How Hurt : Part 18
( DISCLAIMER: Penggunaan nama tokoh dalam cerita tidak ada hubungannya dengan sosok asli dalam kehidupan sebenarnya.) . . . Aerin hanya diam selama proses periasan. Diminta menutup mata, ia lakukan. Membuka sedikit bibitnya juga dilakukan. Menghadap kanan atau kira juga Aerin laukan tanpa ada satu kata penolakan. Boro-boro menolak, sepanjang pagi itu mulutnya berucap hanya sebatas, iya , tidak , hm , dan terima kasih.