We Were In Love 2 of 2





cast:
  • Krystal f(x)  a.k.a  Jung Soo Jung
  • Yunho TVXQ  a.k.a  Jung Yunho
  • Yuri Girls' Generation  a.k.a  Kwon Yuri
  • Nana After School  a.k.a  Im Jin Ah
  • Naeun A-pink  a.k.a  Son Naeun


genre: family, romance







~  O  O  O  ~








Soojung kembali menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Ia kembali menatap langit-langit kamar dengan memikirkan kembali hal yang sebelumnya telah ia temukan keputusannya. Suatu hal selama tiga hari belakangan unu mencuat dari dalam benaknya.


Soojung menegakkan dan menyenderkan badannya pada kepala tempat tidur. Menatap lurus ponsel yang berada digenggamannya. Dengan pikirannya yang terus memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan hari dimana ia bisa melihat dunia.


“aaahhhh… sepertinya tak ada jalan lain. aku tak mempunyai idea pa pun.” Kesal Soojung. Ia mengacak rambutnya dengan cukup frustasi. Dan setelah itu, ia bangkit dari ranjangnya. Berjalan pergi meninggalkan ruangan terbaik yang ada di rumahnya menuju ruang makan.


Sesampainya gadis itu di ruang makan, ia langsung menghampiri kursi dimana biasanya ia duduk. Ia tarik kursi tersebut dan mendudukan tubuhnya di sana. Kedatangan Soojung di ruang makan ketika makan malam tengah berlangsung, membuat sosok Yunho, Jin Ah, dan juga Naeun terkejut. Pasalnya sejak hari dimana keributan besar antara Soojung dan Yunho terjadi, gadis itu tak pernah mau lagi menyantap makanannya di ruang makan.


“oh Soojung-ah, em.. sebentar, eomma ambilkan jus-”


“tidak terima kasih.” Ucap Soojung cepat. Dan setelah itu keadaan menjadi hening. Tak ada seorang pun yang bersuara, yang ada hanya suara antara mangkuk dan sumpit yang saling berbenturan. Hingga akhirnya, Soojung kembali membuka suaranya dan membuatnya langsung menjadi perhatian.


“bisakah aku merayakan ulang tahun ku?”


Sejenak Yunho menatap sang putri. Pria itu sama sekali tak bergeming. Hingga akhrnya Soojung kembali menyampaikan permintaannya.


“aku tak pernah meminta apa pun sebelumnya. Bahkan aku tak meminta hadiah atas prestasi ku. jadi… bisakah ak-”


“tidak, sebelum kau meminta maaf kepada eomma dan eonni mu. kau tidak bisa merayakannya.!” Tegas Yunho.


Dan jawaban Yunho tadi memberikan pukulan tersendiri untuk Soojung. Bagaimana bisa pria itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang tak akan pernah mau ia lakukan? Terlebih dengan kata-kata pria itu yang menyebut eomma dan eonni?! Oh ayolah… semua orang tahu kalau Jung Soojung merupakan anak semata wayang dari pasangan Jung Yunho dan Kwon Yuri. Dan anak semata wayang berarti tak memiliki seorang kakak maupun seorang adik. Dan mengenai wanita yang pria itu –Yunho- katakan sebagai ibunya, wanita itu bukanlah Kwon Yuri. Ia hanya seorang wanita bermarga Im yang telah membuat hidup Soojung berantakan.


“tidak! Sampai kapan pun aku tak akan melakukannya! Karena semua ini bukan salah ku!”


“baiklah kalau itu mau mu. berarti sebelum kau meminta maaf pada eomma dan eonni mu, tak aka nada pesat perayaan ulang tahun mu!”


Yunho melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Soojung lekat. pria itu seakan telah menemukan cara untuk membuat putrinya itu kembali patuh padanya. Ia berpikir bahwa Soojung akan mematuhi perintahnya seteah ia mengancam gadis itu. Namun hal itu hanyalah pikiran seorang Jung Yunho. Pria itu tak tahu bahwa Soojung yang tengah emnatapnya dengan penuh amarah bukanlah Soojung, putrid cantiknya yang dulu.


Soojung bangkit dari kursinya. Dengan kasar gadis itu mendorong kursi yang tadi digunakannya sebagai tempat untuk duduk.


“appa bahkan tak mengizinkan aku yang jelas-jelas adalah anak kandung appa sendiri?! Sementara gadis itu… oh ayolah, ia hanya putrid dari wanita perusak rumah tangga orang. Tetapi apa?? appa membuatkan gadis itu pesta sebagai hadiah ulang tahunnya yang sudah berlalu cukup lama dan juga sebagai perayaan atas peringkat yang ia dapatkan. Oh ayolah appa… peringkat ENAM PULUH TIGA dari SERATUS ORANG SISWA!” Soojung menjeda ucapannya. Ia emnatao dengan sinis ayah serta ibu dan saudara tirinya bergantian.


“sedangkan aku? Aku yang mendapatkan peringkat pertana, tak appa izinkan??!!! Cih.. dunia memang benar-benar sudah terbalik!”


Soojung memutar tubunya dan hendak kembali ke kamarnya. Namun sebelum tubunya menghilang dibalik dinding, gadis itu kembali berbalik dan menatap Yunho tajam.


