JOURNEY OF LOVE THE SERIES - Painfully Smile Part 10 - END
PREVIOUS STORY :
MYSTERIOUS SIGHT
PAINFULLY SMILE
ā Pulanglah. Ini sudah malam.ā
ā Apa ini penolakan?ā tanggap Luhan yang merasa kecewa. Meski Gyuri tak
mengatakan sebuah penolakan, namun menyuruhnya pulang sama saja dengan
menolaknya secara tidak langsung.
ā Tidak bisakah kita mencobanya dulu selama satu bulan? Setidaknya
setelah mencoba tetap tidak bisa, aku akan melepasmu. Aku tidak akan
mengganggumu.ā
Gyuri melotot lebar. Ia tidak pernah menyangka jika Luhan akan
mengucapkan hal seperti itu. di lain sisi, Luhan seperti sudah kehilangan akal.
Ia tak peduli bagaimana ke depannya nanti, yang ada di pikirannya selama satu
bulan ke depan ia akan mengubah perasaan gadis di hadapannya. membuat gadis itu
hanya akan menatap dirinya.
ā Kau pikirā¦.ini lelucon? Kau ingin mempermainkan perasaanku?ā
ā Tidak. tidak akan ada yang tersakiti, aku jamin.ā
ā Sebulan terlalu lama. Semakin lama kemungkinan untuk tersakiti
semakin besar. Akuā¦ā
Gyuri tak lagi dapat berucap ketika dinginnya permukaan bibir Luhan
menempel pada bibirnya. Ia kaget, rasanya seperti disengat listrik dan anehnya
ia merasa hangat di saat ia berdiri di tengah dinginnya malam tanpa jaket
tebal, yang ia kenakan hanya baju tidur biasa.
Saraf-sarafnya menegang serentak, bersamaan dengan sapuan halus di
bibirnya yang terkesan begitu lembut meski sedikit dingin. Namunā¦kesadarannya
kembali terkumpul. Tangannya langsung mendorong tubuh Luhan untuk menjauh, tapi
bukannya menjauh, tangan Luhan malah menahan tangan gyuri. menuntun tangan
kecil itu menuju dadanya, tepat dimana debaran jantungnya dapat terasa jelas.
Luhan meremas pelan tangan Gyuri, meski bukan pria manis, tapi Luhan
tahu bagaimana cara memperlakukan seorang gadis dengan benar. Meski tak
membiarkan tautannya terlepas, Luhan sama sekali tak mengintervensi Gyuri, ia
malah memperlakukan gadis itu selembut yang ia bisa.
Meski belum terbiasa dengan sensasi yang ia rasakan, Gyuri mulai
menutup matanya. Remasan tangan Luhan perlahan lepas, meski begitu tangan Gyuri
tetap menempel pada dada pria itu. Dengan pelan Luhan memberi kecupan-kecupan
ringan, tangannya yang bebas ia gunakan untuk mengelus pipi Gyuri. tangan itu
bergerak menerobos masuk menyisir helaian rambut gadis itu.
ā Omoā¦omo apa yang dilakukan pria itu? aku harus kesana secepatnya!ā
jika Luhan dan Gyuri tengah menikmati ketenangan diantara keduanya, kondisi
dalam di dalam rumah justru heboh, gempar. Mereka sangat terkejut dengan
tindakan seorang pria yang mencium Gyuri secara tiba-tiba itu.
ā Eommaā¦.dia sudah dewasa. Biarkan dia menyelesaikan masalahnya
sendiri.ā ujar appa Gyuri sambil menahan eomma Gyuri yang hendak membuka pintu.
Meski tak sependapat dengan sang suami, akhirnya nyonya Park
mengurungkan niatnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Menjauh dari area
pintu. Begitupun dengan yang lainnya. ā Anak perempuanku sudah dewasa.ā Gumam
appa Gyuri.
********
Masih dengan tangan kanan melingkar di pinggang Gyuri dan tangan kiri
di dagu gadis itu, Luhan menyudahi aksinya. Ia menatap dalam gadis yang sedang
menghindari kontak matanya.
ā Apaā¦ā
ā Bukannya kau menyukai Sora?ā selak Gyuri yang masih menghindari mata
Luhan.
ā aku hanya mengagumi tulisannya, tidak lebih.ā
ā Yaā¦meski awalnya ku kira aku menyukainya.ā
ā Namunā¦ternyata aku menyukaimu. Jadiā¦bisakah kau memberiku
kesempatan?ā
Ketulusan serta kesungguhan yang terpancar jelas dari mata Luhan, terus
menghujami penglihatan Gyuri. pancaran itu seolah memaksanya untuk menatap
kedua bola mata itu. Detakan jantung yang kian cepat, menjadi musik pengantar,
pengisi keheningan yang tercipta di antara keduanya.
