How Hurt : Part 26
(DISCLAIMER: Penggunaan nama tokoh dalam cerita tidak ada hubungannya dengan sosok asli dalam kehidupan sebenarnya.)
.
.
.
Minhyun tidak bisa lagi mengatakan apa pun selain ungkapan
kekecewaannya pada Jaehyun setelah melihat video tersebut. Ia tidak ingin
memukul Jaehyun yang sudah babak belur itu. Ia masih punya hati walaupun
sebenarnya kemarahannya tidak kalah besar dengan Jungkook.
Minhyun tidak menyangka jika ternyata menantu yang ia pikir bisa
membahagiakan Aerin, membawa Aerin keluar dari tekanan keluarganya, membawa
kembali Aerin yang dulu, malah berkhianat. Jaehyun malah membuat luka untuk
anaknya yang sudah terluka.
Lalu jika sudah seperti ini, siapa yang bisa ia percaya untuk
membahagiakan Aerin karena ia tidak bisa melakukan itu?
PLAK
Suara tamparan yang keras itu membuat kini atensi beralih pada Lia dan
juga Lisa yang berdiri di depannya dengan napas yang memburu. Di tangan kirinya
tergenggam dengan erat ponsel Aerin yang masih memutarkan video yang sama.
āKAMU BOHONGIN KAKAK,
LIA! KAMU BOHONGIN KITA SEMUA! KAMU BILANG HUBUNGAN KALIAN BELUM SEDALAM ITU,
TAPI INI APA? JAWAB KAKAK!ā Teriak Lisa dengan menunjukkan layar ponsel Aerin.
Hal itu membuat Lia terkejut, begitu juga dengan kedua orang tuanya.
Sang Ibu sudah menangis sedangkan Ayahnya menunduk malu. Ia sangat kecewa
dengan anaknya sendiri.
āKa-Kak..ā
āKamu buat kakak malu Li! Kamu buat orang tua kita malu! Kamu tahu
Ayah kerja di perusahaan keluarga Jeon, Kakak baru aja nikah sama Hoseok, dan
kamu..ā Lisa menunjuk adiknya dengan kepala yang menggeleng. Tak habis pikir
dengan perilaku adiknya ini.
āKamu ngelakuin ini dan kamu enggak ngaku?!ā
Lisa menarik napasnya.
āKakak emang ngedukung usaha kamu, tapi kalau Kakak tau mantan yang
kamu ceritain itu Jaehyun, Kakak enggak akan dukung. Kamu salah Li, SALAH!ā
Tekan Lisa.
āKa-Kak aku nye-sel..ā
Lia menangis. Pipinya sakit, dan hatinya juga sakit. Ia tidak
menyangka jika akhir dari usahanya akan semenyakitkan ini. Ia mengaku salah
karena tidak menceritakan siapa sosok mantan yang ia maksud walaupun Kakaknya
sudah berkali-kali bertanya namanya, dan juga menyesal karena tidak menaruh
curiga saat melihat jari manis Jaehyun yang sudah dilingkari cincin. Ia terlalu
larut dengan euforia karena bisa
kembali bertemu dengan Jaehyun, dan sampai menutup mata karena perasaannya
sayangnya yang begitu besar.
Dan kini semuanya hancur. Ia sudah tidak memiliki muka lagi. Harga
dirinya hancur terutama di hadapan Aerin. Nama keluarganya sudah ia rusak
karena kebodohannya. Ia menyesal, sungguh-sungguh menyesal.
Tapi apakah penyesalannya bisa memperbaiki semuanya seperti yang Aerin
tanyakan tadi?
āNak Aerin..ā
Suara berat dan serak itu menarik atensi Aerin. Kepalanya berputar dan
matanya menatap para pria seusia Ayah atau mungkin lebih tua sedikit dari sang
Ayah yang duduk di dekat Lia.
āOm minta maaf untuk kesalahan Lia. Om tau Enggak ada pembelaan untuk
tindakan yang anak Om lakukan, karena itu Om yang akan tanggung jawab Nak.ā
Pria itu kini menghadap Gyusang yang masih bertahan dengan raut
datarnya.