“wanita itu bukanlah EOMMA KU! sedangkan gadis yang berada di sampingnya bukanlah SAUDARA KU! karena apa? karena EOMMA KU bernama KWON YURI dan AKU.. aku merupakan ANAK TUNGGAL DI KELUARGA INI!!!” Ujar Soojung dengan penuh penekanan. Dan setelahnya, ia kembali melangkahkan kakinya dan menghilang dibalik dinding.



o O O O o



Acara makan malam yang diadakan keluarga tuan Jung dan keluarga tuan Kim baru saja berakhir. Setiap anggota keluarga telah berdiri di depan restaurant –tempat dimana mereka mengadakan acara makan malam-. Namun perbincangan ringan mereka masih berlanjut hingga petugas valet datang sembari memberikan kunci kepada tuan Jung dan juga tuan Kim.


“lain kali kita bicarakan masalah ini di kantor.” Ujar tuan Kim pada tuan Jung.


“ne.. dan terima kasih atas jamuan makan malamnya.” Balas tuan Jung semabri mendekap hangat sahabatnya itu.


“ne ahjumma, aku sangat menikmati makan malamnya.” Timpal Soojung sembari mendekap hangat sosok wanita yang ia panggil ahjumma.


“kalau begitu kami pamit. Sekali lagi terima kasih atas makan malamnya.”


“ah jangan begitu.. bukankah kitateman Yunho-ah…” Tuan Kim menepuk pelan pundak sahabatnya itu, sebelum mereka mengantar keluarga Jung menuju mobil mereka.


“ahjumma ahjussi, kalau begitu aku pamit.” Ucap Soojung ramah. Ia membuka [into mobil dan hendak masuk. Namun tangannya kembali menutup pintu tersebut dan tubuhnya kembali berbalik.


“oh Myungsoo oppa.. maaf untuk perayaan ulang tahun ku yang apa adanya, bahkan mungkin jauh dar kata baik. Ya.. oppa tahu bukan kalau appa tak mengizinkan aku utnuk membuat acara semacam itu. appa lebih suka membuatkan putrinya yang lain sebuah pesta perayaan atas perinkat ke enam puluh tiga dari seratus siswa dibandingkan perayaan ulang tahun ku.” Soojung menghentikan ucapannya sejenak. Itatap keluarganya sejenak sebelum kembali melanjutkan ucapannya.


“sekali lagi mianhae oppa…”



o O O O o



soojung melangkah dengan terburu menuju tempat pertemuan yang dikatakan salah satu sahabatnya. Setelah mendengar berita bahwa ayahnya tengah berusaha emncari cara untuk menceraikan ibunya, Soojung segera mendatangi Minhyuk dan meminta bantuan keluarga sahabatnya itu. Rencana sang ayah untuk menceraikan ibunya memang telah ia tunggu-tunggu sejak sang ayah resmi menikahi selingkuhannya. Namun tak secepat itu. ia masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan semuanya.


Soojung merundukkan abdannya dan segera menempati tempat yang tersedia begitu sang pemilik ruangan mempersilahkannya. Ia melepaskan tas sekolahnay dan meletakkannya di bawah sebelum memulai pembicaraan.


“jadi bagaimana? Apa yang bisa ahjumma dan ahjussi bantu?” Seorang pria setengah baya memilai pembicaraan mereka. Ia melipat kedua tanagnnay di atas meja dan meanatp Soojung hangat.


“aku ingin menagmbil alih apa yang seharusnya menajdi milik eomma. ,obil, ruamh beserta isinya, perusahaan, dan juga saham.”


“itu mudah.. tetapi apakah kau sudah siap? Lalu bagaimana denagn impian mu sendiri Soojungie?” Tanya wanita yang duduk di samping pria paruh baya tadi.


“aku sudah siap ahjumma. Walau aku masih seorang murid tingkat akhir yang belum bisa menginjak laintai universitas, tetapi aku telah benar-benar siap. Aku harus melakukannya ahjumma. Dan mengenai impian ku, aku akan mengejarnya setelah semua ini berakhir.”


“baiklah kalau kau telah memutuskannya. Ahjumma akan memabntu mu… tetapi ingat! Apa yang akan kita lakukan sangat berat. Kau harus mampu melaukannya samapi akhir Soojungie…”


* * * * *


Soojung baru saja menutup pintu rumahnya. Ia hendak melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai dua saat tapa sengaja matanya menangkap siluet tubuh salah seorang asisten rumah tangganya yang tengah berjalan terburu dengan segelas jus dan sepotong kue di atas nampan yang diwabanya.


Soojung merasa penasaran dengan apa yang tengah dilakukan asisten rumah tangganya itu. terlebih sosok itu merupakan salah satu dari asisten rumah tangga di rumahnya yang telah bekerja cukup lama padanya. Dan ia adalah sosok yang selalu berada di samping Soojung setelah sang ibu pergi meninggalkan rumah.


“apaka ahjumma tidak bisa membedakan jus jeruk dan jus mangga, ha??!”


“maaf.. tetapi bukankah tadi nona meminta jus jeruk?”


“oh.. jadi sekarang ahjumma menyalahkan ku?! ingat ya ahjumma, ahjumma di sini hanyalah seorang pembantu. PEM-BAN-TU! Jadi jangan pernah sekali-kali membantah ku!!”