Iāll be
there for you
If Iām
needed, Iāll always
Reach out
with both hands
Life goes
onā¦
Now I
see, thatās right,
Because I
wanted to try
Loving
somebody forever and ever
ā Keuraeā¦ Kita coba.ā Luhan tersenyum penuh arti, senyum di wajahnya
berkembang. Ia menatap gadis di hadapannya dengan dalam. Meski menemukan sebuah
keraguan, Luhan sama sekali tak terusik dengan kenyataan itu. Justru tekadnya
untuk membuat Gyuri hanya menatap dirinya kian kuat.
******
Namun
suatu hari aku percaya jika jalan yang diberikan tuhan bukan sekedar skenario
dramatis tak beralasan
Apa yang terjadi hari ini, besok atau satu detik
kemudian, mutlak rahasia Tuhan. Mungkin peramal bisa memprediksikan segala
sesuatu yang akan terjadi di masa depan, namun siapa sangka, jika yang terjadi
justru sesuatu yang di luar penalaran akal sehat. Heiiiā¦bukankah tuhan punya
kekuasaan penuh untuk menentukan yang harusnya terjadi? bahkan jika ia mau, ia
bisa saja membiarkan Adam dan Hawa terlantar di bumi tanpa bisa bertemu satu
sama lain.
Dalam segi pandang manusia, jika kenyataan
bertentangan dengan harapan merupakan tanda jika Tuhan tengah menghukum
dirinya. Tapi pikirkan sekali lagi. Coba bayangkan jika tuhan tidak membuang
Adam dan Hawa ke dunia, apakah akan ada manusia selain mereka berdua?. Tidak. Pasti
tidak akan ada. Jadi percayalah setiap rencana, Tuhan pasti punya maksud
tertentu. Masalah baik atau tidak, semua kembali pada bagaimana pandangan
manusia itu sendiri.
Begitu juga dengan kisah yang dialami oleh seorang
Park Gyuri. Menyukai seorang Luhan adalah awal dari ceritanya, hingga suatu
hari ia dipertemukan dengan sosok yang tak pernah ia sangka akan menjadi bagian
dari kisah cintanya. Sosok itu ialah Jongdae.
Seorang gadis yang menyukai dua pria seperti yang
sudah sering dilihat dalam drama remaja, begitulah kisah itu berlanjut. Sampai
sebuah kenyataan pahit mesti ditelan Gyuri, berpisah dengan Jongdae di saat
benih-benih cinta mulai tumbuh. Namun siapa sangka jika kisah picisan itu akan
membuka jalannya bersama Luhan?.
Kini gadis itu melewatkan banyak waktu, melalui
berbagai suasana bersama dengan pria menyebalkan yang entah kenapa mulai
mengikis tugu cinta untuk Jongdae di hatinya.
Meski tidak secepat obat penghilang maag, perlahan
namun pasti keberadaan Luhan sudah menjadi bagian menarik yang tak boleh luput
dari hidupnya. Omelan, kritikan seolah menjadi hal wajar untuknya.
Kauā¦.Aerin
bisakah melihatku, Minhyuk dalam sisi baik?
Bisaā¦. Dan gadis itu sudah mengerti arti dari
perlakuan Luhan padanya. Ia akui memang Luhan bukan sosok pria manis, tapi ia
sadar jika Luhan adalah sosok yang menyayanginya dengan setulus hati. Ia
mengerti arti dari setiap omelan Luhan, ia paham jika pria itu ingin agar
dirinya menjadi lebih baik. Pria itu sangat peduli pada dirinya, meski caranya
terkadang menyebalkan.
ā Happy 1st month anniversary.ā Desis
seorang gadis yang tengah menumpukan dagunya dengan sebelah tangan.
Sedari tadi gadis itu terus melamun, membayangkan
sesuatu selama menunggu sosok pria yang ditunggunya kembali. Hari ini genap
satu bulan ia menjalin hubungan dengan pria itu, namun dari tadi pagi hingga
sekarang ia tak kunjung mendengar pria itu mengatakan atau sekedar menyindir
hal tersebut.
ā Jangan menekuk wajahmu begitu nona Park!ā
Pria yang ia tunggu akhirnya kembali, pria itu
datang dengan membawa sebuah nampan berisi penganan lezat serta dua buah gelas
cokelat panas. Entah tidak mengerti atau tidak peka, pria itu langsung menyesap
minumannya dengan santai tanpa terganggu dengan wajah kusutnya.
