How Hurt : Part 25


 



(DISCLAIMER: Penggunaan nama tokoh dalam cerita tidak ada hubungannya dengan sosok asli dalam kehidupan sebenarnya.)


.

.

.


 



Suasana ruang tengah rumahnya begitu tegang. Apalagi saat Bibi Kim mengantarkan Lia dan kedua orang tuanya masuk. Memang sudah menjadi rencana Aerin untuk mengundang perempuan itu dan keluarganya, karena masalah ini juga melibatkan keluarga mereka. Jangan lupakan juga keberadaan Hoseok dan Lisa yang harus menunda perjalanan bulan madu untuk ikut menyelesaikan permasalahan itu.

 

ā€œJaehyun jelaskan sekarang!ā€ Perintah Namgil.

 

Jaehyun yang untuk pertama kali mendengar suara Ayahnya yang meninggi dan sarat akan kemarahan itu semakin menunduk dalam. Rasa bersalah dan sesal semakin tumbuh dibenaknya. Apalagi sepanjang hidupnya tidak pernah ia membuat sang Ayah semarah itu.

 

ā€œSa-Sayaā€¦ā€ Jaehyun kehilangan kata-katanya. Ia tidak tahu harus mengatakan apa karena pada dasarnya ia sadar jika dirinya bersalah.

 

ā€œJung Jaehyun!ā€ Namgil semakin mengeraskan suaranya. Amarah dan rasa kecewa terhadap sang anak begitu besar hingga membuat jantungnya bedetak begitu cepat. Emosinya tidak bisa dikendalikan. Jika bisa ia ingin menghajar anak semata wayangnya itu.

 

ā€œMa-Maaf Om, i-ini salah saya.ā€

 

Suara pelan itu membuat atensi mereka kini berganti pada sosok Lia yang juga tertunduk di kursinya. Di sampingnya duduk sang Ibu yang terlihat begitu kecewa dengan apa yang telah terjadi.

 

ā€œSa-Saya yang lebih dulu mendatangi Jaehyun. Sa-Saya masih berharap dengan Jaehyun ka-karena saya masih cinta-ā€

 

ā€œKalau kamu mecintai anak saya, kamu tidak akan meninggalkan dia tanpa alasan.ā€ Selak Hana cepat.

 

ā€œDan kamu Jaehyun, apa kamu lupa gimana hancurnya kamu saat Lia pergi? Kamu lupa gimana usaha Mamah, Papah, dan temen-temen kamu buat bikin kamu bangkit? Kamu lupa?ā€ Sambungnya sembari menatap sang anak dengan raut kecewa.

 

ā€œJawab Mamah JUNG JAEHYUN!ā€ Hardik Hana ketika Jaehyun masih setia menutup mulutnya.

 

ā€œEnggak Mah, Jae inget.ā€

 

ā€œTerus sekarang? Kamu kamuā€¦ā€

 

Hana kehilangan kata-katanya. Rasa kecewa kepada Jaehyun ditambah rasa malu dengan keluarga besannya membuat otaknya kehilangan kemampuan memperoduksi kalimat.

 

ā€œHana, tenang.ā€

 

Gyusang menegakkan duduknya. Sejak tadi dirinya hanya diam karena ingin mendengarkan apa yang terjadi. Tetapi kemarahan Hana dan Namgil tampaknya begitu besar sampai membuat Jaehyun tidak berani mengatakan apa-apa.

 

ā€œSudah berapa lama kalian berhubungan?ā€ Tanya Gyusang.

 

ā€œDu-Dua bulan Kek.ā€

 

ā€œSudah sejauh apa?ā€

 

Pertanyaaan itu kembali membungkam Jaehyun. Ia sendiri tidak tahu sudah sejauh apa hubungannya dengan Lia. Yang dirinya tahu, selama dua bulan ini mereka sering menghabiskan waktu bersama.

 

ā€œHu-Hubungan kami ti-tidak seserius itu Tuan.ā€

 

Gyusung menaikkan sebelah alisnya hal itu membuat Lia seketika menelan ludahnya.

 

ā€œTu-Tuan Jeon, sebelumnya saya minta maaf. Kalau saja saya tahu kalau Jaehyun sudah menikah saya tidak akan mendekati dia. Saya menyesali perbuatan saya ini.ā€ Ujarnya cepat.

 

ā€œKamu enggak tau karena Jaehyun enggak ngasih tau kan?ā€ Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Aerin yang sedari tadi hanya diam dengan tangan yang terlipat di dada.

