“Jisung?”

 

Y/N membulatkan matanya tidak percaya.

 

“Ini kamu yang buat?”

 

Jisung mengangguk sambil memberikan piring itu kepada Y/N.

 

“Selamat ulang tahun pacar aku, semoga makin sayang sama aku.” Doanya dengan mengecup pipi Y/N.

 

“Makasih..” Balas Y/N dengan mata yang mulai buram karena air mata.

 

“Jangan nangis dong..” Ujar Jisung yang melihat setetes air mata jatuh bebas dari pelupuk mata Y/N.

 

Y/N pun buru-buru menyekahnya lalu kembali memasang senyumnya.

 

“Nah, kalau gini kan cantik. Oh iya, aku udah beliin kamu sarapan. Ayo kita sarapan dulu sebelum kamu makan stroberi cokelat itu.”

 

Mendengarnya, Y/N pun menatap piring yang kini ada ditangannya. Dia melihat bagaimana stroberi itu berbalutkan lelehan cokelat yang sudah mengeras. Apa lagi penempatan potongan huruf di atasnya, membuat Y/N begitu yakin jika semua ini Jisung sendiri yang membuatnya.

 

“Kenapa ngeliatinnya gitu banget?’ Tanya Jisung saat Y/N tak kunjung bergerak dan hanya menatap piringnya. Dia pun ikut mengikuti Y/N melihat ke atas piring itu.

 

“Maaf ya kalau jelek.”

 

Y/N buru-buru menggelengkan kepalanya. Dia lantas mengangkat kepalanya hanya untuk melihat gurat kecewa dari wajah sang kekasih.

 

“Enggak masalah Ji, yang penting usaha kamu buat bikin ini. Aku seneng, makasih ya..”

 

Y/N memeluk Jisung. Hal itu langsung membuat wajahnya kembali senang. Y/N sendiri ikut senang dengan apa yang telah Jisung siapkan terlepas dari bagaimana bentuk stroberi itu. Apalagi Jisung yang bisa menemuinya dihari ulang tahunnya itu sudah begitu Y/N syukuri. Karena Y/N tahu sesibuk apa jadwal sang kekasih yang masih mempromosikan album barunya itu.

 

“Tadi kamu bilang kamu beli sarapan, kamu beli apa Ji?” Tanya Y/N masih dalam pelukan Jisung.

 

“Aku beli sup rumput laut di tempat yang kamu suka ditambah kimbab daging.”

 

“Eh, emang udah buka?”

 

Y/N terlihat bingung hingga membuat dahinya mengerut.

 

“Sebenernya belum, cuma aku minta sama pemilik restonya buat dibuatin pagi ini dan aku ambil paginya.”

 

“Emang bisa?”

 

Jisung menggaruk tengkuknya lalu terkekeh canggung.

 

“Enggak bisa sih, tapi aku mohon-mohon sampai akhirnya mereka mau bikinin ini. Aku bilang kalau ada kerabat aku yang suka banget sama makanan di resto itu dan aku juga janjiin untuk ngasih tanda tangan dan review yang bisa mereka pajang.”

 

Y/N yang terkejut langsung memeluk Jisung semakin erat. Dia menenggelamkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih selama beberapa menit. Rasanya begitu menyenangkan apalagi ini hari ulang tahunnya.

 

“Makasih ya Ji.. aku bersyukur punya kamu.” Ucapnya yang masih setia menempelkan telinganya dekat dengan jantung sang kekasih.

 

“Aku juga bersyukur banget bisa milikin kamu.”



E . N . D



- DF -

Comments

Popular Posts