Soojung mengepalkan tangannya. matanya memerah dan wajahnya ikut mengeras begitu menyaksikan perbuatan yang sangat tak ia sukai itu. ia tahu wnaita yang tengah dimaki itu hanyalah seorang pembantu yang bekerja di rumahnya. Tetapi pembantu tetaplah seorang manusia, bukan? Ia bukan sebuah robot yang tak memiliki perasaan.


Soojung segera menghampiri sosok wanita yang baru saja mendapatkan dorongan dari sosok yang memakinya hingga membuat wanita itu terjatuh. Soojung membantu sang wanita berdiri dan mendudukannya di sofa.


“APA YANG KAU LAKUKAN SON NAEUN??!!!!” Teriak Soojung tepat dihadapan wajah Naeun.


“aku hanya mengajari Byun ahjumma. Ia saja yang terlalu mendramatisir keadaan. Seandainya ia cepat mengerti dan tak membantah, hal seperti ini tak akan pernah terjadi.” Jawab Naeun ringan.


Naeun melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap wanita bermarga Byun itu dengans antai dan kemudian kembali menatap Soojung bagaikan perbuatannya tadi bukanlah apa-apa.


“lagi pula dia sudah tua! Kenapa tak pecat saja ia an ganti dengan yang lain..”


Tamparan keras tepat mendarat dipipi Naeun begitu gadis itu menyelesaikan ucapannya. Naeun membelalakan matanya. Merasa terkejut dan tak percaya dengan tindakan yang baru saja dilakukan Soojung padanya.


“KAU..!”


  P L A A K


Kembali Soojung melayangkan tangannya pada pipi Naeun. Bertepatan dengan tamparan Soojung untuk yang kedua kalinya, sosok Yunho dan juga Jin Ah muncul dan membuat seluruh mata langsung beralih menatap mereka.


“JUNG SOOJUNG!! APA YANG BARU SAJA KAU LAKUKAN?!” Tanya Yunho dengan penuh amarah. Melihat kemarahan unho, buru-buru Naeun memanfaatkan keadaan yang menurutnya sangat menguntungkan baginya.


“maaf Soojungie.. aku tak bermaksud berlaku kasar pada Byun ahjumma. Aku juga sudah meminta maaf, tetapi enapa kau menampar ku?” Ujar Naeun terisak. Jin Ah yang melihat putrinya seperti itu, segera menghampiri Naeun dan menenangkan putrinya.


“JUNG SOOJUNG! SEKARANG JELASKAN APA YANG BARU SAJA KAU LAKUKAN?!”


“suami ku tenanglah. Jangan kau marahi Soojung. Mungkin ini hanya salah paham saja..” Ucap Jin Ah yang mencoba untuk menenangkan Yunho. Tetapi syanagnya, usahanya tak menyurutkan kemarahan Yunho pada Soojung.


“kau jangan membelanya. Ia memang bersalah. dank au Soojung, cepat jawab pertanyaan appa! Apa yang bau saja kau lakukan?!”


Soojung memutar bola matanya. Ia hanya tertawa sinis sembari menatap kemabli sosok Yunho yang tengah menatapnya dengan murka.


“aku.. melakukan apa?? aku melakukan ini…”


Soojung menjeda sejenak ucapannya dan beralih menuju dapur. Tak lama, gadis itu kembali dengan membawa dua buah botol berisikan jus jeruk dan jus mangga. Ia kembali berdiri dihadapan Yunho dan juga Jin Ah dan Naeun. Ia ternym sini sebelum kebali melanjutkan ucapannya.


“aku… melakukan ini……”


Soojung berjalan emnghampiri Naeun yang masih terisak. Ia tersenyum dengan begitu manis dihadapan gadis itu, dan setelahnya ia kembali menghampuskan senyum itu dari wajahnya dan beralih menuangkan jus mangga yang berada dibotol ke atas kepala Naeun.


“itu jus mangga yang tadi kau minta NONA MUDA SON NAEUN!” Ucap Soojung dengan emnekankan nama Naeun ketika ia mengucapkannya.


“dan yang ini…” Soojung mengangkat botol jus jeruk yang dibawanya dan menggerakkannya pelan di udara. “ini untuk ucapan mu tertang Byun ahjumma yang ia sudah tua dan harus diberhentikan!”


Soojung mengangkat botol itu tinggi dan membaliknya tepat di atas kepala Jin Ah. Pembalikan itu membuat seluru isi botol yang tidak lain adalah jus jeruk itu membsahi Jin Ah.


“JUNG SOOJUNG!!!”


Yunho kembali meneriaki nama Soojung. Namun kali ini dengan amarah yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Semenatar itu, Soojung hanya menatap santai pada pria itu. Ia dengan ringannyamemutar tubuhnya dan meletakkan sua buah botol jus tadi ke atas meja. Membantu Byun ahjumma berdiri dan hendak pergi meninggalkan ruang keluarga itu. Namun ucapan Yunho berhasil mengurungkan niatnya.


“apakah ini yang Yuri ajarkan pada mu?! wanita itu memang membawa dampat buruk pada mu! maka dari itu, mulai besok kau tak boleh menemuinya!!” Tegas Yunho. Ia meatap Soojung dengan tatapan yang mengatakan bahwa ucapannya kali itu bukanlah sekedar larangan biasa.