āTuan Jeon, saya minta maaf atas keasalahan Lia. Saya tau maaf saya
tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi saya janji, saya akan
menebusnya dengan saya mengundurkan diri dari perusahaan Tuan. Sekarang saya
sudah tidak punya muka di hadapan Tuan dan keluarga. Saya menyesal dan memohon
maaf yang sebesar-besarnya kepada Tuan dan keluarga Tuan.ā
Mendengar hal itu, Aerin segera menghampiri pria tersebut. Ia meraih
tangan pria yang sudah ekriput itu untuk digenggam.
āJangan Om. Enggak seharusnya Om mengundurkan diri. Masalah ini tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan Om.ā
Pria itu menggeleng. Ia melepaskan tangannya dan ganti menggenggam
tangan Aerin.
āTidak Nak, Om malu sama keluarga kamu.ā
āOm, Om inget enggak Om pernah bilang kalau kita harus profesional
dimana pun. Jangan campur adukin masalah satu sama masalah lain yang bukan
tempatnya. Dulu Om ngomong gitu ke aku pas aku enggak fokus di acara kantor
Kakek karena ulangan aku. Dan sekarang, Om harus mempraktekan itu juga..ā Ada
jeda singkat sebelum Aerin kembali melanjutkan ucapannya setelah tarikan napas
panjang ia lakukan.
āMasalah ini bukan karena Om, jadi enggak seharusnya Om yang tanggung
jawab. Masalah ini juga enggak ada sangkut pautnya sama kerjaan Om, jadi kenapa
Om harus mengundurkan diri. Ada cara lain untuk neyelesainnya tanpa Om harus
mengorbankan pekerjaan Om.ā Tekan Aerin.
āTapi Nak-ā
āEnggak Om, Aerin mohon jangan Om ngorbanin apa yang Om usahakan.
Karena sekali pun Om berhenti, masalah ini enggak akan selesai semudah itu.
Jadi Aerin minta tolong ke Om, untuk tetep kerja dan profesional seperti yang
Om bilang ke aku waktu itu.ā
Pria itu memeluk Aerin. Hatinya sakit tetapi beban dipundaknya sedikit
terangkat karena ucapan Aerin. Sebagian kecil dihatinya bersyukur karena
masalah yang melibatkan sang anak berhubungan dengan Aerin, walaupun ia juga
sedih kenapa anak sebaik Aerin harus mengalami hal semenyakitkan ini dan
parahnya anaknya sendiri yang menjadi dalangnya. Ia yakin jika orang lain yang
berada di posisi Aerin besar kemungkinan masalah ini akan panjang dan berbuntut
tuntutan.
āNak, Tante mewakili Lia minta maaf ya. Karena anak Tante, rumah
tangga kamu jadi berantakan. Kamu sama Nak Jaehyun jadi ribut.ā
Dalam sedih dan sakit yang hatinya rasakan, Aerin masih mampu
menyunggingkan senyum untuk kedua pasang setengah baya di depannya ini. Melihat
bagaimana kedua orang tua Lia menyayangi anaknya bahkan rela berkorban atas
kesalahan anaknya, membuat perasaan iri mengusik dirinya. Tidak pernah ia
berada di posisi Lia sekali pun gadis itu bersalah.
āLia emang salah Tante, tapi Jaehyun juga salah. Saat ini mungkin
Tuhan lagi buat skenario untuk nunjukin kalau semua yang terlihat baik belum
tentu baik. Karena..ā Aerin berdiri dan memutar tubuhnya hingga kini ia kembali
berhadapan dengan sang Kakek.
āPernikahan ini memang sudah rusak sejak awal.ā
Ucapan Aerin bagaikan pukulan untuk Jaehyun yang sedari tadi hanya
bisa duduk dengan wajah babak belurnya. Rasa sakit diwajahnya tersamarkan oleh
rasa sesak didada yang begitu menyiksa. Ingatan dimana setiap malam ia berjanji
untuk membahagiakan Aerin, mengusahakan agar pernikahannya bisa berjalan dengan
semestinya, mulai berputar kembali diingatan. Jaehyun rasanya ingin memutar
waktu dan mencegah masalah ini terjadi. Tapi keiinginannya kini hanya menjadi
angan yang tidak akan pernah terjadi.