ā Kau tidak makan?ā
Gadis itu mengubah posisi duduknya, tangannya segera bergerak mengambil
minumannya. Ia tak menjawab pertanyaan pria di depannya, anggaplah jika
tindakannya itu merupakan wujud kekesalannya pada pria itu.
ā Ada masalah?ā tanya pria itu penasaran.
Diam. Gadis bernama lengkap Park Gyuri itu tak
menjawab barang sedikitpun. Ia seperti tak mempedulikan pertanyaan pria itu āLuhan.
Tanpa membuka percakapan apapun, keduanya menikmati makanan masing-masing dalam
keheningan.
Di sela makannya, Luhan melirik Gyuri yang tengah
sibuk menyeruput cokelat panas. Menurutnya gadis itu agak sedikit aneh hari
ini. Dan menghabiskan waktu selama sebulan bersama gadis itu membuatnya tahu
jika saat ini gadisnya sedang kesal. Ia cukup paham dengan tingkah Gyuri yang
diam mendadak jika sedang marah.
ā Kau sedang marah padaku?ā tebak Luhan sambil
menatap lekat gadis di depannya.
ā Tidak.ā meski sedang merasa kesal, Gyuri tak
lantas mengatakan yang sebenarnya ia rasakan. Jujurā¦.ia ingin Luhan menyadari
sendiri kenapa ia menjadi seperti ini.
Luhan mengangguk namun bukan karena ia sudah cukup
puas dengan jawaban gadisnya, lebih tepatnya ia mengangguk karena gadis di
depannya tak bisa berakting dengan baik. Meski mengatakan tidak, tapi di
wajahnya tersirat jelas jika gadis itu sedang marah padanya.
ā Oh begitu ya.ā Gumam Luhan yang lanjut menyuapkan
makanan ke dalam mulutnya. Ia tahu dalam keadaan seperti ini mestinya ia
mencoba untuk terus memenangkan hati Gyuri, tapi sepertinya tidak untuk sekarang.
Entah setan jahil apa yang sedang merasuki raganya, Luhan sudah bertekad untuk
tak banyak bertanya pada gadis itu. Ia mau tahu sampai seberapa lama gadis itu
mampu mendiamkannya.
******
Kebisuan yang terbangun selama beberapa saat terus berlanjut hingga
kendaraan beroda dua milik Luhan berhenti tepat di depan sebuah rumah. Tentunya
rumah Gyuri.
Deru mesin kendaraan bermotor mereda seiring dengan tangan Luhan yang
bergerak memutar kunci motornya. Dengan tenaga yang ia miliki, ia menyanggah
bobot motornya agar tidak terjatuh. Kakinya yang bertumpu pada aspal jalanan,
menahan motornya yang sedikit oleng ketika orang yang duduk diboncengannya
perlahan turun.
Tanpa sepatah katapun, ah tidak! bahkan tanpa menatap Luhan untuk
sekedar wujud terimakasih, Gyuri langsung melenggang pergi. Gadis itu segera
membuka pintu pagar rumahnya. Perasaan jengkel serta kesal yang ia rasakan,
tampaknya membuat gadis itu malas melihat Luhan lebih lama lagi.
ā Gadis ini! Kau tidak mengucapkan apa-apa padaku? Sampai jumpa besok,
hati-hati di jalan, seharusnya kau mengatakan itu.ā keluh Luhan dengan nada
rewel yang begitu menjengkelkan. Gyuri yang awalnya sudah naik darah dengan
tingkah pria itu, hanya bisa menghela nafas kala amarahnya makin meningkat.
Sebisa mungkin gadis itu menahan emosinya, terbukti ia kembali
melenggang saat pintu pagar rumah berhasil ia buka. Tak peduli jika setelah ini
Luhan akan meneriakinya, saat ia benar-benar masuk ke dalam rumah.
ā Masalah tidak akan selesai jika tidak dibicarakan. Aku juga tidak
akan tahu apa yang sedang mengganggumu jika kau hanya diam. Ayolah jangan
kekanakan!ā Ujar Luhan dengan lebih keras.
Gyuri yang tadinya ingin mengabaikan Luhan begitu saja, tiba-tiba langsung
berubah seratus delapan puluh derajat dari rencana. Gadis itu malah kembali
berbalik. Tubuhnya mengejang manakala pendengarannya terganggu dengan ucapan
Luhan yang terakhir ākekanakanā. Apa dimata Luhan ia kelihatan begitu kekanakan?.