“HA?! Eomma?? bukankah appa yang mengajarakn aku untuk berbuat sesuai dengan apa yang aku inginkan. Emamng appa tak pernah mengajarkannya secara terang-terangan, tetapi apa yang appa lakukan selama ini sudah cukup untuk menjadikan aku dapat melakukan hal ini.” Soojung menghentikan ucapannya sejenak. Ia menarik nafasnya dalam dan menatap Yunho dengan penuh amarah.


“appa berselingkuh dengan wanita berengsek ini! menikahinya tanpa mengatakan apa pun pada ku! membawa anita serta anak tak tahu dirinya ke rumah. Mengajak mereka tinggal bersama. Dan yang terakhir, appa membuat eomma pergi!! Bukankah appa melakukan itu karena appa ingin melakukannya? Jadi sekarang siapa yang telah membawa dampak buruk kepada ku? eomma atau appa??”


Soojung kembali akan membawa Byun ahjumma keluar dari ruangan tersebut. namun ia kembali mengurungkan niatnya dan memutar tubuhnya kembali menatap Yunho.


“jangan pernah membuat keadaan kalian menjadi lebih terpojokkan dan menyedihkan! Dan kau NONA MUDA SON NAEUN.. jangan sekali-kali kau melakuakn drama seperti tadi. Karena acting mu sangat amat buruk. Dan aku.. aku bukanlah tokoh protagonist yang bodoh dan lemah seperti didrama-drama murahan yang sering kau tonton!!”



 o O O O o



Siang itu entah mengapa, matahari tak bersinar seperti biasanya. Sinar terang yang biasanya membuat sebagian besar orang enggan untuk bersentuhan langsung, saat itu sama sekali tak seperti itu. dan hal itu membuat Soojung dan ketiga sahabatnya merasa lebih baik. Setidaknya mereka tak akan merasakan panas akibat teriknya sinar mentari.


Soojung turun dari bus dan mengikuti langkah Minhyuk yang telah berjalan lebih dulu di depannya. Lalu diikuti dengan Sulli dan Minho yang berjalan di belakangnya yang tengah berbagi headset bersama, sepanjang jalan tadi hingga mereka telah memasuki sebuah ruangan dimana mereka telah membuat janji dengan orang tua Minhyuk. Aktivitas kedua sejoli itu terhenti ketika mereka tengah memasuki ruangan dimana ayah dan ibu Minhyuk berada.


Tanpa membiarkan banyak waktu yang akan terbuang, Soojung langsung mengawali pembicaraan. Tak ada yang bersuara selama pembicaraan anatra Soojung dan orang tua Minhyuk berlangsung. Hingga pada akhirnya pembicaraan itu berubah menjadi sebuah keterkejutan dan luapan emosi untuk Soojung.


“besok??!”


“ya.. tuan Jung telah mengirimkan surat perceraian sejak dua minggu yang lalu. dan kejaksaan telah menerimanya. Dan besok adalah siding perceraian pertama antara tuan Jung dan nyonya Kwon.”


“ba-bagaimana bisa? Kenapa ahjumma baru mengatakannya sekarang?”


“maaf Soojungie.. tapi ahjumma juga baru mengetahui hari ini. nampaknya tuan Jung telah mengetahui sedikit dari rencana kita.”


Soojung menghela nafasnya lemah. rasa lelah, terkejut, bingung, dan sedih berhasil menguasai dirinya. Mengetahui bahwa besok adalah hari dimana ibu-nya tak akan lagi menyandang nama sebagai nuonya Jung, membuat hatinya bagaikan tercabik oleh benda tajam. Walaupun ia telah mengetahui bahwa hal itu akan terjadi, tetapi mengetahui bahwa hari itu datang dalam kurun waktu kurang dari dua puluh empat jam, membuat rasa sakit yang ia rasakan lebih besar. Belum lagi Soojung yang mengetahui bahwa sang ayah telah mengetahui rencana yang ia buat bersama kedua orang tua Minhyuk, membuat gadis itu semakin tak tahu harus melakukan apa.


“tapi tenang saja… sepertinya tuan Jung hanya mengetahui sedikit dari rencana kita. Ia nampaknya tak mengetahui rencana utama kita, jadi kau jangan khawatir.”



o O O O o



soojung sampai di rumahnya begitu hujan yang tiba-tiba saja turun telah berhenti. sesampainya di rumah, gadis itu segera berjalan emnuju kamarnya dan mengurung dirinya. Hingga cahaya bulan menghilang dan berganti dengan terangnya sang surya, Soojung masih terus emngunci dirinya. Bahkan pakaian yang ia kenakan pun masih sama dengan pakaian yang ia kenakan saat bertemu dengan orang tua Minhyuk.


Dan di sanalah ia sekarang, di dalam kamar dengan cahaya yang mencoba untuk masuk namun terhalang oleh itrai panjang yang menutupi setiap jendela. Dengan tubuhnya yang terduduk di lantai serta tangannya yang memeluk erat kedua kakinya. Soojung menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya yang terus bergetar.


“Soojung-ah.. apa kau sudah bangun?? Ada yang ingin appa bicarakan.”


Suara berat tuan Jung berhasil membuat Soojung mengangkat kepalanya. Ia menatap daun pintu yang ia gunakan untuk menyandarkan tubuhnya bak menatap Yunho –ayahnya-.