 

Namun pertanyaan itu tak mendapatkan jawaban yang membuat Aerin mendengus.

 

ā€œDiam berarti iya.ā€

 

ā€œMaaf..ā€ Hanya itu yang terlontar dari Lia.

 

ā€œApa maafmu bisa membuat keadaan kembali seperti sebelumnya Nona Lia?ā€

 

ā€œAerin.ā€

 

Aerin yang dipanggil menoleh. Matanya bertatapan dengan mata sang Kakek yang seakan memberikan peringatan untuk dia tetap diam. Tetapi Aerin yang sekarang bukanlah Aerin yang dulu. Sudah tidak ada lagi dikamus baru hidupnya jika ia akan diam saja tanpa melakukan apa pun.

 

ā€œLoh, ada yang salah dari pertanyaan Aerin, Kek?ā€

 

ā€œJung Aerin!ā€

 

Aerin terkekeh saat mendengar nama yang disebut sang Kakek. Lucu sekali, dikeadaan seperti ini Kakeknya masih mau mempertahankan nama itu dinamanya.

 

Wah!

 

Seberharga itukah Jaehyun dimata sang Kakek? Seberarti itu bahkan melebihi dirinya yang merupakan cucu kandung?

 

ā€œKenapa Kek? Aerin salah lagi? Apa harus dengan ini Kakek mau mendengarkan Aerin?ā€

 

Ia mengambil sebuah map coklat yang disembunyikan di balik punggungnya. Lalu tangannya mengeluarkan isi map tersebut dan melemparkannya dengan pelan ke atas meja.

 

ā€œKakek bisa lihat sendiri.ā€

 

Gyusang mengambil kumpulan foto tersebut. Melihat setiap lembar dengan Jaehyun dan Lia yang menjadi objek utamanya.

 

ā€œApakah itu termasud hubungan yang biasa aja?ā€ Tanyanya sembari melihat Lia yang semakin terlihat pucat dengan tubuhnya yang mulai bergetar.

 

ā€œDatang ke kantor seorang laki-laki yang sudah berisitri dengan membawa bekal makan siang, pergi dengan bergandengan, nonton film, makan bersama, berbelanja pakaian kembar, saling menyuapi, mencium pipi.ā€ Aerin menjabarkan semua yang orang suruhannya lihat.

 

ā€œApa perlu aku katakan kalau kamu dan Lia sering telponan malem-malem, chatting sampe kamu senyum-senyum sendiri, Jung Jaehyun?ā€ Lanjutnya yang membuat Jaehyun semakin terhenyak. Ia tidak menyangka jika Aerin menyadari perilaku barunya. Ia pikir Aerin tidak memperhatikannya. Ternyata ia salah besar, dalam diam Aerin mengamatinya sedalam itu.

 

ā€œIni jawabannya Jaehyun. Pertanyaan kamu yang kemarin, jawabannya adalah kamu sendiri!ā€

 

ā€œRin..ā€

 

Aerin mengangkat tangannya.

 

ā€œDiem!ā€ Aerin berhenti sebentar. ā€œKamu sama aja Jae, sama-sama pembual!ā€

 

ā€œAERIN!ā€

 

ā€œApa Kek? APA?!ā€ Aerin balik membentak. Ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Kakeknya yang seakan menyalahkan dirinya padahal ia adalah korbannya.

 

ā€œAerin jaga nada bicaramu!ā€ Peringat sang Nenek.

 

Aerin mengangkat kedua tangannya. Seperti seorang yang menyerah, hanya saja ia tidak benar-benar menyerah. Lalu kembali bersandar dengan pandangan yang ia buang ke luar. Jengah melihat keluarganya sendiri.

 

ā€œPah, Mah, Jaehyun salah. Kek, saya mengakui kesalahan saya. Saya minta maaf untuk semua yang tersakiti karena masalah ini.ā€ Jaehyun terlihat menarik napasnya.

 

ā€œTidak ada pembelaan yang bisa saya katakan karena saya sendiri yang menyebabkan masalah ini.ā€ Tuturnya dengan penuh penyesalan.

 

ā€œMemang kamu salah Jung Jaehyun!ā€ Ujar Aerin tajam tanpa melihat pada Jaehyun.

 

Keadaan menjadi hening. Detik-detik ganjil berubah menjadi menit yang menegangkan. Tidak ada yang berani membuka suara selain menunggu Gyusang selaku orang yang dituakan.