Meski sudah memejamkan mata sambil menghela nafas, nyatanya Gyuri tak
bisa menekan ledakan emosinya. Benarā¦gadis itu memang sedikit kekanakan.
Akhirnya setelah lama membuang rasa enggan untuk menatap wajah pria
menyebalkan yang masih duduk menunggang di atas motornya, Gyuri menyorot pria
itu dengan tatapan kesal, datar dan dingin.
ā Kekanakan? Yaā¦memang aku kekanakan. Bahkan aku marah hanya karena kau
tak mengucapkan apapun, padahal ini hari jadi kita yang sebulan. Yaā¦.aku memang
sangat kekanakan! Beda dengan dirimu! Mungkin itu memang tak penting bagimu!ā
Luhan tercenung namun setelahnya ia terkekeh pelan, seulas senyum
justru menghiasi wajahnya. Padahal jelas-jelas gadis di depannya sedang
marah-marah. Namun entah kenapa malah kelihatan lucu untuknya.
ā Tak mengucapkan bukan berarti tidak penting, kan? Sebulan masih
terlalu singkat, masih banyak waktu yang belum kita lalui, masih banyak pelik
yang belum kita hadapi. Menurutku sebulan belum apa-apa, aku ingin menghabiskan
waktu yang lebih lama. Aku bersyukur karena kau masih bertahan denganku dan aku
juga senang karena kau mengingatnya, itu petanda hubungan ini penting untukmu,
begitupun denganku. Namun..seperti yang kau tahu, aku bukan tipikal pria
romantis, aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan setelah mengucapkan kata itu
padamu. Untukku tindakan yang konkret jauh lebih penting dari sekedar ucapan.
Aku ingin kau tahu jika aku menyayangimu tanpa harus mengatakannya berulang
kali, cukup dengan perlakuanku padamu sepertinya itu lebih menarik.ā Urai
Luhan. Meski awalnya ia bingung harus bagaimana menyampaikan perasaannya, tapi
dengan bicara jujur dengan menuturkan semuanya ia rasa cukup.
Dan nyatanya memang sangat jelas untuk Gyuri. Sangat jelas hingga amarah
serta kekesalannya pada Luhan luluh lantah, bagai es di kutub utara yang
melumer karena hangatnya sang surya. Tak bisa ditahan gadis itu merasa hatinya
berdebar, rasanya begitu menyenangkan saat tahu jika Luhan mempunyai perasaan
seperti itu padanya.
Tanpa sadar seulas senyum terukir jelas di wajah Gyuri, gadis yang
masih berdiri di balik pagar rumahnya. senyuman itu cukup menenangkan untuk
Luhan, setidaknya ia bisa bernafas lega karena amarah gadisnya sudah
menghilang. Yaā¦setidaknya begitulah yang ia lihat.
Meski dari segala sudut pandang manapun tak ada kecocokan antara
dirinya dengan Gyuri, Luhan menemukan sejuta alasan kenapa ia bisa berlabuh
pada gadis yang faktanya sering sekali ia omeli. Jika disuruh meruntut apa saja
alasan itu, Luhan akan tegas menjawab pertama karena aku dan dia saling
mencintai, kedua karena aku dan dia saling mencintai. Ketiga, karena aku dan
dia saling mencintai. Hingga yang ke-sejutapun karena aku dan dia saling
mencintai.
*******
Epilog Story
Lenguhan frustasi lolos begitu saja dari mulut
Gyuri saat dirasa sudah sangat jenuh menunggu sosok yang hingga kini belum
kunjung datang. memang bukan salah orang itu, tohā¦ia memang tak pernah
menjanjikan untuk datang sesegera mungkin. Tapi bukankah dalam masalah menunggu,
wanita sangat sensitif? Jadi apapun alasannya itu akan mengusik ketenangan
mereka. Begitu juga dengan Gyuri, sejak tadi gadis itu tak berhenti
menghentakkan kakinya ke lantai.
Berulang kali ia menge-check layar ponselnya,
berharap jika ada pesan masuk dari Luhan. Walaupun nantinya pria itu akan
terlambat, ia tidak akan mempersalahkannya, asal saja Luhan memberikan kabar.
Wellā¦mungkin ini kelihatan berlebihan. Tapi bukankah hal ini sudah wajar?
Bukankah Park Gyuri memang begitu?. Sheās
such a sensitive girl, right?.
ā Meskipun Luhan datang sekarang, kau tetap tidak
akan langsung pulang.ā Gyuri melirik gusar ke arah Hara yang nampak santai.