Tak mendapatkan jawaban apa pun dari sang putrid, Yunho kembali mengetuk serta memanggil nama Soojung. Ia tarus mengulanginya, sampai akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk segera pergi. Namun sebelum itu, pria itu sempat menyelipkan secarcik surat ke bawah pintu dan bergumam pelan.


“maaf Soojungie… maafkan appa.”



o O O O o



Sidang pagi itu berjalan dengan cukup cepat hingga tanpa disadari hakim telah mengetukkan palunya sebanyak tiga kali. Dan hal itu memiliki arti bahwa tak ada lagi kewajiban tuan Jung Yunho atas nyonya Kwon Yuri begitu juga sebaliknya. Dan begitu semua berakhir, Yuri yang saat itu didampingi oleh nyonya Kang –pengacara sekaligus orang tua dari Kang Minhyuk- segera bergegas meninggalkan ruang siding. Hatinya terlalu sakit untuk emnerima kenyataan bahwa Yunho, pria yang ia cintai dengan setulus hati lebih memilih wanita lain dibandingkan dirinya.


Dan disaat ia mencoba untuk menenangkan perasaannya dengan segera meninggalkan ruang persidangan, Yunho, pria yang membuat luka dihatinya, malah memanggilnya. Wanita itu saat itu ingin sekali tak mengindahkan panggilan tersebut, namun ia tak bisa. Suara pria itu bagaikan magnet untuk dirinya. Walaupun hatinya telah dilukai, tetapi ia tak memungkiri bahwa ia masih mencintai pria itu. pria yang telah memberinya kebahagian serta harta yang tak ternilai harganya.


“maaf.. tapi aku hanya ingin mengatakan bahwa Soojung akan hidup bersama ku. aku akan mengambil alih hak asuh Soojung, karena Soojung tak mungkin bisa hidup dengan mu.”


Wanita itu menatap Yunho tak percaya. Bagaimana bisa pria dihadapannya menagtakan hal semcam itu padanya. Walau bagaimana pun, Soojung adalah anaknya. Ia adalah ibu-nya. Sampai kapan pun hubungan antara seorang ibu dan anak tak mungkin bisa diputus.


“a-apa maksud mu?”


“kau tak bekerja Yuri. Dan kau sendiri tahu bahwa Soojung baru akan menjadi seorang mahasiwi, dan hal itu membutuhkan biaya yang tak kecil. Jadi biarkan Soojung hidup bersama ku. aku akan membiayai kehidupannya dengan baik.”


“maaf tuan Jung, tetapi bukankah perusahaan yang anda kelola merupakan perusahaan keluarga nyonya Yuri. Jadi bukankah…”


“maaf.. tetapi anda tidak tahu apa-apa. Yuri telah mengganti kepemilikannya menjadi milik saya. Jadi sekali lagi, tolong jangan pernah campuri urusan keluarga saya nyonya Kang yang terhormat. Dan kau Yuri-aa.. aku telah memutuskan bahwa Soojung akan tinggal bersama ku. jadi sampai kapan pun ia akan tinggal dengan ku!” Potong Yunho cepat saat nyonya Kang berusaha melakukan pembelaan terhadapan Yuri.


Setelah mengatakan kalimat yang cukup membuat hati Yuri semakin teriris, pria itu segera pergi. Ia dengan tubuh tegapnya berjalan keluar dari ruang sidang tanpa sekali pun menoleh pada sosok yuri yang telah menangis dan bersimpuh di lantai ruang pengadilan.



o O O O o



Yunho baru saja akan mematikan mesin mobilnya saat matanya melihat sosok Jin Ah dan juga Naeun yang tengah menangis bersimpuh di depan rumah mereka. Yunho yang awalnya ingin mematikan emsin mobilnya tak jadi melakukannya dan lebih memilih segera keluar dan emnghampiri sosok Jin Ah. Pria itu menatap kedua sosok yang tengah menangis itu dengan bingung. Kenapa mereka menangis? Apa yang mereka tangisi?


“Jin Ah.. ada apa?” Yunho bertanya dengan khawatir. Ia membantu wanita itu berdiri dan emmberikan pelukan terhangatnya berharap agar sang istri dapat menghentikan isakannya.


“appa.. rumah kita….” Acau Naeun yang masih terus menangis emnatap bangunan mewah di depannya.


Yunho menatap Naeun bingung. Rumah? Memangnya ada apa dengan rumahnya? Apakah ada seseorang yang mencuri di rumahnya? Atau telah terjadi hal buruk yang lain terhadap rumahnya? Pria itu masih belum menemukan jawaban atas kebingungannya. Ia akan kembali bersuara meminta penjelasan pada anak tirinya itu andai saja sosok Soojung tak muncul dengan menepuk tanagnnya.


“wah.. wah… wah… keluarga yang sangat melankolis ya! Seharusnya cerita kalian dibuat drama saja. Pasti banyak yang akan menyukainya. Percaya pada ku!”


Yunho melepaskan rangkulannya. Ia berjalan mendekati Soojung yang tengah berdiri di depan pntu dengan tangannya yang terlipat di depan dada.


“ada apa ini Soojung-ah?” Tanya pria itu . Ia hendak berdiri di depan Soojung, namun gadis itu mengangkat tangannya dan membuat Yunho menghentikan langkahnya.