 

ā€œBaik..ā€ Suara Gyusang kembali menarik perhatian. Kini seluruh mata tengah menatap kearahnya, menanti apa yang akan dikatakan pria paruh baya itu.

 

Jaehyun sudah pasrah karena ia tahu kesalahannya begitu besar dan sulit sekali dimaafkan. Ia elah berkhianat. Berkhianat atas janji yang ia ucapkan di hadapan Tuhan, serta janji kecil yang ia buat bersama Aerin. Ia merasa pantas jika tidak ada maaf yang diberikan untuk kesalahannya ini.

 

Sedangkan Aerin tidak peduli. Ia sudah tidak mengharapkan apa pun pada Kakeknya. Ia hanya merasa jika apa yang akan Kakeknya katakan tidak akan memihak padanya. Itu artinya ia harus berjuang untuk dirinya sendiri ā€“lagi.

 

ā€œKakek rasa masalah ini kita akhiri saja.ā€

 

Di detik itu juga Aerin menoleh dengan mata yang menatap nyalang.

 

ā€œJaehyun dan Lia sudah mengakui kesalahan mereka dan sudah menyesalinya juga. Jadi kita tidak perlu perpanjang masalah ini.ā€

 

ā€œTIDAK!ā€

 

Aerin berdiri dari duduknya.

 

ā€œJaehyun selingkuh, se-ling-kuh Kek! Kenapa Kakek bisa dengan mudah meminta permasalahan ini jangan diperpanjang? Kakek enggak mikirin aku? Aku cucu Kakek! Aku yang dikhianati di sini!ā€

 

ā€œAERIN-ā€

 

ā€œKalau Nenek suruh aku diem, maaf Nek aku enggak bisa!ā€ Potong Aerin cepat dengan mata yang merah menatap sang Nenek. Hal itu membuat Haneul terkesiap dengan bibir yang langsung terkatup.

 

ā€œKalian keterlaluan banget tau enggak. Kalian enggak mikirin perasaan aku?ā€

 

Jaehyun yang mendengar itu buru-buru berdiri.

 

ā€œAerin, aku minta maaf. Aku-ā€

 

ā€œDIEM KAU JUNG JAEHYUN!ā€

 

Sorot marah Aerin yang ditunjukkan untuknya membuat Jaehyun yang akan meraih tangan gadis itu mengurungkan niat. Manik mereka saling bertemu dan dari sana Jaehyun menyadari jika tidak ada lagi kesempatan untuknya.

 

Semenatra Aerin, setelah puas menghujami Jaehyun dengan luapan kemarahannya ia mengalihkan tatapannya pada sang Kakek. Matanya pun berubah semakin nyalang saat melihat bagaimana raut tenang pria paruh baya itu. Ia menjadi sangat marah. Ia tidak menyangka jika Kakeknya akan semudah itu memberikan maaf. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa Kakeknya melupakan dia. Dia yang dibohongi tetapi kenapa tidak ada yang memikirkan perasaannya?

 

ā€œKenapa? Kenapa harus aku? Kenapa kalian tega banget sama aku? Apa harus nunggu aku mati baru kalian berhenti dengan penyiksaan berkedok perhatian ini?ā€ Suara Aerin mulai terdengar putus asa, tetapi tidak dengan matanya yang masih manatap sang Kakek tajam.

 

Jungkook lantas berdiri dan akan menggenggam tangan Aerin. Ia ingin menenangkan kembarannya itu. Ia sakit mendengar kalimat yang dilontarkan Aerin. Tetapi Aerin telah lebih dulu menepis tangannya.

 

ā€œBelum puas kalian maksa aku nikah dan sekarang kalian ngebiarin masalah ini gitu aja? Apa lebih berarti Jaehyun dari pada aku yang keluarga kalian sendiri?ā€

 

Tanpa disadari, air mata lolos begitu saja dari pelupuk mata Aerin. Buru-buru ia menyekahnya karena tidak ingin terlihat lemah. Ia harus menunjukkan kalau dirinya kuat walaupun tidak ada satu pun yang memihak padanya. Tapi matanya tetap berkhianat dengan terus membiarkan cairan bening itu jatuh membasahi kedua pipi.