Sebenarnya gadis itu hanya ingin meringankan kecemasan Gyuri yang menurutnya
kelewatan.
Ini memang sudah waktunya pulang, hari sudah senja
bahkan sudah gelap. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Jadi ia
cukup paham kenapa temannya begitu resah menunggu Luhan yang hingga kini belum
kunjung memunculkan batang hidungnya. Tapi Luhan datangpun Gyuri tak akan
langsung pulang, seperti yang ia bilang tadi. Hari memang sudah cukup keruh
melihat bagaimana keadaan langit saat ini, bahkan teman-teman mereka seperti
Sora, Tao, dan Nayoung sudah pulang duluan. Tapi derasnya hujan tak
memungkinkan Gyuri pulang sekarang juga sekalipun Luhan muncul saat ini.
ayolahā¦kendaraan yang dimiliki Luhan adalah kendaraan tanpa atap yang tak dapat
membentengi siapapun yang menaikinya dari guyuran air hujan.
Gyuri melirik kembali layar ponselnya, kemudian mendecak
untuk kesekian kalinya. ā Aisshhā¦dia itu lama sekali!ā mendengar decakan itu
Hara hanya menatap datar sambil membuang pandangannya dari Gyuri yang kelihatan
begitu sibuk dengan perasaannya. Sementara Gyuri masih tak bisa mengatasi
keresahannya, Hara hanya bersedekap sambil menatap lurus ke depan, tepatnya
pada aliran air yang terus mengguyur tanpa henti.
ā Aigooā¦deras sekali! Sepertinya aku akan basah
kusup dengan sepatu penuh air sesampainya di rumah.ā Ucap seorang gadis
menanggapi pemandangi hujan di depannya.
Gadis itu baru keluar dari kelasnya, karena memang
jam kuliahnya baru selesai. Selepas dosen di kelasnya mengucapkan salam, gadis
itu berlomba untuk segera sampai di depan. Tepatnya di teras sekolahnya.
Hara dan Gyuri menoleh tepat ke arah gadis yang sedang memandangi hujan
dengan pandangan yang tersirat makna tertentu. Gyuri yang sedang kewalahan
dengan perasaannya sendiri kembali menatap layar ponselnya, sedangkan Hara,
nampaknya lebih tertarik mengajak bicara gadis itu.
ā Jadi kau berniat untuk menerobos hujan nona
Jung?ā
Cengiran lebar serta anggukan antusias menjawab
pertanyaan Hara. Gadis itu, lebih tepatnya Jung Cheonsa, memang sudah berencana
untuk pulang sekarang juga tak peduli jika harus kebasahan. Mungkin jika keesokan
harinya sakitpun, ia tidak keberatan. Karena alasannya ia hujan-hujanan adalah
agar besok ia jatuh sakit dan tidak masuk sekolah. Bukankah ide brilian?
Sepertinya patut dicoba.
ā Siapa yang mengizinkanmu, Hah? Tunggu sampai
hujannya reda apa sulit sekali?ā Suara berat yang terkesan tak terima langsung
tersuarakan. Hara dan Cheonsa langsung menoleh, tepat di belakang keduanya
telah berdiri sosok Chanyeol yang sudah memasang wajah garang.
Cheonsa mencibir, memaki pria jangkung itu dalam
hati. Berbeda dengan Hara yang malah tersenyum jahil melihat dua manusia di
sekitarnya yang sedang memasang wajah lucu. Yahā¦kelihatannya ia menemukan
hiburan baru untuk menemaninya menunggu hujan.
ā Sepertinya aku tak butuh izin dari siapapun untuk
sekedar pulang sekarang, Tuan Park! Kau itu senang sekali mencampuri urusan
orang lain sih!.ā
ā Eiiā¦memangnya aku tidak tahu akal busukmu. Kau
sengaja hujan-hujanan agar besok sakit dan tidak masuk sehingga kau tidak perlu
tampil presentasi bukan? Aku tahu persis pikiran licik macam apa yang ada di dalam
kepalamu!ā balas Chanyeol tak mau kalah, ia mempertahankan gagasannya seolah
sedang mencoba melarang gadis bernama Cheonsa untuk pulang.
Di lain sisi, Hara yang dari tadi menjadi penonton
setia dari perdebatan antara Cheonsa dan Chanyeol, larut dalam tawa. Meski tak
tertawa keras-keras, tapi bisa ditebak seberapa senangnya ia sekarang.
ā Dengarkan kata-kata kekasihmu! Kau harus menurut
Cheonsa. Chanyeol hanya tidak ingin kau sakit dan tidak bertemu denganmu besok
hari.ā ledek Hara sambil menahan tawanya.