āAerin..ā
āSstt.ā Telunjuknya menempel
di depan bibir.
āUdah Ayah diem aja kayak tadi. Sekarang giliran Aerin.ā Ucapnya lalu
pergi begitu saja.
Kepergian Aerin membuat keheningan kembali memenuhi ruangan itu. Namun
saat Aerin kembali dengan sebuah amplop di tangannya, kini seluruh mata
langsung fokus padanya.
āTante Hana, Om Namgil..ā Panggil Aerin yang membuat orang tua itu
terhenyak mendengarnya.
Aerin tidak lagi memanggil mereka dengan panggilan Papah dan Mamah.
āNak, ada apa? Kenapa kamu manggil Mamah kayak gitu?ā
Aerin memasang senyumnya dan menggeleng pelan. Lantas ia mengulurkan
amplop itu pada Jaehyun yang menatapnya sendu.
āAmbil.ā
Jaehyun mengambilnya dengan ragu. Tapi saat melihat bagian depan
amplop, ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
āPe-Pengadilan?ā
Hana yang mendengar itu langsung berdiri. Ia berjalan menghampiri
Aerin dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendung.
āNak, kamu enggak akan pisahkan?ā
Aerin hanya bisa diam dengan tersenyum.
āAerin, Mamah tau apa yang dilakukan Jaehyun salah. Tapi Aerin, tolong
kasih kesempatan sekali lagi untuk Jaehyun. Mamah sayang banget sama kamu.
Mamah enggak mau kalian pisah Nak.ā
Masih dengan senyum yang mengisyaratkan kesakitannya, Aerin melepaskan
tangan Hana. Lalu ia melewati wanita itu untuk kembali duduk di tempatnya.
āKesempatan ya? Aku udah kasih Tante. Dan menurut aku dua kesempatan
itu udah cukup. Kalau Tante mau tau kesempatannya apa aja, Tante bisa tanya
sama Jaehyun sendiri.ā
āAerin jangan gegabah!ā
āAku enggak gegabah Nek. Bukannya kalian yang malah gegabah dengan
perjodohan ini?ā Serang balik Aerin yang kembali membungkam Haneul.
Setelah terdiam cukup lama, Hoseok akhirnya memberanikan diri untuk
menghampiri Aerin. Ia mengusap puncak kepala adiknya itu. Perlakuan kecil
Hoseok berhasil membuat pertahanan Aerin runtuh. Air mata yang sudah mengering
jatuh kembali saat tangan besar itu mengalirkan kehangatan untuknya.
āKakak tau kamu pasti sakit Rin, Kakak bisa liat itu. Tapi apa kamu
enggak mau mikirin lagi soal perceraian ini? Dengan bercerai kamu akan punya title yang enggak kamu suka Rin.ā
āAerin enggak bisa Kak, menurut Aerin pengkhianatan itu adalah
kesalahan yang enggak bisa diberikan kesempatan lagi. Dan tentang title itu, Kak Hoseok tenang aja. Aku
enggak akan punya sebutan itu. Aku akan tetep Aerin tanpa title tersebut.ā
Hoseok mengerutkan keningnya, bingung.
āMaksud kamu?ā
āKakak liat aja isi suratnya, nanti Kakak tau sendiri.ā
Jawaban singkat Aerin membuat Jaehyun yang sedari tadi meremas amplop
tak berdosa itu langsung membuka dan mengeluarkan kertas putih di dalamnya.
Matanya bergerak, memabca setiap kata yang tertulis di sana.
āRin, i-iniā¦ā
Aerin hanya mengangguk.
Hoseok mengambil alih kertas itu dan membaca isinya. Matanya membulat
seiiringan kata-kata yang masuk ke dalam otaknya. Reaksi Hoseok membuat
Jungkook, Ayahnya, dan kedua orang tua Jaehyun tidak tinggal diam. Mereka ikut
membaca isi surat tersebut dan setelahnya bereaksi sama seperti reaksi Hoseok.
āAku harap Kakek bisa datang, kalau enggak Kakek bisa minta pengacara
untuk mewakilkan.ā Ujar Aerin dengan memberikan amplop lainnya.