“kau bias menanyakannya pada ISTRI dan ANAK MU TUAN JUNG!”


Yunho mengernyitkan dahinya begitu mendnegar ucapan Soojung. Putrinya itu baru pertama kalinya berbicara seperti itu padanya. Sebelumnya Soojung tak pernah berbicara dengan nada suara seperti saat itu sekali pun gadis itu tengah benar-benar marah padanya.


Yunho membalikkan badannya. Ia menatap Jin Ah dan juga Naeun bergantian. Meminta penjelasan dari salah satu dianatra mereka.


“Soojung mengatakan kalau kita sudah tak bisa tinggal di rumah ini lagi appa..” Jawab Naeun masih dengan terisak.


Gadis itu berjalan menghampiri Yunho. Ia memeluk lengan Yunho berharap bahwa pria itu akan kembali memeluknya dan dengan itu ia akan membuat Soojung merasa cemburu karena ayah kandungnya lebih menyayangi ia dibandingkan Soojung. Tapi diluar dugaan, yunho amlah melepaskan tangan Naeun dan pria itu berjalan menghampiri Soojung yang masih melopat tangannya dan menatap dengan sinis.


“apa maksudnya ini Soojung-ah? kenapa dengan rumah ini? kenapa kita tidak bisa menempatinya lagi?”


“kita?” Soojung tertawa sinis ketika Yunho mengatakan kita di dalam kalimatnya. “bukan kita. Tetapi hanya anda tuan Jung yang terhormat beserta istri dan anak anda itu!” Soojung menunjuk Naeun dengan kepalanya. Ia tak mau repot-repot menunjuk gadis menyebalkan itu dengan tangannya. Ia sudah terlalu nyaman dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan berdiri dengan menyenderkan tubuhnya pada salah satu tiang penyangga rumah.


Yunho mengernyitkan dahinya. Ia masih belum paham dengan ucapan Soojung. Kenapa ia harus pergi dari rumah itu? Dan kenapa hanya mereka bertiga, maksudnya hanya dirinya, Jin Ah, dan juga Naeun? Kenapa Soojung tidak?


Soojung menghela nafasnya. Ia merasa frustasi dan lelah karena pria dihadapannya tak kunjung mengerti dengan ucapannya. Dan daripada ia semakin membuang waktunya dan semakin merusak matanya dengan terus melihat adegan melankolis yang tengah dilakoni oleh Naeun dan juga Jin Ah, alhirnya Soojung mengeluarkan satu buah map coklat yang sedari tadi ia sembunyikan dibalik tubuhnya. Ia memberikan map tersebut pada Yunho dan menyuruhnya untuk membaca isi map tersebut.


Yunho mengambil alih map coklat tersebut dari tangan Soojung. Ia membuka lilitan tali map tersebut dan mengeluarkan beberapa lembar kertas yang tersimpan di dalamnya. Pria itu sejenak menatap sang putri seakan ia meminta penjelasan akan lembaran-lemabran kertas ditangannya. Namun sayangnya, Soojung sudah sangat enggan utnuk berlama-lama menatap pria itu. Ia lebih memilih kembali menyenderkan tubuhnya dan bermain dengan kuku tangannya dibandingkan harus menatap Yunho dan melakukan apa yang pria itu inginkan.


Melihat reaksi Soojung, Yunho kembali menatap lembaran-lembaran kertas ditangannya. Ia mulai membaca setiap kata yang tertara pada lembaran itu, dari lembaran pertama sampai pada lembaran kertas terakhir. Dan begitu ia telah selesai membacanya, ia mengangkat kepalanya dan menatap Soojung tak percaya. Matanya membulat serta rahangnya terlihat mengeras. Soojung yang menyadari bahwa sang ayah telah selesai membaca isi map yang diberikan olehnya, kembali menegakkan tubuhnya dan melipat tangannya di depan dada.


“bagaimana? Apkaha anda sudah mengerti tuan Jung?”


Yunho tak lantas menjawab pertanyaan Soojung. Ia hanya menatap gadis itu dengan tatapan meminta penjelasan atas apa yang baru saja dibacanya.


“seperti yang tertera pada kertas-kertas itu. anda sudha tak berhak lagi atas selruuh harta yang selama ini anda miliki. Mulai dari perusahaan yang selama ini anda pimpin, beberapa villa, rumah mewah, bahkan…..” Soojung menggantungkan ucapannya. Ia berjalan meninggalkan Yunho menuju sebuah mobil dengan mesin yang masih menyala yang tepat berada dipelataran rumah. Soojung mematikan emsin mobil tersebut dan mencabut kunci yang masih tergantung di dalam. Ia menutup pintu mobil tersebut dan menguncinya sebelum kembali berjalan menghampiri Yunho. “mobil ini.”


Soojung kembali menyenderkan tubuhnya. Tapi kali ini gadis itu menyenderkannya pada daun pintu rumahnya.