ā Diam kau! singkirkan kata-kata menjijikkan itu
dari hadapanku. Kekasih? Seumur-umur aku tidak pernah menginginkan orang
semacam dia menjadi kekasihku.ā balas Cheonsa sinis.
ā Yak! Memangnya siapa juga yang ingin jadi
kekasihmu! Seumur-umur aku juga tidak pernah berencana memiliki yeojachingu
gila sepertimu!ā tak terima Chanyeol membalas ucapan Cheonsa yang terkesan
begitu merendahkannya.
ā YAKK!!ā geram keduanya secara bersamaan, baik
Chanyeol maupun Cheonsa menatap satu sama lain dengan tajam. Seolah ingin
saling menerkam dan memakan pihak yang kalah. Keadaan seperti ini justru
menjadi klimaks tontonan untuk Hara yang semakin tak bisa menahan tawanya,
bahkan otot perut serta pipinya terasa sakit.
ā Heii! Kalian! Bisakah tenang sedikit! Jangan
seperti murid taman kanak-kanak! Menyebalkan sekali!ā bentak Gyuri kesal yang
mengarah pada dua orang pembuat keonaran, siapa lagi kalau bukan Chanyeol dan
Cheonsa.
Dari awal Gyuri memang sudah merasa kesal, hingga
rasa kesalnya tak bisa lagi ditolerir saat Chanyeol dan Cheonsa meneriaki satu
sama lain. rasanya ia benar-benar akan meledak.
Cukup terengah, Gyuri menarik nafasnya dalam-dalam
kemudian menghelanya perlahan. Ia mendesah pelan sebelum akhirnya memutuskan
untuk enyah dari tempat itu. ia kembali memasuki area dalam kampusnya,
meninggalakn tiga sosok masih mematung akibat bentakannya tadi.
*******
Gyuri menghentakkan kakinya keras-keras, sungguh ia sudah benar-benar
kehabisan kesabarannya. Menunggu seorang pria bernama Luhan sukses membuatnya
kalang kabut. Semenjak hujan sangat deras hingga sekarang mulai reda, nyatanya
pria yang ditunggu tak kunjung muncul. Mulai dari mengumpat hingga menguap telah
ia lakukan, entah ia harus melakukan apa lagi selanjutnya. Sebuah decitan pintu
terdengar memecah keheningan, Gyuri langsung menoleh ke arah pintu yang
terbuka, sejurus kemudian ia kembali membuang pandangannya tepat saat sosok
yang menjadi alasan kenapa ia masih disana, muncul dari balik pintu.
Senyum kecil terulas dari bibir pria berwajah kecil yang sedang
berjalan menghampiri Gyuri. rasanya lega sekali saat tahu gadis itu menunggu
dirinya. Dengan percaya diri, pria itu mengambil lahan duduk di sebelah Gyuri.
Ia melirik Gyuri yang masih enggan untuk menatapnya, ia sadar kenapa
gadis itu bertingkah sedemikian rupa. Namun bukan Luhan namanya, kalau tidak
membuat orang lain kesal. Yahā¦sepertinya itu memang sudah menjadi bagian
karakternya.
ā Kajja..kita pulang. Hujan juga sudah reda.ā Ajak Luhan. Ia menepuk pelan punggung tangan Gyuri, lalu
bangkit dari duduknya.
Begitu juga dengan Gyuri, gadis bahkan berjalan mendului Luhan.
Langkahnya yang terkesan sangat dipaksakan, menarik perhatian Luhan yang
tertinggal di belakang.
Luhan mengambil langkah cepat, ia mensejajarkan langkahnya dengan gadis
itu. ā Kau tahu, tadi di tengah-tengah diskusi, Seo Jin buang gas! Ya ampunā¦itu
sangat lucu.ā Tandas Luhan dengan tampang seriang mungkin. Ia berharap Gyuri
mau melihatnya kemudian memberikan sebuah respon.
ā Ketika ruangan sunyi tiba-tiba DUUTTā¦ Hahahahaā¦..semua orang di
ruangan itu langsung menatap ke arahnya, laluā¦.ā
Raut semangat surut begitu Gyuri mendelik ke arahnya. Sungguhā¦Luhan
merasa terintimidasi dengan tatapan Gyuri yang terlampau menyeramkan. Gadis itu
seakan menumpuk rasa marah, kesal dan geram.
