Constellations of Love: Jeno



"We have to recognize that there cannot be relationships unless there is commitment unless there is loyalty unless there is love, patience, persistence."

- Cornel West


 




Sore itu Y/N pulang dengan membawa tas belanja berisi makanan ringan dan beberapa buah mengingat persediaannya sudah tidak ada. Dia membuka pintu apartemennya dan menemukan sepasang sepatu pria yang begitu dirinya kenali. Hal itu seketika membuat rasa rindu langsung memenuhi relung hatinya. Tanpa membuang waktu, Y/N segera masuk ke dalam untuk mencari keberadaan sang pemilik sepatu.

 

Langkah kakinya berhenti ketika sorot matanya menemukan presensi laki-laki bermata bulan sabit itu. Tanpa pikir panjang, Y/N segera menghampirinya dan menjatuhkan tubhnya ke dalam pelukan laki-laki itu.

 

“Eh.. kamu udah pulang.”

 

Ia terkejut begitu mendapatkan pelukan dengan tubuh seseorang yang membebani dirinya.

 

“Kamu kapan sampai? Kok enggak ngasih tau?”

 

Laki-laki itu tersenyum, tidak hanya bibirnya tetapi matanya juga ikut membentuk lengkungan manis.

 

“Sengaja, aku mau ngasih kamu kejutan.”

 

Y/N tidak bisa untuk tidak kembali mendaratkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih. Dia bersandar di sana sembari mendengarkan irama jantung laki-laki yang begitu dirinya rindukan.

 

“Kamu kangen banget ya sampai erat banget meluk aku?”

 

“Iya lah, aku kangen banget sama pacar aku ini. Emang kamu enggak kangen?”

 

“Kangen dong, masa enggak. Oh iya, aku punya sesuatu buat kamu.”

 

Mendengar itu Y/N akhirnya melerai pelukannya. Ia memperhatikan sang kekasih yang kini tengah mengambil tasnya dan merogoh isinya.

 

“Ini..” Dia mengeluarkan sebuah tas kecil dan memberikannya kepada Y/N.

 

“Ini apa Jen?”

 

“Buka aja..” Ucapnya dengan menggerakkan kepala ke arah tas kecil itu.

 

Y/N pun mengikuti arahan dari Jeno. Dia membuka tas kecil itu dan mengeluarkan isinya. Agak sulit karena di dalamnya terdapat banyak barang berukuran kecil yang ketika Y/N keluarkan matanya langsung berbinar.

 

“Ini, semuanya buat aku?” Tanyanya masih tidak pecaya. Y/N melihat satu  per satu magnet itu tanpa sekali pun melihat ke arah Jeno yang begitu menikmati wajah senang sang kekasih.

 

“Iya, aku sengaja beliin kamu itu. Aku tahu kamu suka ngoleksi magnet kulkas dari berbagai negara, jadi selama aku tur kemarin aku beliin buat nambah koleksi kamu.”

 

Y/N langsung mengangkat kepalanya dan memeluk Jeno yang masih tersenyum dengan mata bulan sabitnya.

 

“Makasih, aku suka banget.”

 

“Aku tahu kok.” Ucapnya dengan memasang wajah bangga.

 

“Ngomong-ngomong kamu darimana?”

 

Y/N memukul keningnya pelan lalu segera berlari.

 

“Belanjaan aku.” Teriaknya yang langsung menghadirkan tawa dari seorang Lee Jeno.

 

“Kebiasaan.” Ledeknya lalu kembali menyandarkan diri di sofa.

 

Tidak lama, Y/N kembali dengan semangkuk buah dan beberapa makanan ringan yang tadi dirinya beli. Ia meletakkan keduanya di atas meja lalu kembali duduk di samping sang kekasih.

 

“Kamu dari airport langsung ke sini?”

 

Jeno mengangguk sambil menyuapi anggur dari mangkuk yang tadi dibawah oleh Y/N.

 

“Kamu enggak capek, kenapa enggak istirahat dulu baru kesini?”

 

“Aku udah kangen, lagian di sini juga bisa istirahat.”

 

Y/N menghela. Dirinya langsung mengambil bantal yang ada di sisi sebelahnya untuk diletakkan di atas pangkuannya.

 

“Sini rebahan.”

 

Jeno tanpa menolak langsung merebahkan kepalanya di atas bantal itu. Jujur, dia sangat menyukainya. Berbaring di atas pangkuan Y/N dan mendapatkan usapan lembut dari tangan sang kekasih merupakan hal yang bisa membuatnya nyaman. Rasa lelahnya juga bisa hilang dalam sekejap karena usapan dan pijatan lembut yang dirinya terima.

 

Sementara Y/N, ia sejujurnya menyukai betapa lembutnya rambut Jeno, karena itu dirinya tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa mengusapnya. Ditambah dirinya juga sadar jika ini cara termudah yang bisa dirinya lakukan untuk menujukkan betapa dirinya menyukai keberadaan sosok Jeno di sampingnya. Dia bersyukur jika bukan Jeno, tidak mungkin ia bisa merasakan kebahagiaan dari hal simpel seperti ini. 



E . N . D



- DF -

Comments

Popular Posts