 

ā€œAku enggak tau apa yang Kakek pikirin, tapi kalian semua perlu tahu kalau masalah ini berhasil buat luka baru buat aku. Cucu mantu kesayangan Kakek ini berhasil membuat luka yang sama besar seperti luka yang kalian buat!ā€

 

Mendengar kaliamtnya sendiri membuat tawa Aerin pecah. Setelahnya dengan kasar ia menyekah air matanya.

 

ā€œAh aku lupa, apa pun yang aku rasain dan pikirin kan enggak penting untuk Tuan Gyusang dan keluarga. Aduh Aerin bodoh banget!ā€ Serunya sembari memukul keningnya seperti baru teringat sesatu yang sebenarnya tidak boleh dilupakan.

 

Aerin beralih menatap sang Ayah.

 

ā€œYah, Ayah masih mau diem aja setelah melihat ini? Ayah masih menganggap kalau keputusan Kakek adalah yang terbaik buat aku?ā€ Tanya Aerin dengan suara rendah.

 

Sejujurnya ia tidak berharap apa pun pada Ayahnya, tetapi ia tidak bisa menghentikan mulutnya untuk bertanya.

 

Tapi tetap, semua pertanyaan yang diajukannya tidak pernah mendapatkan jawaban baik itu dari Kakek, Nenek, dan sekarang Ayahnya. Tidak berhenti sampai di situ, kini Aerin mengalihkan pandangannya pada Jungkook yang berada di sampingnya.

 

ā€œBagaimana dengan mu Kook? Kamu masih mau mengabaikan aku dan melupakan janjimu pada Ibu?ā€

 

Tapi lagi-lagi pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Aerin tergelak sinis. Ternyata kuasa sang Kakek masih begitu besar sampai Ayah dan saudaranya saja tetap tidak bisa menentangnya. Bahkan untuk membelanya sekali pun.

 

ā€œFINE!ā€

 

Merasa tidak ada lagi yang bisa ia lakukan, Aerin lantas mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja kecil di samping kursinya. Ia mengoperasikan benda pipih itu sebelum memberikannya pada sang Kakek.

 

ā€œApa bukti itu masih akan Kakek abaikan? Apa Kakek akan tetap mengakhiri permasalahn ini begitu aja?ā€ Tanya Aerin bersama dengan terputarnya video di ponselnya.

 

ā€œDiaā€ Ia menunjuk Jaehyun.

 

ā€œDan dia.ā€ Lalu menunjuk Lia.

 

ā€œApa menurut Kakek semua bisa dimaafkan begitu aja? Ok, kalau Kakek enggak mikirin perasaan aku. Aku nerima itu. Tapi apa Kakek bisa nerima keadaan kalau video kayak gitu bocor ke publik. Orang-orang tau kalau cucu mantu yang selalu Kakek banggain ini main belakang sama mantan pacarnya.ā€

 

Argumentasi Aerin membuat Jungkook langsung mengambil ponsel itu dari sang Kakek. Ia kembali memutar video yang telah selesai itu. Baru setengah, matanya sudah membelalak, rahanganya mengetat, dan tangannya yang bebas mengepal.

 

ā€œKAU?!ā€

 

Dalam waktu yang cepat, Jungkook mendaratkan kepalan tangannya pada wajah Jaehyun. Memukul berkali-kali sampai Hoseok dan Ayahnya harus turun tangan untuk memisahkan keduanya.

 

ā€œBAJINGAN JAE! AKU MEMPERCAYAKAN AERIN KEPADAMU BUKAN UNTUK DISAKITI SEPERTI INI!ā€ Teriaknya yang masih berusaha untuk menerobos tubuh Hoseok untuk kembali memukul Jaehyun.

 

Belum reda rasa sakit akibat pukul Jungkook, tanpa diduga Namgil kini yang melayangkan tinjunya setelah mengambil alih ponsel yang Jungkook lemparkan ke sofa. Ia melihat apa yang membuat Jungkook semarah itu. Dan didetik yang sama, Namgil tidak bisa lagi meredam emosinya saat melihat Lia yang memberikan ciuman di bibir Jaehyun tetapi tidak lama anaknya juga melakukan hal yang sama.

 

ā€œSAYA TIDAK PERNAH MENGAJARKAN KAMU MENJADI BRENGSEK SEPERTI INI JUNG JAEHYUN!ā€ Murkanya. Wajahnya tak kalah merah dengan Jungkook.

 

Sementara Minhyun, tatapannya menunjukkan kekecewaan yang besar.

 

ā€œSaya kecewa dengan kamu.ā€

 




T . B . C



- DF -

 

Comments

Popular Posts