ā Kau senang? Kau tadi bisa tertawa? Hffttā¦bahkan aku tak bisa
tersenyum sedikitpun selama menunggumu tadi.ā Ucap Gyuri dengan datar namun
tepat sasaran. Meski terdengar tenang tapi jelas perkataan Gyuri menguliti
Luhan begitu saja.
ā Sudahlah tidak usah dibahas! Aku ingin segera pulang, aku sangat
lelah.ā Gyuri kembali berjalan, gadis itu tak peduli lagi jika Luhan sudah tak
ada di belakangnya. Bahkan jika perlu pun gadis itu akan pulang tanpa Luhan.
Sedangkan Luhan, pria itu menghela nafasnya pelan. Oh
tuhanā¦.benar-benar sebuah ujian!. Sudah berada di ruang diskusi selama dua jam
dan kini ia malah mendapat perlakuan seperti ini. tidak bisakah gadis itu
memikirkan hatinya, ia juga lelah.
Rasanya ingin marah, pasti. Siapa yang tidak kesal jika diomeli saat
sedang lelah dan penat?. Baiklah......anggap saja Luhan bukan orang yang sangat
sabar. Ia sudah mengambil langkah cepat dengan jengkel yang entah kenapa tak
kunjung reda.
GREB
Ia berhasil menangkap lengan Gyuri, gadis itupun menoleh ke arahnya.
Gadis itu menghembuskan nafas pelan, ia kelihatan sudah amat lelah dan bosan.
ā Kauā¦.aku minta maafā¦ā niat hati yang ingin membentak Gyuri, langsung
pupus kala wajah gadis itu tampak jelas dalam penglihatannya. Mungkin Xi Luhan
tak bisa marah terlalu lama dengan seorang Park Gyuri.
ā Maaf membuatmu menunggu.. Kau tahu kan aku sedang ada diskusi. Itu
berjalan sangat alot dan membosankan. Leherku rasanya ingin patah saat harus
tegak terus menerus. Aku juga merasa ngantuk, tapi aku tetap mengikuti diskusi
dengan baik. karena aku tahu semakin cepat diskusi itu selesai, semakin cepat
pula aku bertemu denganmu. Maafā¦.ā Papar Luhan sambil menatap Gyuri dengan
sungguh. Gadis itu terdiam, ia benar-benar tercenung. Tiba-tiba saja ia merasa
dirinya adalah manusia paling egois disini.
Gyuri membalas genggaman Luhan, ia memutar tubuhnya agar benar-benar
menghadap pria itu. ā Hmmā¦yaā¦akuā¦aku minta maaf. Aku tidak mempertimbangkan
jika kau juga lelah, maaf aku egois.ā Ucap Gyuri pelan. Rupanya ia agak malu
mengakui jika dirinya salah.
Nyaman, itulah yang Gyuri rasakan saat tangan Luhan mengusap kepalanya
dengan lembut. Senyuman indah terpancar untuknya, senyum itu senyum Luhan.
Senyum yang entah kenapa membuat hatinya bergetar. Bahagia dan senang.
Benar-benar sensasi yang tak bisa ia lupakan begitu saja.
ā Kalau begitu ayo kita pulang sekarang. Ini sudah gelap.ā Ajak Luhan
sambil mengeratkan genggamannya. Sementara Gyuri hanya mengangguki ajakan pria
tersebut. Tanpa rasa kesal serta kacau seperti sebelumnya. Sekarang gadis itu
dapat merasa lebih damai dan tenang, hatinya yang kesal kini terasa lebih
tentram.
Bagai air dan api, sebutan itu memang pantas disematkan pada keduanya.
Berbeda dan sampai kapanpun tidak bisa bersatu, begitu bertentangan. Tapi coba
pikirkan, air dan api, dua elemen penting yang menunjang kehidupan manusia tak
ada. Bayangkan jika memasak air tanpa api, apa manusia bisa meminum air matang?
Dan kebakaran hebat, apa bisa padam tanpa adanya air?.
Air dan api, bukan masalah sama atau bedanya. Tapi bagaimana bisa
saling melengkapi satu sama lain, menunjang kekurangan satu sama lain. Begitu
juga dengan Luhan dan Gyuri, meski sikap serta sifat begitu bertolak belakang,
bukan berarti mereka tak bisa bersama. Bukankah semua perbedaan, pertentangan
dan perdebatan bisa terselesaikan dengan adanya toleransi?. Kadang ada waktunya
menjadi api, kadang pula menjadi air. Kadang harus tegas dengan pendapat
sendiri, namun ada kalanya kita mengalah. Karena hubungan bukan dijamin dengan
seberapa banyaknya persamaan yang dimiliki, tapi seberapa besar pengertian
serta toleransi di dalamnya.