Gyusang menerima amplop itu. Dia membuka dan membaca isi di dalamnya.
Setelah selesai, ia melipat kembali kertas itu dengan mata yang tidak lepas
menatap obsidian Aerin yang balas menatapnya dengan berani.
Bukan, Aerin di depannya bukan lagi cucu perempuannya. Dia adalah
Aerin baru yang merupakan perwujudan dari apa yang Aerin terima selama ini, dan
telat Gyusang menyadari itu. Sebelumnya ia masih menganggap Aerin hanya sedang
melakukan tantrum karena perjodohan itu, tapi ternyata pikirannya salah.
āKenapa?ā
Salah satu sudut bibir Aerin tertarik ke atas mendengar pertanyaan
sang Kakek.
āSimpel kok Kek.ā
Aerin kembali duduk dengan tatapan yang masih setia menubruk manik
sang Kakek.
āPernikahan ini terjadi tanpa ada persetujuan dari aku, kalian memaksa
dan mengancam dengan semua kelemahan yang aku punya. Jadi pembatalan pernikahan
ini menjadi jalan yang aku ambil, karena aku enggak mau menyandang status janda
atas pernikahan paksa ini.ā
Aerin terengah saat
membuka pintu ruangan Yunji. Ia sudah memiliki janji dengan seseorang setelah
jam makan siang, tetapi urusannya di klinik baru selesai saat jam makan siang.
Mau tidak mau Aerin harus mengabaikan makan siangnya untuk bisa segera sampai
di sana.
āMaaf saya terlambat.ā
Ia membungkuk sebelum
ikut bergabung dengan Yunji di sofa.
āJadi bagaimana Pak?ā
Pria itu menyerahkan
amplop coklat yang dibawanya kepada Aerin.
āSeperti dugaan Nona,
sepertinya laki-laki bernama Jaehyun dan juga perempuan itu memiliki hubungan
khusus. Nona bisa lihat foto-foto tersebut.ā
Menurut, Aerin dan Yunji
mulai melihat seluruh foto tersebut.
āAkhir pekan minggu lalu,
saya sempat mengikuti keduanya pergi ke pantai. Dan saat di pantai itu saya
juga berhasil mendaptkan sesuatu Nona.ā
Aerin dan Yunji
melepaskan perhatiannya dari lembar foto di tangan Aerin. Mereka kini fokus
pada pria itu yang malah mengarahkan layar laptopnya kepada mereka.
āJika Nona tidak
keberatan, boleh saya putar videonya?ā
āIya silahkan.ā
Pria itu mengangguk dan
menekan tombol putar.
Aerin dan Yunji begitu
serius melihat video yang tengah terputar. Dari mereka tidak ada yang berkata
apa-apa sata melihat Jaehyun dan perempuan itu yang berjalan beriringan di
sepanjang bibir pantai sambil bergandengan tengan. Mereka sudah melihat itu di
pusat perbelanjaan dan juga foto-foto yang baru saja diberikan, jadi baik Aerin
dan Yunji tidak terkejut sama sekali dengan apa yang tengah mereka saksikan.
Namun keterdiaman
tersebut berubah saat langkah keduanya berhenti dan tubuh mereka saling
berhadapan. Aerin yang melihat gerakan tubuh Jaehyun menyadari jika keduanya
memiliki ikatan yang tak diketahui ikatan apa itu. Hingga video itu menampilkan
bagaimana sang perempuan mengecup bibir Jaehyun dan tidak lama Jaehyun malah
menahan tengkuk sang perempuan dan kembali menciumnya.
āSialan!ā Yunji
mengumpat. Emosinya membara saat melihat apa yang dilakukan keduanya. Ia tak
habis pikir dengan Jaehyun. Seingatnya Jaehyun yang selama ini berusaha untuk
memeprbaiki hubungan dengan Aerin, tetapi kenapa di video itu dia malah
melakukan hal yang akan merusak usahanya sendiri.
āPak, boleh kirimkan
video itu kepada saya?ā Pinta Aerin.
āTenang Nona, saya sudah
memindahkan videonya ke CD ini.ā Pria itu memberikan CD yang dimaksud.
