Constellations of Love: Renjun
"We have to recognize that there cannot be relationships unless there is commitment unless there is loyalty unless there is love, patience, persistence."
- Cornel West
“Y/N..”
Panggilan itu membuat Y/N yang
tengah sibuk menata makanan beralih untuk sekedar memastikan siapa yang datang,
karena sebenarnya tanpa harus melihat pun ia sudah tahu siapa pemilik suara
itu.
“Injuuunnnn..”
Y/N menyudahi kegiatannya untuk
berlari ke dalam pelukan sang kekasih.
“Aku kangen..” Imbuhnya dalam
dekapan hangat Renjun.
“Aku juga.” Balas Renjun dengan
mengeratkan pelukannya.
Selama beberapa saat keduanya
hanya berpelukan di depan ruang makan. Saling melepas rindu karena sulitnya memiliki
waktu bersama. Hal itu wajar, dan baik Renjun maupun Y/N sama-sama sudah
memahami hal itu.
“Gimana hari ini?” Tanya Y/N
sambil mendongakkan kepalanya.
“Capek, tapi seru. Seharian ini
aku sama member syuting untuk comeback. Kita main gitu di taman buat
nyari koin.”
“Beneran?”
Renjun mengangguk singkat.
“Kalian keren banget, padahal
cuaca lagi panas tapi kamu sama member bisa laluin hari ini dengan baik.
Selamat My Injunie..”
Renjun tidak bisa untuk tidak
tersenyum mendengar ucapan menggemaskan Y/N, ditambah mata bulat itu membuat
Renjun langsung mengecup singkat pipinya.
“Kamu tadi nyiapin apa?”
Y/N tanpa sadar menepuk pelan
keningnya begitu mengingat apa yang baru saja ia tinggalkan.
“Oh aku lupa, aku nyiapin kamu hotpot.”
Lalu dia langsung kembali ke meja
makan untuk melihat kuah supnya yang untungnya masih dalam kondisi aman.
“Untung aja..” Ujar Y/N sembari
mengusap dadanya. Kemudian dia menoleh kepada Renjun sambil mengisyaratkan
kekasihnya untuk mendekat.
Namun saat ia mengangkat
kepalanya, dirinya malah melihat Renjun dengan sebuah paper bag dengan
nama toko kue yang paling dirinya sukai.
“Selamat sayang..”
Y/N terdiam dengan wajah bingung
yang langsung dihadiahi usapan di puncak kepalanya.
“Aku enggak lupa ya kalau hari
ini kamu sidang skripsi, jadi gimana?”
Mendengar pertanyaan Renjun, Y/N
tidak langsung menjawabnya. Dia malah mematikan kompor untuk kembali memeluk
sang kekasih.
“Aku kira kamu lupa.”
“Enggak mungkin aku lupa. Bagi
aku kamu sama group itu sama pentingnya.” Terang Renjun dengan mengusap
punggung Y/N lembut.
“Jadi gimana? Kamu enggak mau
cerita ke aku?”
Y/N terkekeh dalam pelukan
Renjun.
“Semuanya lancar dan itu berkat
kamu. Kalau kamu enggak ngingetin aku soal skripsi dan ngasih semangat buat
nyelesainnya, mungkin sekarang aku belum selesai.”
Sebuah kecupan singkat diberikan
Renjun ke puncak kepala Y/N. Tidak lupa dengan tangannya yang semakin memeluk
erat tubuh sang kekasih.
“Itu juga karena kerja keras
kamu. Aku cuma ngebantu sedikit yang aku bisa.”
“Kenapa kamu bisa beli cake
ini, padahal hari ini kamu full syuting?”
Lagi-lagi Renjun memberikan
kecupan di puncak kepala Y/N.
“Ya, karena itu kamu. Aku udah
bilangkan kalau kamu sama group itu sama-sama penting buat aku. Jadi
sebisa mungkin aku akan melakukan yang terbaik buat kalian. Dan beli ini hal
kecil yang bisa aku lakuin buat mengapresiasi kamu. Jadi kalau aku bisa lakuin,
akan aku lakuin itu.”
Y/N yang mendengar itu semakin
mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Renjun.
Dalam hatinya ia begitu bersyukur memiliki Renjun di sampingnya. Sesibuk apa
pun sang kekasih, pasti ada saja hal yang Renjun lakukan untuk tetap
menunjukkan bahwa dirinya tidak sendiri.
E . N . D
- DF -
Comments
Post a Comment