“karena semua aset ini merupakan milik keluarga Kwon. Yang pada akhirnya akan jatuh ketangan ku. dan anda.. anda hanya mantan suami dari nyonya Kwon Yuri yang merupakan eomma ku, jadi mulai saat ini anda tuan Jung, anda sudah tak berhak atas apa pun. Ya.. walaupun dahulu eomma sempat memindah kuasakan perusahaan menjadi atas nama anda. Tetapi menurut peraturan yang telah anda sepakati yang berbunyi, jika terjadi perceraian diantara tuan Jung Yunho dan Nyonya Kwon Yuri dikarenakan tuan Jung Yunho, maka pemindaan kekuasaan tersebut tidak berlaku. Dan secara otomatis kekuasaan dan juga aset keluarga Kwon akan jatuh kepada keturunan tunggal mereka, yaitu saudari Jung Soo Jung.”



o O O O o



Setelah beberapa saat ia menghabiskan waktunya dengan membenahi pakaian-pakaiannya ke dalam koper, akhirnya Soojung mengakhiri kegiatannya dengan segera mengenakan cardigan biru muda yang berada di atas ranjang dan bergegas pergi menuju salah satu café dimana ketiga temannya berada. Tak butuh waktu lama untuk Soojung untuk sampai di café tersebut, karena dengan hanya membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh menit, ia telah sampai di depan pintu café itu. Ia membuak pintu café dan langsung mengedarkan matanya mencari diamna teman-temannya berada.


Setelah beberapa saat matanya terus mencari keberadaan ketiga temannya, akhirnya Soojung berhasil emnemukan dimana teman-temannya itu berada. Dengan tersenyum senang, ia melangkahkan kakinya menghampiri meja dimana Minhyuk, Sulli, dan Minho berada. Namun pembicaraan yang tengah terjadi diantara ketiganya membuat Soojung menghentikan langkahnya dna lebih memilih berdiam diri di balik tiang penyangga café.


“Minhyuk-ah.. sampai kapan kau akan menutupi perasaan mu pada Soojung? Walau bagaimana pun ia harus tahu kalau kau telah menyukainya sejak kalian masih kecil.”  Sulli membuak suaranya. Ia emnatap Minhyuk tajam. Gadis itu sudah tahu kalau laki-laki di hadapannya memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman kepada Soojung. Tetapi entah kenapa, ia malah berdiam diri dan emmbiarkan perasaannya terus tumbuh tanpa Soojung mengetahuinya.


“aku tak tahu Sulli-ah… aku takut ia masih memiliki trauma menjalin hubungan dengan seorang laki-laki karena masalah orang tuanya.”


Minhyuk menghela nafasnya. Perasaannya benar-benar tengah kacau. Ia akui ia memang mencintai teman masa kecilnya itu. ettapi apa yang baru saja terjadi pada Soojung emmbuatnya mengurungkan niatnya untuk mengatakan yang sebenarnya pada gadis itu.


“hhh… kami tahu. Tetapi tak ada salahnya bukan jika kau mengatakan perasaan mu. toh kau hanya mengatakannya…” Kini giliran Minho yang membuka suaranya. Laki-laki itu tak dega melihat Minhyuk yang merupakan sahabat yang bagaikan saudara baginya menderita karena ketakitannya sendiri.


Sementara itu, Soojung yang terus mencuri dengar dari balik tiang penyangga café masih berdiri terpaku setelah mendengar semua pembicaraan diantara teman-temannya. Ia tak tahu harus melaukan apa saat itu. Apakah ia harus berlari pergi atau ia harus tetap berada di sana dan menemui teman-temannya untuk menyampaikan sebuah berita yang membuatnya meminta ketiga temannya untuk berkumpul di café itu.


Setelah sekian menit Soojung hanya terdiam di balik tiang penyangga, akhirnya gadis itu memutuskan untuk menghampiri teman-temannya apa pun yang terjadi. Ia menarik nafasnya dalam dan berusaha tersenyum layaknya ia yang biasa. Gadis itu melangkahkan kakinya menghampiri meja tersebut dan menyapa teman-temannya dengan riang.


“Soojungie…”


Sulli bangkit dari duduknya dan berhambur memeluk Soojung dengan erat. Begitu pula dengan Soojung, gadis itu membalas pelukan Sulli dengan hangat.


“Soojung-ah.. ayo duduk.” Sulli menarik salah satu kursi kosong dan mendorong tubuh Soojung duduk pada kursi tersebut.


Gadis itu masih bersikpa biasa. Ia –Sulli- tak tahu bahwa sedari tadi sosok gadis yang tengah ia berikan senyum hangat telah mendengar semua pembicaraan yang terjadi diantara ketiganya. Jika ia tahu, mungkin gadis itu tak akan tersenyum seperti saat itu.


“kau ingin minum a..”


“ada yang ingin aku katakan pada kalian.” Potong Soojung cepat.


Melihat raut wajah serta cara berbicara Soojung, Sulli, Minho, serta Mihyuk menatap bingung. Ketiganya hanya saling melempar pandang satu dengan lainnya. Kini mereka tengah menerka-nerka apa yang akan Soojung bicarakan. Hingga Sulli tiba-tiba saja menelan air liurnya saat pikirannya kini tengah memikirkan sesuatu yang mungkin akan membuat persahabatan mereka hancur. Apakah Soojung mendengar pembicaraan kami sebelumnya? Apakah ia tahu isi hati Minhyuk? Itulah yang gadis berkulit susu putih itu pikirkan. Namun ketakutannya sirna begitu saja saat Soojung mengatakan maksud dari pertemuan mereka siang itu.


“aku dan eomma akan pergi ke Paris. Kami akan mencoba memulai hidup baru di sana.”