āOh iya, saya masih punya
satu informasi lagi.ā
Baik Aerin dan Yunji
sama-sama mengangkat kepala mereka. Kini dua pasang mata keduanya kembali fokus
pada pria yang Aerin bayar untuk mencari informasi dan bukti mengenai Jaehyun
dan perempuan itu.
āPerempuan itu bernama
Lia, dia memiliki kakak perempuan yang akan menikah akhir bulan ini. Dan
perempuan itu sempat meminta laki-laki bernama Jaehyun itu untuk menemaninya di
hari itu.ā
āLalu?ā Yunji bertanya.
āSedengar saya, laki-laki
itu menolak karena di hari yang sama keluarganya juga akan menikah.ā
āMenikah?ā Beo Aerin.
Pria itu mengangguk. āIya
Nona.ā
āApa anda tahu siapa nama
Kakak dari perempuan itu?ā
Pria itu diam. Ia tengah
mengingat isi pembicaraan keduanya saat mereka tengah menikmati makan siang di
pantai. Tak lama ia menyunggingkan senyumnya dan mengangguk.
āSaya ingat, namanya
Lisa.ā
Aerin terkejut. Ia tidak pernah
menyangka jika takdir benar-benar mempermainkan dirinya. Dan juga kenapa bisa
dunia yang luas ini rasanya begitu kecil dengan kenyataan yang baru saja
diketahuinya.
āTerima kasih Pak. Saya
mohon bantuannya sekali lagi ya.ā
Pria itu mengangguk dengan
tetap tersenyum sopan kepada Aerin dan juga Yunji.
āIya Nona, saya akan
segera menghubungi Nona setelah menemukan hal baru lagi.ā
Pria itu berdiri setelah
barang-barangnya telah kembali tersimpan di dalam tas yang dibawanya.
āSaya permisi dulu.ā
Aerin dan Yunji menjabat
tangan pria itu sebelum ia pergi dari sana.
Sepeninggal pria itu,
Aerin langsung menghempaskan tubuhnya kembali ek atas sofa. Ia ememjamkan
matanya sembari menarik napas dalam.
āJadi gimana sekarang
Rin?ā Pertanyaan itu lolos dari bibir Yunji.
āAku akan tetap melakukan
keiinginan ku. Aku udah enggak bisa sama pernikahan ini. Rasanya sakit dan aku
udah lelah banget Ji.ā
Yunji mengelus pundak
Aerin. Ia tahu bagaimana beban yang kini bersemayam dipundak sang sahabat. Dan
dirinya juga tahu sesakit apa perasaan Aerin saat ini begitu pengkhianatan dan
kebohongan kembali diberikan oleh orang yang mulai ia percayai.
āTerus gimana prosesnya?ā
āTenang Ji, semua udah
diurus sama pengara ku. Kayaknya suratnya keluar minggu depan.ā
Yunji mengangguk
mengerti. Melihat raut Aerin yang begitu lelah rasa ibanya semakin bertambah.
Karena itu Yunji bergerak menuju lemari pendingin di dekat mejanya dan
mengambil sebotol minuman soda.
āIni minum dulu.ā
Aerin mengangguk dan
menerima kaleng soda itu. Ia membuka dan segera meminumnya. Tenggorokannya
sudah haus karena tadi harus berlari, lalu dikejutkan dengan bukti yang
diberikan kepadanya, rasanya hausnya menjadi dua kali lipat.
āOh iya, kerjaan kamu di
klinik gimana?ā
Aerin menyekah bibirnya
lalu meletakkan kaleng itu ke atas meja.
āKontarkanya udah selesai
dan aku enggak memperpanjang. Aku mau fokus sama galeri aja Ji.ā
āBagus itu, kamu udah
kayak mayat hidup karena kerja terus-terusan.ā
Aerin hanya bisa tertawa mendengar omelan Yunji. Aerin tidak marah mendengar Yunji mengatainya sebagai mayat hidup. Karena ia menyadari kalau semakin lama tubuhnya semakin kurus dan kantung matanya semakin hitam. Semau itu karena pekerjaan dan usahanya untuk segera lepas dari jerat pernikahan yang tak dikehendakinya.
T . B . C
- DF -
Comments
Post a Comment