END
Too
much drama eperibodehhā¦.okehā¦finally comeback!!*yeayā¦.teriak pke toak masjid*
hmmm..apa yah??? Pokonya aku senengā¦akhirnya aku udh ada tmpat kuliah!!!! *lha*
#OOT# Trus aku udh punya kuota internet, aku udh balik!!! Kekekekā¦dri kmrn
nahan publish krna nunggu sbmptn dulu.. u know guys!! Aku hampir aja gk buka
site sbm saking takutnya, tpi thanks to my mum yg bilang āema tuh jdi orang
hrus optimisā oke..akhirnya sambil buka laptop dgn nyali setengah ciut aku masuk
ke sitenya, masukin nomor peserta ama tanggal lahir.. nunggu loading yg bikin
jntung mau keluar, narik napas, nelen ludah*sumpah aku selebay ini kmren* trus
tiba-tiba tedeng..dan akhirnya segala resah, gundah, galau semuanya kaya
terbang dan dada aku berasa ringan. Kaya ada yg terbang, itās too much but u
know, I felt it back then. Y udh aku lgsung teriak maksudnya ngasih tau mamaku
yg lgi solat, aku tau ini idiot bgtā¦tpi aku emang tereakā gaje pdhl mamaku
anteng bgt solatnya.. Tpi krna blm sepnuhnya prcaya akhirnya aku liatin lgi,
but itās real! My name written on that site!!!
Wuih..pokonya seneng bgtlahā¦alhamdulillah bgtā¦*sujudsyukur*
Tuh
kan curhatā¦ oke..balik lg ke peristiwa paling bersejarah di bulan iniā¦yaitu aku
comeback!! Sbnrnya mau hiatus apa nggak, rasanya sih sama aja. Aku masih suka
ngecekin gigsent mulai dri statistik smpe nungguin komenā¦ aku aja bingung mksud
dri hiatus yg kemaren tuh apaā¦ aku juga hiatusnya ga ampe sebulan ini!!! tpi y
udhlahā¦ oh ya..di cuap-cuap part 9 aku nulis, aku bingung mau berenti nulis ff apanerusin
passion aku untuk masukin apa aja dlm ff? aku g pernah bnrā mikirn hal ini
sbnrnya.. FYI I canāt concentrate on other problem beside all of things ābout
college. Tpi aku udh mulai paham, klo aku g prlu nyri jawaban buat prtnyaanā
alay itu, knp? krna aku bkl tetep nulis, cause I love it and I can write
everything from my imagination. Lgian klo ada yg gak suka sma apa yg aku tulis,
just leave it! Leave me and all my thingsā¦ aku jga tau kok btasan yg hrus aku
perhatiin setiap kli nulis. Itās not like I break a rule or something..
pokoknya gitu ajaā¦
Sbnrnya
sih aku gpp, aku g ada mslah ama siapapun. Cuma sdikit bermasalah dengan
pemikiran alayku yg kemarin. Smua org bisa khilafā¦ Yah..anggap aja kemarin aku
alaynya dewa bgtā¦ y udh dehā¦. Oh plisā¦aku udh ngomong g jelas bgtā¦sebelum lupaā¦Finally
painfully smile berakhir!!!! Ufttā¦makasih yg udh baca, walau g ada yg komenā¦
aku tau kok readers di gigsent itu pendiem bgtā¦.sumpah ini bercanda.. kekekekā¦udahlahā¦klo
aku cuap-cuap kepanjangan nanti salsa sama kim dhira protes gaje gitu, bilang
aku bawellah..inilah itulahā¦ pdhal gak sepenuhnya salah sihā¦ya udah dehā¦*kli
ini bneran* aku udh capek bgt ini..pdhal masih ada byk bgt hal yg mau aku kasih
tau ke kalian #itās absurd things, really!!# okeā¦semuanya sampai jumpaā¦
See You,
GSB
suka bgt sm FF ini. kata2nya keren, puitis. suka sama yg kyk gini
ReplyDeleteoh ya, btw, cerita ini mirip kyk pengalaman pribadiku.( tp tdk semua). serasa jadi gyuri.
boleh req kan? aku pingin author bikin FF gyuri-luhan lagi. Fighting!
heii..seriusan kmu suka? kirain aku ff ini lebay bgt. sbnrnya sih ff ini terkesan puitis krna tuntutan ceritanya aja.. klo buat request aku gak janji, tpi diusahain hehehe.. btw makasih ya chenlau udh baca^^
Delete