“NDE?” Sulli membulatkan matanya.



o O O O o



Soojung berjalan beriringan bersama dengan sang eomma. Gadis itu terus menggandeng tanngan wanita di sampingnya dan tak ingin ia lepas. Wajah manisnya terlihat semakin bersinar dengan pancaran kebahagiaan yang terpancar dari tubuhnya. Sampai tiba-tiba saja ia berbisik singkat pada Yuri dan kemudian melepaskan genggamannya. Yuri pun berjalan lebih dulu sedangkan Soojung, ia memutar tubuhnya menatap ketiga sahabatnya yang juga ikut mengantar kepergiannya bersama dengan sang eomma.


“gomawo..”


Ketiga sahabatnya menatap Soojung bingung saat ucapan terima kasih keluar dari mulutnya.


“gomawo.. karena selama ini kalian selalu berada di samping ku, menemani ku, menghibur ku, membantu ku, bahkan menolong ku. Tanpa kalian.. mungkin aku tak akan bisa melewati hari-hari ku dan mungkin aku tak akan pernah bisa bertemu dengan eomma lagi. Gomawo..”


Soojung berjalan mendekati ketiga sahabtanya dan membentangkan tangannya memeluk ketiga sahabatnya. Ia akui kalau berpisah dengan ketiga sahabatnya itu sangatlah berat. Terlebih Minhyuk, namja itu selalu berada di sampingnya, apakah itu ketika ia sedang bersedih ataupun senang.


Soojung melepaskan rangkulannnya. Yeoja itu menyekah cairan bening yang mengalir di wajahnya sebelum kemudian bebralik menatap Minhyuk. Ia menundukan kepalanya sejenak sebelum kembali mengangkatnya dan berhambur memeluk namja itu.


“gomawo untuk selama ini Minhyuk-ah.. apa yang telah kau dan kelaurga mu lakukan untuk ku tak akan pernah aku lupakan.” Ucap Soojung dan melepaskan pelukannya. Ia kemudian menatap namja itu dan membiarkan matanya bertemu pandang dnegan manik mata Minhyuk. Ia ingin menyampaikan sesuatu yang selama ini tak dapat ia ungkapkan melalui soort matanya.


Soojung menarik nafasnya dan menghembuskannya. Yeoja itu semakin membentuk lengkunagn di bibirnya dan berkata, “ku harap kau mau menunggu ku Minhyuk-ah, walaupun akan membutuhkan waktu yang tak sebentar.”


Yeoja itu mendekatkan wajahnya dan mengecup singkat pipi Minhyuk. Ia kemudian segera menarik kopernya dan bergegas menghampiri Yuri yang telah menunggunya di depan pintu masuk sembari melambaikan tangannya pada ketiga sahabatnnya itu.


Aku harap kau bersedia untuk menunggu ku Minhyuk-ah, seperti apa yang telah kau lakukan selama ini. Karena aku juga menyayangi mu.



... E  N  D ...





 hohoho... hai chingu-deullllllll!!!!!
oke.. karena otak ku udah rada geser dan lelah. cuap-cuap kali ini gak akan pake bahasa inggris kayak fanfict yang terakhir aku publish.

dan kita mulai dari... oh, permintaan maaf. oke.. kayaknya kalian udah bosen ya liat aku minta maaf terus. tapi aku akan tetep minta maaf walaupun kalian mau gumoh atau apa pun. pertama aku mau minta maaf karena baru bisa update lagi setelah partisipasi aku di 'do you want some fluff 4'. maaf yang kedua buat siapa pun yang nunggu cerita dari aku tapi ternyata yang aku update bukan cerita yang kalian tunggu. dan maaf yang terakhir buat apa aja deh selama aku update.

aaaaaaaaa~ rasanya tuh kayak pengen ngilang untuk beberapa saat. capek banget! "cadok yang di sana, tolongin authorrrrr!! author capekk" #ehem(-.-)v semua udah menuhin otak bahkan udah overload kali kayak banjir di jakarta yang gak selesai-selesai. makanya maaf ya kalau fanfictnya banyak typo, atau ada yang gak nyambung, atau apa pun, soalnya aku gak sempet ngedit. bukan gak sempet sih, lebih tepatnya udah gak sanggup ngedit. dari hari minggu aku terus berrjibaku mengerjakan makalah yang isinya semua tulisan berparagraf-paragraf udah gitu LTM yang mendadak ada tugasnya dan sekarang adalah buat kesimpulan serta pendahuluan dari makalah yang aku buat kemaren
makanya aku gak sanggup ngedit karena aku publish ini disela-sela ngerjain makalah terkutuk itu-__-"

oke.. karena aku udah gak tau lagi mau ngomong apa dan ngapain, jadi lebih baik aku akhirin aja sebelum malah jadi gak karuan. terima kasih untuk kalian yang mau membaca fanfict alay ini. semoga bisa terhibur ya. see you guys *gak tau kapan:p*.....감사합니다 ^^

Comments

  1. ini bagus kok storynya :") berbeda dengan story kebanyakan.. semoga aka ada sequelnya tentang minhyuk dan krystal.. ditunggu story lainnya hwaiting

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih:)
      semoga ada sequelnya *tengadah tangan, doa*

      Delete

Post a Comment

Popular Posts